Sebanyak 38 persen adalah pasien warga negara Indonesia dan 62 persen adalah warga negara asing
Denpasar (ANTARA) -
Bali International Hospital (BIH) yang merupakan bagian dari Holding Rumah Sakit BUMN Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) melayani sebanyak 5.960 pasien sejak beroperasi 14 April hingga data per 27 Oktober 2025.
“Sebanyak 38 persen adalah pasien warga negara Indonesia dan 62 persen adalah warga negara asing,” kata Direktur Utama PT Pertamedika Bali Hospital selaku pengelola BIH Dewi F. Fitriana dalam paparannya di sela pertemuan dengan Komisi VII DPR RI di Denpasar, Bali, Kamis.
Ia menjabarkan rinciannya sebanyak 2.222 pasien Warga Negara Indonesia (WNI) dan 3.738 pasien Warga Negara Asing (WNA) yang sebagian besar berasal dari Australia, Amerika Serikat, dan Arab Saudi, dan ekspatriat di Bali.
Adapun tantangan saat ini, lanjut dia, meningkatkan persentase pasien WNI, khususnya menyasar mereka yang selama ini berobat ke luar negeri.
Meski begitu hingga saat ini sudah ada 10 pasien rujukan luar negeri yakni Malaysia dan Singapura yang mengalihkan pengobatan dan kini melanjutkan pengobatan di BIH yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur itu.
“Kami sekarang sudah bergerak untuk bisa bergeser dari persentase pasien lokal ke pasien asing, karena saat awal kami buka masih sekitar 20 persen pasien lokal,” imbuhnya.
Sedangkan kunjungan pasien yang dilayani di RS itu mengakses rawat jalan sebanyak 9.155 orang, layanan darurat sebanyak 1.761 pasien, pemeriksaan kesehatan umum (MCU) ada 947, rehab medik ada 1.281 pasien, dan ada 685 pasien rawat inap.
Terkait dengan latar belakang pasien mancanegara, ia menyebutkan mereka merupakan wisatawan asing yang menjadi pasien baru saat berlibur di Bali, dan meyakini tidak mengambil alih pangsa pasar rumah sakit lainnya yang sudah berdiri lebih dulu di Pulau Dewata.
Dalam kesempatan itu Anggota Komisi VII DPR RI Putra Nababan berharap pasien yang dilayani betul-betul datang ke BIH karena layanan dan fasilitas unggulan yang dimiliki, bukan mengambilalih pasar rumah sakit lain di Bali.
“Ini pasien yang betul-betul datang ke rumah sakit ini karena segmentasi khusus, spesialis sendiri atau membuat pasien yang biasanya ke rumah sakit lokal di sini (Bali) jadi pindah ke BIH. Saya takutnya ada persentase di RS lain data mereka berkurang, justru bertambah di sini,” ucapnya.
Adapun layanan unggulan di rumah sakit yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada 25 Juni 2025 itu yakni jantung, kanker, syaraf, pencernaan dan tulang.
Sebelumnya, pemerintah memperkirakan sebanyak dua juta WNI berobat keluar negeri dengan potensi devisa keluar Indonesia mencapai sekitar Rp150 triliun per tahun.







