Jepang Ketar-ketir Dihantui Wabah Flu, Lebih dari 4 Ribu Dirawat-RS Sampai Kewalahan
GH News October 14, 2025 08:10 PM
Jakarta -

Jepang tengah menghadapi krisis kesehatan yang mengkhawatirkan setelah kasus influenza melonjak jauh lebih cepat dari perkiraan. Pemerintah secara resmi telah menyatakan epidemi flu nasional, menyusul peningkatan tajam kasus rawat inap dan penutupan sekolah yang menekan sistem kesehatan masyarakat.

Menurut laporan media Jepang, Kementerian Kesehatan Jepang mengonfirmasi bahwa rata-rata nasional telah melampaui ambang batas epidemi, yakni 1,04 pasien per fasilitas medis, angka yang belum pernah tercatat sedini ini dalam satu musim. Para ahli memperingatkan bahwa virus flu mungkin berkembang lebih cepat, menimbulkan tantangan baru bagi otoritas kesehatan.

Biasanya musim flu di Jepang memuncak pada akhir November atau Desember, namun tahun ini wabah muncul sekitar lima minggu lebih awal. Laporan menyebutkan rumah sakit kini penuh dan banyak sekolah di berbagai prefektur terpaksa ditutup untuk menekan penularan.

Hingga 3 Oktober, lebih dari 4.000 orang telah dirawat di rumah sakit, meningkat empat kali lipat dibanding minggu sebelumnya. Setidaknya 135 sekolah dan pusat penitipan anak ditutup sementara, terutama di Tokyo, Okinawa, dan Kagoshima.

Salah satu kasus terjadi di Prefektur Yamagata, 22 dari 36 siswa di sebuah sekolah dasar mengalami gejala flu, sehingga sekolah harus ditutup sementara, mencerminkan cepatnya penyebaran infeksi di kalangan anak-anak.

Pakar kesehatan menduga lonjakan cepat ini menandakan pergeseran perilaku virus flu.

"Musim flu tahun ini datang jauh lebih awal, dan dalam kondisi global yang terus berubah, pola seperti ini bisa menjadi hal yang umum di masa depan," kata Profesor Yoko Tsukamoto dari Health Sciences University of Hokkaido.

Ia menambahkan, mobilitas penduduk dan perjalanan internasional dapat mempercepat kemampuan virus beradaptasi.

"Masyarakat perlu mengambil langkah pencegahan sederhana seperti vaksinasi, mencuci tangan, dan menghindari penularan," ujarnya.

Menurutnya, pola ini juga terlihat di berbagai negara lain, yang menunjukkan bahwa beberapa strain influenza mungkin telah berevolusi menjadi lebih mudah menular atau lebih tahan terhadap pengobatan standar.

Rumah Sakit Kewalahan

Lonjakan pasien membuat rumah sakit di Jepang kembali menghadapi antrean panjang dan kekurangan tenaga medis, mengingatkan pada situasi pandemi COVID. Otoritas kesehatan meminta masyarakat tidak datang ke rumah sakit tanpa gejala berat dan segera mencari nasihat medis jika muncul tanda-tanda flu.

Pemerintah juga mendorong vaksinasi dini, khususnya bagi lansia, anak-anak, serta individu dengan penyakit kronis.

"Bagi sebagian besar orang sehat, flu mungkin hanya terasa tidak nyaman, tetapi bagi kelompok rentan, vaksinasi dini sangat penting." imbuh Profesor Yoko Tsukamoto.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.