IOC memiliki posisi yang jelas bahwa semua atlet berhak berkompetisi tanpa diskriminasi, sesuai dengan prinsip non-diskriminasi, otonomi, dan netralitas politik yang menjadi landasan Gerakan Olimpiade

Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyampaikan keprihatinan atas keputusan pemerintah Indonesia yang menolak memberikan visa kepada tim senam Israel untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025.

Dalam pernyataannya, IOC menegaskan bahwa seluruh atlet, tim, dan ofisial yang memenuhi syarat harus dapat berpartisipasi dalam kompetisi internasional tanpa diskriminasi dari negara tuan rumah, sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yang diatur dalam Piagam Olimpiade.

“IOC memiliki posisi yang jelas bahwa semua atlet berhak berkompetisi tanpa diskriminasi, sesuai dengan prinsip non-diskriminasi, otonomi, dan netralitas politik yang menjadi landasan Gerakan Olimpiade,” demikian pernyataan resmi yang dikutip dari laman IOC, Sabtu.

Tim Israel diketahui tidak mendapatkan visa untuk memasuki Indonesia untuk tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra pada 9 Oktober. Dalam kesempatan itu, Yusril menyatakan bahwa sikap pemerintah Indonesia sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

Kasus itu sempat dibawa oleh tim Israel ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS). Namun pada 15 Oktober, CAS menolak permohonan langkah sementara yang diajukan Federasi Senam Israel (IGF).

IOC menyebut telah melakukan komunikasi intensif dengan Federasi Gymnastik Internasional (FGI), anggota IOC di Indonesia, Komite Olimpiade Nasional (NOC), dan pemerintah Indonesia guna mencari solusi atas masalah tersebut. Namun, hingga kini tidak tercapai kesepakatan yang memungkinkan keikutsertaan tim Israel.

Sebelumnya, Dewan Eksekutif IOC dalam pernyataannya pada September lalu juga menyoroti maraknya pembatasan akses bagi atlet ke negara tuan rumah serta pembatalan kompetisi akibat ketegangan politik. “Tindakan-tindakan ini merampas hak atlet untuk berkompetisi secara damai dan menghalangi Gerakan Olimpiade menunjukkan kekuatan olahraga,” demikian kutipan dari pernyataan tersebut.

IOC menyatakan akan membahas situasi yang melibatkan Indonesia dan seluruh pihak terkait dalam rapat Dewan Eksekutif berikutnya.
“Olahraga harus tetap menjadi ruang aman bagi para atlet untuk mewujudkan impian mereka, dan atlet tidak boleh dijadikan korban akibat keputusan politik,” pungkas IOC.

Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 akan berlangsung di Indonesia Arena, Jakarta, pada 19 sampai 25 Oktober.