Kudus (ANTARA) - Kontingen DKI Jakarta pada tahap akhir pelaksanaan PON Bela Diri Kudus 2025 berhasil menyalip Jawa Barat yang sejak awal kokoh di puncak klasemen perolehan medali, setelah mendapatkan tambahan medali dari cabang wushu, karate, dan ju-jitsu.
Total perolehan medali sementara untuk DKI Jakarta hingga Sabtu pukul 20.00 WIB, sebanyak 87 medali, meliputi 36 emas, 21 perak, dan 30 perunggu. Sedangkan Jabar juga sama 87 medali, namun untuk medali emas 34 medali, kemudian 18 perak, dan 35 perunggu. Posisi ketiga ditempati Jatim dengan koleksi 50 medali, terdiri 27 emas, 13 perak, dan 10 perunggu.
Keberhasilan Kontingen DKI Jakarta menyalip Jabar, di antaranya dari cabang olahraga karate berhasil mendominasi dengan enam medali, yakni tiga emas, satu perak, dan dua perunggu. Kemudian dari cabang wushu mengoleksi 13 medali, yakni lima emas, lima perak, dan tiga perunggu, serta cabang ju-jitsu meskipun tidak mendominasi tapi sukses mengoleksi tujuh medali, empat emas, satu perak, dan dua perunggu.
Sementara Jabar di cabang ju-jitsu hanya mengoleksi 11 medali, meliputi empat emas dengan perolehan yang sama dengan DKI, kemudian untuk perak mendapatkan tiga medali, dan empat perunggu. Sedangkan di cabang karate hanya menempati posisi kedua setelah DKI Jakarta dengan koleksi tujuh medali, dua emas, dua perak, dan tiga perunggu.
Jika cabang wushu untuk sementara menjadi lumbung emas bagi DKI Jakarta dengan koleksi lima emas, kemudian lima perak dan tiga perunggu atau total 13 medali, sedangkan Jabar hanya mengoleksi satu emas, tiga perak dan satu perunggu atau lima medali saja.
Ketua Panitia PON Bela Diri Kudus 2025 Ryan Gozali di Kudus, Sabtu, mengakui tiga cabang olahraga yang menjadi tahap ketiga atau terakhir pada PON Bela Diri Kudus 2025 mulai dari karate, ju-jitsu, dan wushu menjadi persaingan terakhir untuk meraih gelar juara umum.
"Persaingannya cukup ketat karena melihat tabel klasemen perebutan medali, memang menarik sekali, jarak beberapa kontingen sangat rapat sehingga kesempatan menjadi juara umum masih terbuka lebar," ujarnya.
Hal itu, kata dia, membuat peta persaingan semakin ketat, khususnya di cabang olahraga wushu yang masih akan mempertandingkan beberapa nomor di hari terakhir, Minggu (26/10).
Sebelumnya, pada tahap pertama yakni Minggu (12/10) hingga Kamis (16/10) sebanyak empat cabang olahraga dipertandingkan, yakni taekwondo, gulat, tarung derajat, dan judo. Sedangkan tahap kedua mempertandingkan pencak silat, sambo, dan shorinji kempo, pada Jumat (17/10) hingga Selasa (21/10).
Sementara cabang karate, wushu, dan ju-jitsu mulai dipertandingkan Kamis (23/10) dan Minggu (26/10) merupakan hari terakhir untuk penentuan kontingen terbanyak mendapatkan medali di cabang wushu, setelah karate dan ju-jitsu selesai dipertandingkan hari ini (25/10).
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) Ngatino menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas terselenggaranya PON Bela Diri Kudus 2025, karena menjadi momentum penting membangkitkan kembali semangat para atlet yang lama berlatih dan menantikan kesempatan untuk unjuk kemampuan di level nasional.
Umar Syarief, legenda karate Indonesia yang hadir di Djarum Arena mengapresiasi pelaksanaan PON Bela Diri Kudus 2025 yang disebutnya sebagai gebrakan luar biasa dalam upaya membangun ekosistem kompetisi cabang olahraga bela diri di tanah air.
Ia berharap kegiatan yang digagas KONI Pusat bersama Djarum Foundation itu tidak berhenti sampai di sini, melainkan dapat terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya, karena keberlanjutan kompetisi penting sebagai wadah bagi atlet-atlet muda untuk terus mengasah kemampuan dan memperkuat mental bertanding.
"Semua prestasi itu datang dari bawah. Kalau mau membangun, ya harus ada kompetisi seperti ini. Berikanlah ruang bertanding, karena dari situ atlet naik ke nasional, lalu ke multi-event seperti SEA Games dan Asian Games," ujarnya.







