Kenapa Anak Pertama Cenderung Lebih Tenang, Sedangkan Adiknya Lebih Ekspresif?
kumparanMOM November 06, 2025 03:40 PM
Seorang ibu dengan akun Instagram @gesygevani membagikan video yang membuat banyak orang tua tersenyum dan merasa mengalami hal yang sama. Dalam unggahannya, ia menulis, “Anak pertama yang membuatku ingin punya banyak anak, anak kedua yang membuatku berpikir, ‘kayaknya cukup deh'.
Kalimat sederhana ini menggambarkan betapa berbeda karakter anak pertama dan anak kedua dalam sebuah keluarga. Apakah Anda juga merasakannya, Moms?
Ilustrasi keluarga dengan dua anak. Foto: Hananeko_Studio/Shutterstock
“Selain itu, karena pernah menjadi satu-satunya anak, anak pertama cenderung dekat dengan figur orang dewasa. Ia meniru cara berpikir dan bersikap yang lebih matang, sehingga terlihat lebih tenang, hati-hati, dan patuh terhadap aturan,” ucap Mutiara saat dihubungi kumparanMOM, Sabtu (1/11).
Sementara, adik-adiknya dibesarkan dalam suasana keluarga yang sudah lebih santai. Orang tua sudah berpengalaman, tidak lagi terlalu tegang, dan aturan bisa jadi lebih fleksibel. Hal ini memungkinkan anak kedua atau ketiga untuk lebih ekspresif, spontan, aktif, bahkan berani mengambil risiko. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang lebih ramai, sehingga keterampilan sosialnya lebih cair dan respons emosinya lebih lepas.
Tips Seimbangkan Pola Asuh pada Anak dengan Karakter Berbeda
Perbesar
Ilustrasi keluarga muda bahagia Foto: Shutterstock
Mutiara menekankan beberapa hal penting:
-Jangan menjadikan kakak sebagai ‘mini orang tua’
Biarkan ia tetap menjadi anak-anak yang bisa salah, belajar, dan bermain, tanpa harus selalu memberi contoh sempurna.
-Tunjukkan bahwa aturan berlaku sama untuk semua anak
Tidak hanya kakak yang harus “mengalah”.
-Hindari membandingkan anak
Setiap anak unik dan berhak dihargai atas dirinya sendiri.
-Pahami bahasa cinta masing-masing anak
Cara perhatian yang tepat membantu memenuhi kebutuhan emosional mereka.
“Orang tua perlu menunjukkan bahwa aturan berlaku untuk semua anak, bukan hanya kakak. Dan jangan membanding-bandingkan anak,” tutup Mutiara.