Vietnam Ramaikan Mobil Listrik Makassar
Sudirman September 16, 2025 11:32 AM

TRIBUN-TIMUR.COM - Persaingan transportasi publik modern dan ramah lingkungan di Kota Makassar makin sengit.

Kehadiran 200 unit Green Smart Mobility (GSM), mobil listrik asal Vietnam, di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan ini membuka babak baru ‘pertarungan’ dalam industri transportasi.

Senin (15/9/2025), Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (41) meresmikan taksi listrik itu di kawasan Center Point of Indonesia (CPI).

Masyarakat pun kini disuguhi berbagai pilihan moda yang tidak hanya praktis, tapi juga lebih ramah lingkungan.

Namun, di balik potensi itu, muncul sejumlah tantangan. Persaingan antaroperator transportasi online semakin ketat, ditambah keterbatasan infrastruktur pendukung seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Tanpa pengaturan baik, persaingan bisa berujung konflik di lapangan serta menimbulkan masalah baru, termasuk kemacetan.

Andi Sudi menyambut positif kehadiran taksi listrik ini. Ia meminta agar Green SM memprioritaskan tenaga kerja lokal serta memastikan standar ketenagakerjaan terpenuhi.

“Itu wajib karena menjadi standar dalam ketenagakerjaan. Termasuk mesti ada asuransi kecelakaan,” tegasnya.

Sebagai bagian dari perayaan peluncuran di Makassar, Green SM menghadirkan promo khusus. Pada 15-17 September 2025, pengguna bisa menikmati diskon 100 persen hingga Rp50 ribu untuk perjalanan pertama.

Dilanjutkan pada 18-28 September 2025, tersedia diskon 20 persen untuk perjalanan di dalam kota.

Dengan hadirnya Green SM, kata Andi Sudi, Makassar tidak hanya memperoleh moda transportasi modern dan bersih, tapi selangkah lebih dekat mewujudkan ambisi sebagai kota rendah karbon.

Managing Director Green SM Indonesia, Deny Tjia, menyatakan, Makassar kota kedua setelah Jakarta mengadopsi layanan Green SM.

Sebelumnya, layanan taksi listrik ini resmi diluncurkan di Jakarta pada Desember 2024.

“Visi Makassar menjadi kota rendah karbon sangat berani dan inspiratif. Green SM bangga menjadi bagian dari perjalanan ini, baik sebagai penyedia transportasi sekaligus mitra yang bekerja sama dengan kota, pemerintah, dan masyarakatnya,” ujar Deny.

Ia menegaskan, layanan Green SM dirancang modern, aman, nyaman, terjangkau, dan ramah lingkungan.

Kehadirannya bukan hanya sejalan dengan visi Makassar menuju Low Carbon City, tapi membuka peluang kerja baru bagi masyarakat lokal.

Komitmen itu terangkum dalam konsep ‘5 Good Promises’: Good Cars dengan kendaraan modern dan aman, Good Drivers dengan pengemudi profesional, Good Price dengan harga terjangkau, Good Experience dengan perjalanan nyaman, serta Good for the Environment dengan armada bebas emisi.

Ancaman Kemacetan

Pengamat Transportasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Nur Syam, menilai layanan taksi listrik memiliki tarif lebih tinggi dibandingkan transportasi umum lainnya.

Disebabkan biaya pengadaan kendaraan listrik yang jauh lebih mahal karena menggunakan baterai.

Meski demikian, ia menegaskan kehadiran taksi listrik selaras dengan visi menuju kota zero karbon.

“Masalahnya tinggal seberapa besar tarifnya, apakah disamakan atau berbeda. Itu perlu kajian lebih lanjut,” ujarnya, Senin (15/9).

Menurut Nur Syam, penetapan tarif menjadi hal penting agar taksi listrik dapat bersaing sehat.

Penentuan besaran tarif angkutan ini menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Sulsel, mengingat layanan berbasis aplikasi memiliki karakteristik berbeda dari angkutan umum biasa.

“Tarif kendaraan listrik tak bisa disamakan, sebab nilai investasinya tiga kali lipat dari kendaraan konvensional,” jelasnya.

Ia juga menekankan perlunya persiapan infrastruktur pendukung, mengingat angkutan umum selalu bergerak dinamis.

