TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - "Nabila, sosok ceria," ucap singkat rekan sekelas Nabila Yulian Desi Pramesti di Jurusan Hukum Keluarga Islam FSH UIN Walisongo Semarang di sela menanti jenazah tiba di Puskesmas Singorojo I pada Rabu (5/11/2025) malam.
Mahasiswa yang enggan menyebutkan namanya tersebut berkata, dia dan rekan-rekannya sudah stanby sedari pagi hari untuk memberikan kabar update pencarian Nabila, utamanya kepada pihak keluarga maupun kampus.
Begitu mereka mendapatkan informasi jika Nabila sudah ditemukan, mereka lantas bergegas menuju Puskesmas untuk mengecek kebenarannya.
"Kami rekan sekelas Nabila. Kami juga sedang KKN, tapi bukan di posko yang sama," ungkapnya.
Tak berselang lama, perbincangan bersama Tribunjateng.com pun terputus begitu mendengar suara sirine ambulans mendekat Puskesmas Singorojo I. Tangis pun pecah, beberapa rekan Nabila, tak bisa lagi membendung kesedihannya.
Setibanya rombongan ambulans tiba di puskesmas, satu mahasiswa yang berada di dalam ambulans mengabarkan ke rekan-rekannya jika jenazah dilangsungkan ke RSUD dr Soewondo Kendal.
"Ayo, langsung," ucapnya.
Para mahasiswa berada di area gerbang dan parkiran puskesmas lantas bergegas mengikuti iring-iringan tiga ambulans menggunakan sepeda motor.
M Yuzrul Rizanul Muna, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang yang ikut serta dalam proses evakuasi tersebut menyebut, saat kejadian mereka berada di lokasi awal kejadian.
Hanya saja, untuk yang sembilan orang berada di area tepian sungai, sehingga bisa bergegas menyelamatkan diri saat banjir datang.
"Yang sembilan itu, semua sudah dievaluasi untuk pulang ke rumah atau ditarik pihak kampus," kata Yuzrul.
Berdasarkan cerita dari kelompok KKN yang menjadi korban, setelah pulang dari sekolah, mereka mampir ke lokasi yang menjadi objek wisata.
Mereka di sana tidak naik perahu, namun sedang bermain air.
Namun pada sekira pukul 13.30 terjadi banjir.
Ada enam yang kemudian hanyut. Mereka berada di tengah. Ada beberapa yang berusaha menolong, namun justru ikut terseret arus.
Nabila Yulian Desi Pramesti, mahasiswi UIN Walisongo Semarang yang hanyut terseret arus di Sungai Dusun Jolinggo, Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, ditemukan dalam kondisi meninggal, Rabu (5/11/2025) petang.
Mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga Islam (FSH), warga Bojonegoro Jawa Timur itu ditemukan sekira pukul 22.00 di bawah Jembatan Blanten, Desa Banyuringin, Kecamatan Singorojo.
Artinya, enam korban hanyut tersebut seluruhnya sudah ditemukan dan dalam kondisi meninggal.
Sebelumnya, di hari yang sama, dua rekannya yang ditemukan adalah Bima Pranawira, sekira pukul 08.00 dan tak berselang lama Muhammad Jibril Asyarafi sekira pukul 09.25.
"Begitu mendengar kabar penemuan jenazah Nabila, petugas menggunakan ambulans langsung menuju lokasi. Kami yang di Puskesmas mempersiapkan tempat," kata pegawai Puskesmas Singorojo 1 yang enggan disebutkan namanya kepada Tribunjateng.com, Rabu (5/11/2025).
Namun, lanjutnya, hasil koordinasi petugas di lapangan, jenazah tidak singgah ke Puskesmas, melainkan langsung dibawa ke RSUD dr Soewondo Kendal.
"Informasi warga, jenazah ditemukan di bawah jembatan, tersangkut batu. Yang menemukan warga yang hendak mencari ikan (memancing)," katanya.
Dilihat dari lokasi penemuan jenazah Nabila, jarak dengan lokasi awal hanyut adalah sekira lima kilometer.
Berikut ini daftar lengkap enam korban hanyut dan seluruhnya meninggal.
Mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga Islam (FSH), warga Pemalang, ditemukan pada Selasa (4/11/2025) pukul 14.13.
Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (FSH), warga Pekalongan, ditemukan pada Selasa (4/11/2025) pukul 15.58.
Mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga Islam (FSH), warga Pemalang, ditemukan pada Selasa (4/11/2025) pukul 16.07.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika (FST), warga Gresik Jawa Timur, ditemukan pada Rabu (5/11/2025) pukul 08.13.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika (FST), warga Jepara, ditemukan pada Rabu (5/11/2025) pukul 09.25.
Mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga Islam (FSH), warga Bojonegoro Jawa Timur, ditemukan pada Rabu (5/11/2025) pukul 22.00.
Diberitakan sebelumnya, suasana bahagia penuh canda tawa berubah seketika menjadi mencekam begitu sungai tempat 15 mahasiswa UIN Walisongo Semarang kunjungi mengalir deras pada Selasa (4/11/2025) siang.
Tiba-tiba sungai itu berubah menjadi banjir bandang, yang bersamaan hujan deras di wilayah hulu.
Enam mahasiswa pun hanyut terbawa derasnya aliran air sungai, yang lokasinya berada di sekitar Wisata Tubing Genting, Dusun Jolinggo, Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. Sedangkan sembilan lainnya berhasil menyelamatkan diri.
Mendapati adanya korban hanyut, beberapa warga lantas menyisir tepian sungai, sebagian lainnya melaporkan peristiwa tersebut ke petugas terkait. Hasilnya, hingga Selasa (4/11/2025) petang, tiga mahasiswa ditemukan meninggal, sedangkan tiga lainnya belum ditemukan.
Mereka adalah mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang sedang menjalankan program KKN sejak pertengahan Oktober 2025. Selama KKN, mereka tinggal di Posko Jolinggo Desa Getas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunjateng.com, mereka datang ke lokasi tersebut untuk berenang atau bermain air di tepian sungai. Itu bukanlah kegiatan resmi dalam program KKN ataupun berwisata tubing.
"Kejadiannya sekira pukul 14.00. Banjir bandang di sungai tersebut memang kerap terjadi, terutama jika daerah atas hujan deras," kata Nafis Akmala, warga setempat.
"Kami tahu langit saat itu di wilayah atas gelap dan diduga sedang hujan deras," sambungnya.
Mendengar informasi ada orang hanyut, lanjutnya, seketika warga bergegas melakukan pencarian dengan menelusuri tepian sungai.
Berdasar kabar yang diperolehnya, kata Nafis, para mahasiswa itu datang ke lokasi memang dalam rangka senang-senang, bukan kegiatan resmi.
Oleh karena itu, tidak ada pengawasan dari pihak pengelola wisata. Selain itu, mereka juga tidak mengenakan pelampung.
Sebelumnya, petugas sempat terpaksa menghentikan sementara pencarian Nabila seusai dua rekannya ditemukan pada Rabu (5/11/2025) karena aliran air di sungai sangat deras pada siang harinya.
Penghentian dilakukan lantaran kondisi cuaca di wilayah hulu diguyur hujan deras sehingga debit air di sungai yang mengalir hingga Kali Bodri Kendal semakin tinggi dan deras.
Meskipun pencarian korban dihentikan sementara, tim SAR gabungan masih bersiaga di dua posko yakni Posko Getas dan Posko Juwiro.
Dalam keterangannya, Kepala Biro AUPK UIN Walisongo Semarang, Akhmad Fauzin menyampaikan, pihak kampus telah mengimbau kepada seluruh civitas akademika UIN Walisongo untuk melaksanakan salat ghaib dan berdoa bersama bagi para korban.
Salat ghaib pun telah berlangsung di masjid Kampus III, II, dan I UIN Walisongo Semarang.
Tak hanya itu, mulai Rabu (5/11/2025) sebelum proses perkuliahan dimulai, pihak kampus juga mengimbau seluruh pelaksanaan belajar mengajar diawali dengan doa sekira lima menit untuk mendoakan para korban.
Terkait tindaklanjut atas insiden tersebut, pihaknya juga memastikan jika seluruh mahasiswa peserta KKN telah didaftarkan dalam program asuransi jiwa.
“Yang meninggal akan mendapatkan haknya sebagai ahli waris. Peserta KKN memang semuanya sudah diasuransikan,” jelasnya.
Fauzin menyampaikan, posko KKN di lokasi kejadian sementara dihentikan dan mahasiswa yang berada di sekitar lokasi akan mendapat pendampingan psikologis.
"Untuk posko di Desa Getas, kegiatan dihentikan sementara. Mahasiswa di sana kami dampingi dengan psikolog. Untuk posko lain tetap berjalan, dengan imbauan agar lebih berhati-hati dan mematuhi protokol kegiatan lapangan,” katanya.
KKN UIN Walisongo Semarang dijadwalkan berlangsung selama 40 hari dan ini baru berjalan separuh waktu.
Fauzin menegaskan, pihaknya terus melakukan evaluasi menyeluruh atas insiden tersebut.
Pihak UIN Walisongo Semarang juga menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Kendal, relawan, hingga warga atas perhatian dan bantuan dalam penanganan musibah ini. (*)