UMKM Kalsel: Meracik Bakmi dari Kenangan, Filosofi di Balik Bakmi Lancar Rezeki di Banjarmasin
Hari Widodo October 28, 2025 05:33 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Bagi sebagian orang, bakmi hanyalah semangkuk mie berkuah. Tapi bagi Babe, bakmi sudah menjadi jajanan utama di tiap perjalanan hidupnya.

Dari masa kuliah di Yogyakarta, ke tongkrongan di Banjarmasin, hingga akhirnya menjadi sumber penghidupan.

“Saya suka banget makan bakmi sejak dulu,” kenangnya.

“Waktu tinggal di Jogja, saya sering nongkrong di warung kecil yang jualan sampai malam. Rasanya sederhana, tapi ngena banget. Saya pengen bikin yang seperti itu di sini,”sambungnya.

Gerobaknya sederhana, tapi fungsional. Semua alat masak tertata rapi, dari panci besar, saringan logam panjang, sampai botol-botol kecap dan minyak wijen yang berjejer di etalase.

Di belakangnya, terlihat dapur kecil dengan rak kayu dan beberapa bumbu dapur khas warung.

Meski ia bekerja sendiri, Babe tak merasa lelah.

“Yang penting orang datang lagi,” katanya singkat.

Baginya, nama Lancar Rezeki bukan sekadar doa, tapi semangat untuk terus bangkit setelah sempat berhenti berjualan.

 “Rezeki itu bukan cuma uang, tapi juga teman yang datang makan, pelanggan yang senyum, dan rasa puas setelah capek seharian,” katanya.

Babe percaya, setiap mangkuk yang keluar dari gerobaknya bukan hanya berisi mie dan kaldu, tapi juga cerita tentang ketekunan dan cinta terhadap rasa.

Dan mungkin, seperti doa yang ia sematkan di spanduk merah besar di depan rumahnya, rejeki yang lancar itu memang dimulai dari semangkuk bakmi yang dimasak dengan hati.

(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.