Kronologi Tewasnya Anak Guru Besar ITB dalam Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu
Mia Della Vita October 16, 2025 09:34 AM

Grid.ID- Kabar duka datang dari dunia akademik Indonesia. Seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad), Muhammad Isthofain Mutaaliy (19), yang juga merupakan anak dari Guru Besar ITB Prof Daryono, tewas dalam kecelakaan maut di Tol Cisumdawu. Beginilah kronologi tewasnya anakGuru Besar ITB Prof Daryono.

Peristiwa tragis itu terjadi pada Senin (13/10/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Itu hanya beberapa jam setelah Isthofain tiba di Indonesia dari China.

Kabar ini mengguncang civitas akademika karena sosok almarhum dikenal cerdas dan sopan. Ucapan duka cita mengalir dari berbagai kampus, termasuk ITB, Unpad, Universitas Syiah Kuala, dan Universitas Muhammadiyah Malang. Berikut kronologi tewasnya anak Guru Besar ITB dalam kecelakaan tunggal tersebut.

Kronologi Tewasnya Anak Guru Besar ITB di Tol Cisumdawu

Mengutip Tribunnews.com, Rabu (15/10/2025), kecelakaan maut yang menewaskan Muhammad Isthofain Mutaaliy terjadi di Tol Cisumdawu pada Senin (13/10/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Korban diketahui mengendarai mobil Toyota Raize berpelat nomor D 1027 UBK dari arah Sumedang menuju Bandung.

Saat melaju dengan kecepatan tinggi, mobil diduga gagal dikendalikan hingga menabrak pembatas jalan. Kerasnya benturan membuat kendaraan tersebut ringsek parah dan terbelah menjadi dua bagian.

Mobil yang dikendarai Isthofain kemudian terbakar hebat. Korban pun ditemukan tewas di tempat kejadian perkara (TKP).

Pengemudi dan mobil terlempar puluhan meter ke lahan kosong di pinggir jalan tol. Posisi korban berada di sebelah kanan kendaraan dengan jarak sekitar 2,5 meter.

Polisi yang datang ke lokasi langsung menghubungi keluarga korban di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Keluarga pun histeris saat menerima kabar duka itu.

Sebelum Kecelakaan

Tragedi ini terjadi hanya beberapa jam setelah Muhammad Isthofain tiba di Indonesia dari China. Berdasarkan keterangan, ia mendarat sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Meski baru tiba, Isthofain tetap bersikeras berangkat kuliah ke Jatinangor pada pukul 06.00 WIB.

Ibunya sempat melarang karena khawatir dengan kondisi fisiknya yang kelelahan setelah perjalanan panjang. Namun, Isthofain tetap berangkat karena merasa harus hadir di kampus.

Setelah mengikuti kegiatan perkuliahan, sekitar pukul 11.30 WIB, Isthofain memutuskan untuk pulang ke Bandung. Dalam perjalanan itulah, kecelakaan maut di Tol Cisumdawu terjadi dan merenggut nyawanya.

Ibu Sempat Khawatir

Asisten rumah tangga (ART) keluarga korban, Lina, membenarkan bahwa rumah duka yang berada di kawasan Lembang adalah kediaman Isthofain. Ia mengungkapkan bahwa orang tua korban langsung berangkat ke Sumedang setelah mendapat kabar kecelakaan. Lina mengatakan, almarhum dikenal sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara yang sopan, rajin, dan dekat dengannya meskipun ia baru bekerja selama setahun.

Menurut Lina, Ibunda Isthofain sempat merasa khawatir sebelum anaknya berangkat kuliah. Sang ibu sempat menasihati agar Isthofain beristirahat terlebih dahulu.

Namun, korban menjawab bahwa dirinya harus ke kampus karena ada perkuliahan."Ibu (majikan) sempat bilang ke Isthofain, kamu enggak capek, lalu dijawab enggak bu Isthofain harus ke kampus karena ada perkuliahan," ujarnya menirukan.

Sosok Guru Besar ITB Prof Daryono

Ayah korban, Prof Daryono, dikenal luas di dunia pendidikan tinggi Indonesia. Ia merupakan Guru Besar Sekolah Farmasi ITB dengan keahlian di bidang Farmakokimia, Molekular, dan Radiofarmasi.

Dikutip Tribunnewsmaker, Prof Daryono merupakan lulusan ITB tahun 1990. Kemudian Prof Daryono melanjutkan pendidikan magister dan doktor di Keio University, Tokyo, Jepang, masing-masing pada tahun 1998 dan 2001.

Sebagai akademisi, ia telah menerbitkan ratusan jurnal ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain aktif di ITB, Prof Daryono juga sering mengajar di berbagai universitas lain di Indonesia. Reputasinya yang tinggi di dunia akademik membuat kabar kematian putranya menjadi duka mendalam bagi banyak pihak.

Kabar meninggalnya Muhammad Isthofain Mutaaliy mendapat perhatian luas dari kalangan pendidikan. Ucapan belasungkawa datang dari berbagai universitas, di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Syiah Kuala, dan Universitas Muhammadiyah Malang.

Muhammad dikenal sebagai mahasiswa berprestasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad, jurusan Manajemen angkatan 2024. Rekan-rekan dan dosen mengenangnya sebagai sosok rendah hati dan rajin belajar. Tragedi ini menjadi kehilangan besar bagi keluarga, teman, serta dunia pendidikan yang sempat ia banggakan.

Kecelakaan di Tol Cisumdawu yang merenggut nyawa Muhammad Isthofain Mutaaliy meninggalkan duka mendalam. Demikianlah kronologi tewasnya anak Guru Besar ITB, Prof Daryono.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.