Kekhawatiran muncul jika kehadiran GSM justru menambah kemacetan di Makassar. Menurutnya, hal itu bisa dihindari jika kendaraan berbasis listrik hadir sebagai program peremajaan armada, bukan menambah jumlah kendaraan baru.

Ia mendorong adanya pembatasan jumlah kendaraan aplikasi berbasis listrik sesuai kebutuhan masyarakat. Selain itu, perlu integrasi dan pembagian zona operasional agar distribusi kendaraan merata.

“Kalau overload di satu kawasan, persaingan antaroperator makin tinggi, dan pada akhirnya bisa menimbulkan konflik,” katanya.(kas/rud)

GSM Pertama di Luar Pulau Jawa

PENGAMAT Ekonomi Universitas Bosowa (Unibos), Lukman, menilai kendaraan listrik jawaban atas tantangan krisis lingkungan dan sekaligus memberi keuntungan bagi pengguna.
“Pengguna kendaraan listrik dapat menghemat biaya operasional cukup signifikan,” kata Lukman, Senin (15/9).

Perkembangan kendaraan listrik juga mendapat dukungan pemerintah melalui insentif pajak. Saat ini, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen ditanggung pemerintah sehingga masyarakat hanya perlu membayar 2 persen dari harga jual.

Meski infrastruktur di Makassar masih terbatas, sejumlah pihak mulai berinvestasi membangun SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dan memperluas layanan taksi listrik. 

Namun, Lukman mengingatkan masih ada tantangan perlu diselesaikan, antara lain harga kendaraan listrik relatif tinggi, keterbatasan jumlah SPKLU, serta rendahnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat kendaraan listrik.

Senada dengan itu, Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar, Sutardjo Tui, menilai kendaraan listrik sangat berpotensial dikembangkan sebagai bisnis transportasi, khususnya layanan taksi online.

Kendaraan listrik mampu bersaing dengan moda transportasi lain, baik taksi konvensional maupun taksi online berbahan bakar fosil.

“Dari sisi konsumen, mereka tentu menginginkan tarif yang lebih terjangkau dengan layanan prima serta keamanan yang terjamin,” ujar Sutardjo.

Ia menambahkan, hadirnya taksi listrik di Makassar tidak hanya menjadi solusi ramah lingkungan, tapi juga berpotensi membuka lapangan kerja baru.

Kehadiran moda tersebut diharapkan sekaligus membantu mengurangi tingkat kemacetan di kota.

Green SM, penyedia layanan taksi listrik premium asal Vietnam, resmi meluncurkan armadanya di Makassar setelah sebelumnya sukses beroperasi di Jakarta.

Kota ini menjadi pertama di luar Pulau Jawa yang menikmati layanan taksi listrik bebas emisi dengan standar bintang lima.

Managing Director Green SM Indonesia, Deny Tjia, menyebut ekspansi ke Makassar sejalan dengan misinya memperluas akses mobilitas ramah lingkungan yang aman, nyaman, dan terjangkau di Indonesia.

Pemilihan Makassar dianggap tepat karena posisinya sebagai simpul perdagangan, ekonomi, dan logistik di kawasan timur Indonesia.

Selain itu, program Low Carbon City Pemerintah Makassar dinilai sejalan dengan visi Green SM.

“Makassar sebagai kota pesisir yang dinamis memiliki semangat modernisasi yang sesuai dengan misi Green SM. Kami percaya masyarakat Makassar siap mengadopsi transportasi modern dan berkelanjutan,” ujar Deny.

Green SM menghadirkan armada mobil listrik modern berperforma tinggi, pemesanan mudah lewat aplikasi, tarif transparan, serta pengemudi profesional. Layanan ini juga membawa konsep “5 Goods”: Good Car, Good Driver, Good Price, Good Experience, dan Good for Environment.

Kehadiran Green SM diharapkan memberi dampak positif, mulai dari menekan emisi karbon, menjaga kualitas udara, hingga membuka lapangan kerja baru.

“Green SM tidak hanya menawarkan transportasi modern, tetapi juga membantu membentuk sistem mobilitas berkelanjutan untuk masa depan Makassar,” jelas Deny.

 

 

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.