Dedi Mulyadi Sindir Pejabat yang Demen Flexing Kekayaan, Sang Gubernur Ungkap Dampaknya untuk Masyarakat
Widy Hastuti Chasanah September 21, 2025 07:34 PM

Grid.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sindir pejabat yang demen pamer kekayaan alias flexing. Dedi Mulyadi menyebut tindakan itu bisa memicu masalah serius di masyarakat.

Seperti diketahui, pada akhir Agustus lalu, masyarakat Indonesia sempat melakukan aksi demonstrasi besar-besaran. Masyarakat mengkritik kinerja pejabat yang dinilai kurang berpihak pada rakyat.

Tak hanya itu, publik juga mengkritik gaya hidup mewah pejabat di tengah situasi ekonomi sulit saat ini. Terkait hal itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ikut menyuarakan keresahannya.

Ya, Dedi Mulyadi sindir pejabat yang demen flexing kekayaan di hadapan publik. Menurutnya, hal itu sangat berdampak buruk bagi masyarakat.

Hal itu disampaikan Dedi Mulyadi saat memberi pidato dalam acara Peluncuran Program Penguatan Ekosistem Perumahan "Imah Merendah, Hirup Tumaninah". Acara itu digelar di Gedung Sabuga ITB, Jalan Tamansari, Bandung, Kamis (18/9/2025).

Melansir Kompas.com, Dedi awalnya mengingkatkan masyarakat agar mementingkan kebutuhan primer daripada sekunder. Ia juga meminta masyarakat agar tidak terbawa arus konsumerisme.

"Jadi, jangan dulu kredit baju kalau belum punya rumah, jangan dulu kredit mobil kalau belum punya rumah, jangan dulu kredit motor kalau belum punya rumah,” ujar Dedi.

“Saya selalu mengatakan, kalau ingin membangun kemakmuran rakyat itu, jangan dulu ngomong pendekatan peningkatan pendapatan rakyat. Yang harus dilakukan negara itu adalah ngomong bagaimana rakyat keluar duitnya sedikit,” ucapnya.

“Karena ibu-ibu kita dulu berhasil memilih rumah tangga dengan sedikit pengeluaran. Kalau sekarang tidak punya kuota, tidak tenang, tidak bisa jalan-jalan, orang tidak tenang. Ini problem,” kata Dedi.

Dedi menilai ada kecenderungan kelas menengah untuk meniru gaya hidup kelompok di atasnya, sehingga mereka sering terjebak dalam perilaku konsumtif.


Lebih lanjut, Dedi mengingatkan pada pejabat agar tidak memamerkan kekayaan meski menggunakan uang pribadi. Menurut Gubernur Jawa Barat tersebut, hal itu berdampak kurang baik bagi masyarakat.

"Untuk ini, makanya tidak boleh para pejabat memperlihatkan, mem-posting sesuatu yang tidak terjangkau oleh rakyatnya."

"Misalnya cerita, hari ini saya lagi belanja di Singapura. Walaupun pejabat beli pakai uang sendiri, itu menimbulkan obsesi."

"Itu menimbulkan obsesi, membuat mereka ingin seperti apa yang dipamerkan pejabat hingga mengikuti gaya hidup," ujar Dedi Mulyadi sindir pejabat yang demen flexing kekayaan.

Selain Dedi Mulyadi, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Almuzzammil Yusuf juga menyindir gaya hidup mewah dan perilaku korup sebagian pejabat. Melansir Tribunnews.com, Hal ini disampaikannya dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di lapangan parkir timur Kantor DPTP PKS, Jakarta, Minggu (14/9/2025).

“Di tengah meningkatnya ketidakpercayaan rakyat akibat gaya hidup mewah, praktik korupsi, penyalahgunaan fasilitas negara, serta perilaku arogan dari sebagian pejabat, keteladanan Nabi Muhammad SAW menjadi cermin moral dan etis yang sangat penting untuk diteladani."

"Baik bagi pejabat di legislatif maupun eksekutif," kata Almuzzammil.

"Terlebih, pesan ini saya sampaikan khusus bagi para pejabat publik PKS,” ujarnya menambahkan.

Almuzzammil juga menyoroti keteladanan Nabi dalam membangun sistem ekonomi yang adil. Seperti Rasulullah mendirikan Baitul Mal untuk memastikan distribusi kekayaan yang merata, melarang praktik riba, penimbunan, kecurangan timbangan, serta monopoli pasar dll.

“Semoga melalui peringatan Maulid ini, kita mendapatkan energi dan semangat untuk terus berkontribusi, meneladani Rasulullah SAW untuk memajukan Indonesia," ucap Almuzzammil.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.