Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kecepatan dan profesionalisme tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim dalam mengidentifikasi korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo.

"Betapa kecepatan tim antemortem untuk bisa memberikan bantuan pada proses identifikasi. Kira-kira begitu, kawan-kawan. Sampai kemudian ada swab untuk DNA. Jadi ini kerja tim dari DVI baik antemortem maupun postmortem luar biasa cepatnya bahkan proaktif," kata Khofifah di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Senin malam.

Ia menjelaskan tim DVI bekerja penuh sejak Posko Post Mortem dipindahkan dari rumah sakit di Sidoarjo ke RS Bhayangkara Surabaya karena kelengkapan tim dan luas area yang memudahkan koordinasi lintas rumah sakit.

"Betapa bahwa tim ini komplit profesional dan bekerja 24 jam. Hari ini kita bersyukur ada tujuh korban yang sudah teridentifikasi. Kemarin ada dua dan dua hari lalu ada tiga ya dokter. Jadi ada 12 yang sudah bisa diidentifikasi tim DVI," ujarnya.

Khofifah menambahkan proses identifikasi juga melibatkan tim pakar, termasuk tim forensik Universitas Airlangga serta dokter gigi untuk memastikan kecocokan identitas korban.

"Mereka kerja 24 jam dan proses yang dilakukan dengan melibatkan tim pakar. Jadi ada tim forensik dari Airlangga juga dilibatkan di dalam proses melakukan rekonsiliasi dari proses identifikasi korban ini," katanya.

Gubernur berpesan kepada keluarga korban agar tetap tabah dan bersabar menunggu hasil identifikasi.

"Pesan sabar saja buat keluarga yang masih menunggu. Tentu kita semua mendoakan yang sudah teridentifikasi dipanggil ke haribaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mereka bahagia di sisi Allah. Mudah-mudahan semua dipanggil dalam keadaan mati syahid karena mereka sedang mencari ilmu dan mereka sedang menjalankan ibadah salat," ujar Khofifah.

Ia juga menekankan bahwa tim DVI Polda Jatim terus memaksimalkan upaya identifikasi dengan dukungan tim forensik dari berbagai rumah sakit di Jawa Timur.