Kronologi Bencana Tsunami Aceh 2004, Ini Penyebab dan Dampaknya
Hendro Ari Gunawan October 28, 2025 03:40 PM
Pada 26 Desember 2004, dunia digemparkan oleh bencana alam yang melanda Aceh, Indonesia. Gempa bumi besar di Samudra Hindia memicu tsunami raksasa yang menghancurkan pesisir Aceh, menewaskan ratusan ribu orang, dan meninggalkan luka mendalam. Merujuk pada laman USGS dan BNPB, berikut kronologi tsunami Aceh 2004 beserta dampak yang ditimbulkan.
Awal Mula Tragedi Tsunami
Pagi itu, sekitar pukul 07:58 WIB, warga Aceh merasakan getaran dahsyat yang datang dari dasar laut. Gempa bumi berkekuatan 9,1–9,3 Skala Richter terjadi di pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia, yang memicu gelombang tsunami dengan kecepatan mencapai 800 km/jam.
Kota Banda Aceh, Meulaboh, dan pesisir lainnya menjadi sasaran pertama, sementara negara-negara tetangga seperti Thailand, Sri Lanka, India, dan Maladewa juga merasakan dampaknya.
Mengungkap Penyebab Gempa
Tragedi ini lahir dari kekuatan tersembunyi bumi yang perlahan menumpuk energi. Beberapa zona penting menjadi pemicu gempa dan tsunami antara lain:
Zona Subduksi: Lempeng Indo-Australia menyusup di bawah lempeng Eurasia di sepanjang palung Sunda dengan kecepatan 50–70 mm/tahun.
Zona Patahan Sumatera: Segmen Seulimin, Aceh, Tripaa, Batee, Pelisangan, dan Pidie yang pergerakannya kadang tak terduga.
Investigator Fracture Zone (IFZ): Zona patahan tambahan yang dapat melepaskan energi besar secara tiba-tiba.
Jadi, meskipun permukaan tanah tampak normal, deformasi kecil berakumulasi hingga melepaskan energi dahsyat yang akhirnya memicu tsunami.
Dampak Gelombang Dahsyat
Gelombang tsunami datang begitu cepat sehingga warga hampir tak sempat menyelamatkan diri. Dalam hitungan menit, kehancuran melanda pesisir Aceh:
Desa-desa hilang dari peta, tersapu air dengan kekuatan luar biasa.
Bangunan, jalan, dan fasilitas umum hancur total meninggalkan reruntuhan di mana-mana.
Gelombang kedua dan ketiga datang bertubi-tubi, semakin memperparah kerusakan yang sudah terjadi.
Tragedi ini menelan korban jiwa yang sangat besar. Diperkirakan sekitar 230.000 orang meninggal dunia di seluruh dunia, dengan Indonesia menjadi negara yang paling terdampak.
Respon Nasional dan Dunia
Tragedi tsunami Aceh 2004 memicu gelombang solidaritas dari seluruh dunia. Bantuan kemanusiaan mengalir deras dari berbagai negara dan lembaga internasional untuk meringankan penderitaan korban.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias sebagai upaya terkoordinasi untuk memulihkan Aceh dan membangun kembali kehidupan masyarakat yang terdampak.
Perubahan Kebijakan: Dari Reaktif Menjadi Preventif
Setelah bencana tsunami terjadi, Indonesia menata ulang kebijakan penanggulangan bencana, di antaranya:
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mengatur penanganan bencana berbasis mitigasi.
Paradigma beralih dari reaktif menjadi preventif, mengutamakan pendidikan dan kesiapsiagaan masyarakat.
Sistem peringatan dini tsunami diperkuat, termasuk sensor dan jalur evakuasi di pesisir.
Baca Juga: Penyebab Bom Bali 2002: Motif dan Proses Hukum yang Dilakukan