Masa Kecil Erick Thohir Terungkap, Ternyata Pernah Jualan Biji Karet, Punya Jiwa Dagang Sejak Masih Bocil
Fidiah Nuzul Aini September 19, 2025 10:34 PM

Grid.ID - Masa kecil Erick Thohir kini menjadi sorotan. Sang menteri ternyata pernah jualan biji karet dan sudah punya jiwa dagang sejak masih bocil.

Sosok Erick Thohir kini tengah menjadi perbincangan publik. Bagaimana tidak, sosoknya baru saja menjabat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Usai menjabat menjadi Menpora, masa kecil Erick Thohir terungkap. Sang menteri ternyata pernah jualan biji karet dan sudah punya jiwa dagang sejak masih bocil.

Erick Thohir membagikan kisah perjalanan hidupnya sejak masa kecil hingga akhirnya dipercaya memimpin perusahaan-perusahaan pelat merah. Cerita hidup tersebut tertuang dalam buku biografinya yang berjudul ‘(Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir’ yang diluncurkan pada Kamis (10/11/2022).

Sekitar 43 tahun lalu, pria yang pernah menjabat Presiden Inter Milan itu kerap bermain biji karet bersama teman-temannya. Dengan kaus sederhana, celana pendek, dan sandal jepit, Erick duduk jongkok menatap serius biji karet yang ada di tanah.

Fokusnya tertuju pada biji milik lawan. Ia lalu menempatkan biji karetnya di atas lawan, kemudian menghantamnya dengan telapak tangan.

Benturan itu membuat biji karet lawan hancur, sekaligus menjadi kemenangan bagi Erick. Sejak kecil, ia dikenal memiliki sifat kompetitif. Kekalahan bukanlah alasan untuk menyerah, melainkan pemicu untuk bangkit dan mencoba kembali.

"Waktu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah kemenangan. Belum berhasil bukan berarti kalah. Hanya belum waktunya saja. Sebaliknya, kekalahan adalah saat kita mudah menyerah, merasa tidak memiliki lagi waktu, lantas berhenti berusaha," ujar Erick Thohir pada Januari 2022, dikutip dari Tribunnews.

Dari permainan sederhana itu, Erick mulai berangan. Bersama teman-temannya, ia ingin bisa bermain biji karet selama seminggu penuh. Mereka pun patungan membeli biji karet dalam jumlah besar, bahkan rela memecahkan celengan.

Namun, ratusan biji itu akhirnya membuat mereka kewalahan. Erick kemudian berpikir untuk menjual sebagian biji karet tersebut. Di depan SD dekat Pasar Tebet, Erick dan kawan-kawannya membuka lapak kecil.

Ternyata dagangan mereka laku keras. Berbekal hasil penjualan itu, Erick berhasil mengembalikan tabungannya, bahkan memperoleh keuntungan.

“Niatnya untuk main seminggu full," kata Erick mengenang masa kecilnya.

Pengalaman itulah yang membuatnya sadar punya bakat dagang. Erick mengaku kesuksesannya tak lepas dari wejangan sang ayah, Muhammad Thohir.

Ayahnya selalu menekankan pentingnya menjadi orang yang berkecukupan agar bisa membantu orang lain. Selain itu, ia juga menanamkan pandangan bahwa uang sebaiknya terus diputar, bukan disimpan tanpa manfaat.

Filosofi itu secara tidak langsung sudah dipraktikkan Erick sejak kecil ketika ia rela membongkar tabungan untuk investasi kecil-kecilan lewat biji karet. Seiring bertambah usia, investasinya berkembang pesat.

Dari bisnis media, klub olahraga, hingga menjadi orang Indonesia pertama yang membeli klub besar dunia, Inter Milan. Prinsip yang sama kemudian ia terapkan saat memimpin BUMN: keuntungan tidak boleh hanya mengendap, melainkan harus diputar demi kepentingan masyarakat.

“Itulah kenapa kami di BUMN punya filosofi, yakni selain memberikan kontribusi besar terhadap program pemerintah, BUMN harus memiliki program sendiri yang dekat dengan masyarakat. BUMN terus memutar investasinya untuk kepentingan rakyat, seperti kredit untuk UMKM. Jadi keuntungan BUMN tak boleh mengendap,” ujar Erick.

Kisah biji karet menunjukkan bahwa impian sekecil apa pun bisa menjadi titik awal kesuksesan. Dari permainan itu, terbentuk pribadi Erick yang kompetitif, pantang menyerah, dan kreatif.

"Mimpi bisa berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu, tapi semangat untuk mewujudkannya tetap sama," ujarnya.

Mulai dari jualan biji karet, terjun ke dunia olahraga, hingga menjadi pejabat negara, semangat yang ia pegang tetap sama: selalu ingin memberikan yang terbaik.

"Prinsip saya adalah selalu ingin jadi yang terbaik," tutur Erick.

Terbaru, Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Rabu (17/9/2025). Erick ditunjuk menggantikan Dito Ariotedjo yang diberhentikan pada Senin (8/9/2025), sehingga kursi Menpora sempat kosong selama sekitar satu minggu.

Pelantikan tersebut berlandaskan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 96P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri serta Wakil Menteri Negara Kabinet 2024–2029, yang dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara, Nanik Purwanti.

Dalam prosesi pengambilan sumpah, Erick mengucapkan janji setia untuk memegang teguh Undang-Undang Dasar 1945 serta menjalankan peraturan perundang-undangan dengan penuh tanggung jawab demi pengabdian kepada bangsa dan negara.

"Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara," kata Erick di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, dikutip dari Kompas.com.

"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab," imbuh dia.

Usai pengucapan sumpah, para pejabat yang baru dilantik menandatangani berita acara secara bergantian. Acara kemudian ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan ucapan selamat dari Presiden Prabowo serta para menteri Kabinet Merah Putih.

Sebelumnya, Erick telah menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 2019. Selain itu, ia dikenal memiliki rekam jejak panjang di dunia olahraga, termasuk sebagai Ketua Umum PSSI.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga melantik Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, bersama dengan sejumlah pejabat baru lainnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.