Rosan Hapus Tantiem Komisaris BUMN karena Banyak Laporan Keuangan Dipoles
kumparanBISNIS October 21, 2025 10:40 AM
CEO Danantara Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, mengungkap alasan penghapusan bonus dan tantiem komisaris BUMN karena banyak laporan keuangan dipoles agar terlihat bagus.
Rosan menegaskan tidak akan menoleransi praktik korupsi di tubuh BUMN. Ia juga tak segan mengambil tindakan tegas jika ada komisaris maupun direksi yang memanipulasi laporan keuangan.
Menurutnya, di negara lain komisaris atau non-executive director hanya menerima gaji pokok karena fungsinya sebatas pengawasan, bukan bonus atau tantiem.
“Dulu banyak komisaris mendorong agar profit terlihat tinggi dengan mempercantik buku laporan keuangan, bahkan ada yang berani melakukan fraud pelaporan,” ungkap Rosan saat HIPMI–Danantara Business Forum 2025, Senin (20/10).
Karena banyaknya laporan keuangan yang dipoles, tahun depan Rosan akan mengoreksi banyak perusahaan pelat merah, termasuk beberapa yang besar.
“Tahun depan saya akan melakukan koreksi beberapa buku perusahaan BUMN karena pelaporannya tidak sesuai dan tidak benar,” katanya.
Rosan menegaskan di bawah kepemimpinannya, tak akan ada lagi BUMN yang memanipulasi kinerja keuangan. Ia mencontohkan kasus perusahaan yang terlihat untung besar, tapi tak mampu membayar dividen.
“Profitnya besar di laporan, tapi saat harus membayar dividen justru pinjam uang ke bank. Jadi terlihat bagus di atas kertas, padahal tidak demikian,” jelasnya.
Rosan optimistis nominal dividen BUMN pada tahun 2025 bisa menembus Rp 140 triliun, naik signifikan dari Rp 85,5 triliun pada tahun sebelumnya.
“Dividen kita pada tahun ini, meskipun diterima secara bertahap, kurang lebih mencapai Rp 140 triliun,” ujar Rosan.