SURYA.co.id, KEDIRI - Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri melaksanakan kegiatan Rapid Convenience Assessment (RCA) atau Survei Cepat Komunitas di wilayah kerja Puskesmas Kandangan Senin (22/9/2025).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Kediri, dr Bambang Triyono, menyebut kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui cakupan imunisasi dan memastikan anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi segera ditindaklanjuti.
Bambang menjelaskan bahwa RCA merupakan metode penilaian cepat yang digunakan untuk memetakan sasaran imunisasi di masyarakat.
"Dengan RCA ini kita bisa tahu wilayah mana saja yang cakupan imunisasinya belum optimal. Fokus kita hari ini adalah di dua desa dalam wilayah kerja Puskesmas Kandangan, yaitu Desa Kelampisan dan Desa Karangtengah," kata Bambang.
Pemilihan dua desa tersebut bukan tanpa alasan.
Menurut Bambang, data dari Puskesmas Kandangan dan Dinas Kesehatan capaian imunisasi di Kelampisan dan Karangtengah tergolong masih rendah.
Salah satu indikator utamanya adalah jumlah anak seherudus yaitu anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap hingga usia satu tahun.
"Berdasarkan hasil pendataan, capaian imunisasi di wilayah Puskesmas Kandangan belum maksimal," imbuhnya.
Lebih lanjut, Bambang mengungkapkan beberapa faktor penyebab rendahnya capaian imunisasi, di antaranya adalah faktor keyakinan masyarakat, trauma pasca-imunisasi sebelumnya, serta kurangnya informasi yang diterima oleh orang tua.
"Ada orang tua yang menolak imunisasi karena alasan keyakinan. Kami butuh dukungan dari lintas sektor seperti Kemenag untuk menjembatani ini. Selain itu, ada juga orang tua yang trauma karena anaknya sempat demam setelah imunisasi sebelumnya," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa efek demam justru merupakan tanda positif bahwa imunisasi sedang bekerja membentuk kekebalan tubuh anak.
Karena itu, edukasi terus digencarkan agar kesadaran masyarakat meningkat.
Tak hanya berhenti pada pendataan, Dinas Kesehatan bersama Puskesmas Kandangan juga merencanakan tindak lanjut.
Rencananya, seluruh temuan RCA akan dibahas dalam diskusi internal bersama kepala puskesmas, kader desa, dan tenaga kesehatan setempat.
"Kita akan evaluasi apakah benar temuan hari ini itu sulit dijangkau atau orang tuanya menolak. Kita juga akan rumuskan strategi apakah melalui imunisasi kejar atau pendekatan sosial," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Karangtengah, Sukarmanto Wijaya menyatakan dukungannya terhadap kegiatan RCA ini.
Ia mengatakan bahwa pihak desa rutin menyosialisasikan pentingnya imunisasi melalui kegiatan posyandu.
"Di Desa Karangtengah ada 9 posyandu yang tersebar. Kami rutin memberikan edukasi ke ibu-ibu agar membawa anaknya imunisasi. Tapi kami sadari bahwa partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan," ucapnya.
Menurut Sukarmanto, balita di desanya cukup banyak dan tersebar di 8 dusun.
Karena itu, distribusi informasi dan pelayanan menjadi perhatian khusus saat ini.
"Pemerintah desa akan terus bersinergi dengan Dinas Kesehatan dan puskesmas untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya dalam pelayanan imunisasi," tegasnya.
Selain wilayah Kandangan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri juga memetakan lima wilayah lain dengan jumlah anak seherudus yang tinggi, di antaranya adalah Puskesmas Blabak Kandat, Ngadiluwih, dan Purwoasri.
"Total ada enam puskesmas yang menjadi prioritas RCA. Kami ingin memastikan tidak ada anak yang terlewat imunisasinya karena ini bagian dari investasi kesehatan jangka panjang," tutup Bambang.
Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat, khususnya para orang tua, untuk aktif membawa anaknya ke posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi.
Imunisasi bukan hanya perlindungan individu, tetapi juga benteng pertahanan bagi komunitas dari wabah penyakit yang dapat dicegah.
"Kita memberikan informasi dan edukasi, sehingga ibu-ibu yang punya anak balita, punya tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah desa saja, tapi sebagai orang tua ikut dan wajib dalam imunisasi tersebut," tandasnya.