Vaksin COVID-19 Berbasis mRNA Bisa 'Pecut' Imun Tubuh Lawan Sel Kanker
kumparanSAINS November 03, 2025 01:40 PM
Pamor vaksin COVID-19 berbasis mRNA melejit usai berhasil menyelamatkan 2,5 juta jiwa di seluruh dunia selama pandemi. Di sisi lain, vaksin jenis ini ternyata juga dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk sangat aktif melawan kanker.
Sekelompok peneliti di University of Texas MD Anderson Cancer Center dan University of Florida melakukan studi terbaru. Saat mengembangkan vaksin mRNA untuk pasien dengan tumor otak pada tahun 2016, tim yang dipimpin oleh dokter onkologi pediatrik Elias Sayour, menemukan bahwa mRNA dapat melatih sistem imun untuk membunuh tumor.
"Data ini sangat menarik, tetapi perlu dikonfirmasi dalam uji klinis Fase III," kata Adam Grippin, penulis utama studi dilansir The Washington Post.
Selain tumor otak, mereka juga mengamati hasil klinis lebih dari 1.000 pasien melanoma stadium lanjut dan kanker paru-paru yang diobati dengan jenis imunoterapi yang disebut inhibitor titik pemeriksaan imun.
Sebagai informasi, inhibitor titik pemeriksaan imun adalah jenis obat imunoterapi yang bekerja melepaskan 'rem' pada sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan sel-sel imun untuk menyerang dan membunuh sel kanker. Terapi ini dilakukan dengan memblokir protein yang diproduksi sel tumor untuk mematikan sel imun, sehingga memungkinkan sistem imun untuk terus membunuh kanker.

Peluang Harapan Hidup

Pasien kanker yang menerima vaksin COVID-19 berbasis mRNA seperti Pfizer atau Moderna memiliki peluang harapan hidup dua kali lipat atau lebih (setelah tiga tahun) setelah 100 hari memulai imunoterapi.
Dilansir Live Science, pasien tumor yang tidak mendapat kemanjuran maksimal dari imunoterapi juga merasakan manfaat. Angka harapan hidup mereka meningkat tiga kali lipat yakni tiga tahun.
Ilustrasi tumor otak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tumor otak. Foto: Shutterstock
Hubungan antara peningkatan kelangsungan hidup dan penerimaan vaksin mRNA COVID-19 ini tetap kuat bahkan setelah peneliti memperhitungkan faktor-faktor seperti tingkat keparahan penyakit dan kondisi yang menyertai.
Menurut peneliti, vaksin mRNA COVID-19 bertindak seperti alarm. Ia memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan membunuh sel tumor serta melawan kemampuan kanker untuk mematikan sel kekebalan. Ketika dikombinasikan, terapi vaksin dan inhibitor titik pemeriksaan imun, berkoordinasi untuk melepaskan kekuatan penuh sistem kekebalan tubuh dalam membunuh sel kanker.

Mengapa Temuan Ini penting?

Imunoterapi dengan inhibitor titik pemeriksaan imun telah merevolusi pengobatan kanker. Selama beberapa dekade terakhir ia bisa menghasilkan kesembuhan bagi banyak pasien yang sebelumnya dianggap tidak dapat disembuhkan.
Namun, terapi ini memiliki kekurangan. Terapi ini tidak efektif pada pasien dengan tumor "dingin" yang berhasil menghindari deteksi imun. vaksin mRNA mungkin memberikan 'percikan' yang dibutuhkan sistem imun untuk mengubah tumor "dingin" ini menjadi "panas" sehingga bisa dihancurkan.
"Jika divalidasi dalam uji klinis mendatang, harapan kami adalah intervensi yang tersedia secara luas dan berbiaya rendah ini dapat memperluas manfaat imunoterapi kepada jutaan pasien yang sebelumnya tidak akan mendapatkan manfaat dari terapi ini," tulis para peneliti menurut laporan Live Science.
Vaksin mRNA COVID-19 kini tersedia secara luas, murah dan bahkan gratis di seluruh dunia. Ia dapat diberikan kapan saja selama perawatan pasien.
"Temuan kami bahwa vaksin mRNA COVID-19 memiliki efek antitumor yang substansial memberi harapan bahwa vaksin ini dapat membantu memperluas manfaat antikanker vaksin mRNA kepada semua orang."
Peneliti saat ini sedang dalam tahap persiapan uji klinis pada penderita kanker paru-paru. Pasien yang menerima inhibitor titik pemeriksaan imun akan diacak untuk menerima vaksin mRNA COVID-19 selama perawatan atau tidak.
"Pada akhirnya, kami berharap pendekatan ini akan membantu banyak pasien yang (tengah atau diputuskan) menjalani terapi imun, terutama mereka yang saat ini tidak memiliki pilihan pengobatan yang efektif," tulis tim peneliti.
Studi ini terbit di Jurnal Nature dengan judul 'SARS-CoV-2 mRNA vaccines sensitize tumours to immune checkpoint blockade.'
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.