Sebuah insiden tragis menimpa seorang balita berusia tiga tahun di China. Balita tersebut meninggal dunia setelah tersedak gelembung tapioka (boba) saat bermain trampoline.
Diberitakan SCMP, insiden memilukan ini terjadi pada 19 Oktober. Ayah korban, Li, memposting rekaman CCTV dari sebuah pusat perbelanjaan di provinsi Zhejiang, China timur. Dalam klip tersebut, terlihat putranya meminum bubble tea yang dibelikan ibunya sebelum mulai bermain di trampoline.
Semenit kemudian, bocah itu pingsan. Meskipun ibunya berusaha keras memberikan pertolongan pertama (Heimlich manoeuvre), ia gagal menyelamatkan putranya. Balita itu segera dilarikan ke rumah sakit dengan mobil orang tuanya, namun nyawanya tidak tertolong.
Boba Terlalu Besar dan Lengket
Penyebab kematiannya adalah gelembung tapioka dalam minuman tersebut. Boba itu berukuran sekitar 10 mm, dianggap terlalu besar untuk saluran pernapasan balita jika salah tertelan.
Selain itu, sifat tapioka yang terlalu lengket membuat upaya Heimlich manoeuvre yang dilakukan sang ibu menjadi tidak efektif.
Li kemudian memposting video tersebut secara online untuk menuntut tanggung jawab dari toko milk tea dan pusat perbelanjaan. Ia mengklaim bahwa staf toko gagal memasang papan peringatan yang jelas atau memberikan pengingat verbal bahwa boba tidak cocok untuk anak kecil.
Ia juga menuduh pihak playground lalai tidak melarang makanan/minuman masuk dan tidak memberikan pertolongan pertama.
Meskipun demikian, toko milk tea yang merupakan jaringan nasional, mencantumkan peringatan di laman pemesanan online mereka bahwa produk "tidak cocok untuk anak di bawah usia tiga tahun".
Reaksi di media sosial didominasi oleh kritik terhadap orang tua korban. Kebanyakan netizen berpendapat bahwa tanggung jawab utama berada pada ayah dan ibu balita tersebut.
"Orang tua adalah pihak yang membelikan bubble tea untuk balita mereka, dan pihak yang membiarkannya bermain trampoline sambil meminumnya," ujar salah seorang netizen.
Para ahli kesehatan sendiri sering memperingatkan bahwa gelembung tapioka harus dikonsumsi secara perlahan karena sulit dicerna dan berpotensi tersangkut di tenggorokan, bahkan bagi orang dewasa.







