Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Purwanto
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Warga Malang (AWAM) menggelar aksi di gerbang utama Universitas Brawijaya (UB), Kamis (6/11/2025) siang.
Mereka membawa poster dan banner penolakan terhadap rencana pemberikan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
Koordinator Awam, Rizal Maarif menjelaskan bahwa sejarah demokrasi Republik Indonesia dimulai dari konstelasi pemerintahan yang korup dan melemahkan suara rakyat.
“Pada masa order baru, Soeharto sebagai pemimpin, pengambil keputusan, menjadi otak dan penanggungjawab penuh atas pelanggaran HAM (hak asasi manusia) berat di masa lalu,” terang Rizal.
Ia menambahkan, tragedi 1998 menjadi titik puncak perlawanan terhadap rezim yang dianggap membungkam demokrasi pada rezim yang dipimpin Presiden ke-2 RI itu.
“Kami dulu melawan, sekarang kok malah diusulkan menjadi pahlawan,” tambahnya.
Rizal menegaskan bahwa aksi hari ini adalah langkah awal dari rangkaian penolakan yang akan terus mereka lakukan.
Ia meminta kepada para pengusul agar membaca kembali dokumen sejarah dan perjuangan rakyat Indonesia memperjuangkan era reformasi.
“Demokrasi ini dibentuk atas perjuangan dan tetesan darah yang memberikan harapan masa depan,” tegasnya.