Pasutri Stres Barengan, Ternyata Gangguan Jiwa Bisa 'Menular' ke Pasangan
GH News September 15, 2025 11:09 AM
Jakarta -

Studi terbaru menemukan penyakit jiwa bisa 'menular' antar pasangan suami-istri. Berdasarkan analisis terhadap 6 juta pasangan di Taiwan, Denmark, dan Swedia, peneliti menemukan seseorang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami gangguan jiwa yang sama dengan pasangan.

Gangguan yang dimaksud mencakup skizofrenia, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), depresi, autisme, kecemasan, gangguan bipolar, obsessive-compulsive disorder (OCD), penyalahgunaan zat, dan anoreksia nervosa.

"Kami menemukan bahwa sebagian besar gangguan kejiwaan memiliki korelasi pasangan yang konsisten lintas negara dan lintas generasi, yang menunjukkan pentingnya hal ini dalam dinamika populasi gangguan kejiwaan," tulis peneliti dikutip dari Science Alert, Senin (15/9/2025).

Mereka menyebut ini sebagai fenomena spousal correlation atau korelasi pasangan. Sebelumnya, ditemukan korelasi tertinggi ada pada agama, pandangan politik, tingkat pendidikan, serta kebiasaan penggunaan zat.

Menurut ahli ada tiga faktor yang berperan dari kejadian ini. Ini meliputi manusia cenderung memilih pasangan yang mirip, manusia memilih pasangan di lingkungan atau lingkaran terbatas, hingga pasangan yang hidup bersama dalam waktu lama cenderung semakin mirip.

Ketiga negara sebenarnya memiliki budaya dan sistem kesehatan yang berbeda. Meski ada terdapat perbedaan pada kasus OCD, bipolar, dan anoreksia, hasil penelitian menunjukkan kesamaan statistik di seluruh dataset lainnya.

"Seperti yang ditunjukkan hasil kami, kemiripan pasangan dalam dan antar-pasangan gangguan kejiwaan konsisten di berbagai negara dan bertahan lintas generasi, menunjukkan fenomena universal," tulis peneliti.

Terdapat sejumlah keterbatasan dalam studi ini, misal studi ini tidak membedakan pasangan yang bertemu sebelum atau setelah diagnosis. Meski begitu, pola yang terlihat cukup kuat sehingga tetap bermakna bagi kajian kesehatan mental.

Peneliti juga menambahkan, dua orang tua dengan gangguan jiwa yang sama meningkatkan risiko gangguan itu juga muncul pada anak.

"Mengingat begitu meluasnya korelasi pasangan, penting untuk mempertimbangkan pola pasangan yang tidak acak ketika merancang studi genetika tentang gangguan kejiwaan," tandas peneliti.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.