Grid.ID - Purbaya Yudhi Sadewa mendadak curhat soal penghasilannya. Ia menyebut gajinya turun usai menjabat sebagai Menteri Keuangan sampai singgung soal gengsi.
Sosok Purbaya Yudhi Sadewa kini semakin menjadi sorotan usai menjabat sebagai Menteri Keuangan. Kali ini, ia mendadak curhat soal penghasilannya.
Terbaru, curhatan Purbaya Yudhi Sadewa soal penghasilannya turun usai menjabat jadi Menteri Keuangan jadi sorotan. Ia menyinggung soal gengsi.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyadari bahwa gaji yang ia terima kini lebih kecil dibanding saat masih bertugas di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS sendiri merupakan lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk menjamin simpanan nasabah di bank sekaligus menjaga stabilitas sektor perbankan.
Purbaya mengaku cukup menikmati masa kerjanya di LPS. Pasalnya, selama lima tahun menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner, hampir tidak ada pekerjaan berat karena tidak ada bank besar yang bermasalah.
"LPS juga lembaga penting, tapi duduknya di belakang. Kalau bank-bank jatuh, baru kita bekerja keras. Tapi, di sana gaji gede."
"Saya menikmati betul kerja di LPS. Lima tahun gaji gede, enggak ada bank gede yang bangkrut, jadi nganggur," ungkap Purbaya dilansir dari Tribunnews.
Ia kemudian baru mengetahui bahwa gaji Menteri Keuangan yang kini dijabatnya ternyata lebih kecil, meskipun status jabatannya lebih tinggi.
"Jadi waktu dilantik di Menteri Keuangan, saya tanya ke Sekjen, 'Eh gaji di sini berapa?'. (Dijawab), 'Sekian', waduh turun (gajinya)."
Jadi gengsinya lebih tinggi, tapi sepertinya gajinya lebih kecil,"katanya
Meski begitu, Purbaya tetap merasa bersyukur karena dipercaya Presiden Prabowo Subianto untuk menempati posisi Menteri Keuangan. Ia menilai jabatan tersebut memberinya kesempatan lebih besar untuk memberikan kontribusi bagi negara.
"Saya bersyukur ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, mungkin di posisi ini saya bisa memberi kontribusi lebih banyak dibandingkan di LPS,"katanya.
Profil Purbaya Yudhi Sadewa
Melansir dari Kompas.com, Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor pada 7 Juli 1964. Ia menamatkan pendidikan sarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan gelar Teknik Elektro.
Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Amerika Serikat dan berhasil meraih gelar MSc dan Ph.D di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University. Karier profesionalnya cukup beragam. Purbaya sempat bekerja di sektor energi sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994), sebelum beralih ke dunia riset ekonomi.
Ia kemudian bergabung dengan Danareksa Research Institute sebagai Senior Economist (2000–2005). Jabatannya terus berkembang, mulai dari Chief Economist Danareksa Research Institute (2005–2013), Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006–2008), hingga anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) pada 2013–2015.
Kiprah di pemerintahan
Karier Purbaya di pemerintahan dimulai pada periode 2010–2014 ketika ia menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi Kemenko Perekonomian, sekaligus anggota Komite Ekonomi Nasional. Pada 2015, ia dipercaya sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden, dan sempat menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi Kemenko Polhukam (2015–2016).
Purbaya juga berkiprah di Kemenko Kemaritiman sebagai Wakil Ketua Satgas Debottlenecking (Pokja IV) serta Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi (2018–2020). Pada 3 September 2020, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 58/M, ia resmi dilantik menjadi Ketua Dewan Komisioner LPS.
Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai komisaris di holding BUMN pertambangan PT Inalum (Persero). Dengan pengalaman panjang di dunia akademik, riset ekonomi, BUMN, hingga pemerintahan, Purbaya Yudhi Sadewa kini mengemban amanah besar sebagai Menteri Keuangan di kabinet Presiden Prabowo Subianto.
Kehadiran Purbaya diharapkan mampu membawa stabilitas fiskal dan kebijakan ekonomi Indonesia ke arah yang lebih adaptif terhadap tantangan global maupun domestik, setelah estafet panjang kepemimpinan Sri Mulyani Indrawati.