Jakarta (ANTARA) - Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara mengajak investor China berkolaborasi mengembangkan industri durian di kawasan transmigrasi dengan memanfaatkan keunggulan lahan subur dan tenaga kerja produktif yang dimiliki Indonesia.
Saat di sela-sela Open House 24 Jam Penuh di Kantor Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Sabtu (18/10), Iftitah menyampaikan ajakan tersebut setelah dirinya berdialog dengan salah satu mahasiswi doktoral di China yang menanyakan manfaat program transmigrasi tidak hanya bagi rakyat Indonesia, tetapi juga bagi masyarakat China.
China merupakan salah satu negara dengan konsumsi durian terbesar di dunia, di mana nilai belanja impor durian mereka mencapai sekitar Rp115 triliun setiap tahunnya, katanya, menjelaskan.
Namun, menurut dia, China tidak memiliki kondisi geografis yang memungkinkan untuk menanam durian, sementara Indonesia memiliki iklim tropis dan lahan luas yang sangat cocok bagi pengembangan komoditas unggulan tersebut.
"China itu belanja duriannya Rp115 triliun rupiah per tahun. Tapi cari daerah di China yang bisa nanam durian tidak ada. Di Indonesia, hampir di tiap tempat bisa untuk menanam durian," kata Iftitah.
Karena itu, ia menawarkan kerja sama konkret berupa kemitraan investasi antara pihak China dengan kawasan transmigrasi di Indonesia untuk pengembangan perkebunan durian berorientasi ekspor dan peningkatan nilai tambah lokal.
"Jadi saya mengajak mereka bawa uangnya, bawa teknologinya, kami siapkan lahan dan tenaga kerjanya di Indonesia untuk kita menanam durian," katanya.
"Dan nanti selain dikonsumsi untuk rakyat Indonesia, kami juga akan kirim ke China dengan produktivitas yang lebih bagus, kualitas yang lebih bagus," kata Iftitah, menambahkan.
Kolaborasi lintas negara semacam itu akan membawa manfaat ganda, memperkuat ekonomi masyarakat transmigran, memperluas pasar ekspor buah Indonesia, serta menjadikan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang produktif, katanya, menegaskan.
Meski begitu, ia belum memaparkan lebih rinci bentuk teknis dari ajakan investasi tersebut, termasuk mekanisme pelaksanaannya, skema kerja sama, maupun wilayah transmigrasi yang akan menjadi prioritas pengembangan.
Mentrans membuka peluang kerja sama investasi internasional dengan memanfaatkan lebih dari 500 ribu hektare lahan transmigrasi produktif untuk pengembangan industri dan pertanian berorientasi ekspor.
"Kami sedang melakukan inventarisasi lahan transmigrasi. Kami masih punya sekitar lebih dari 500.000 hektare tanah yang bisa kita kelola dan kita kembangkan," kata Iftitah.