TRIBUNNEWS.COM - Teks amanat Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang dapat dibacakan sebagai amanat pembina upacara Hari Pahlawan 2025, lengkap dengan link download file PDF-nya.
Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati upacara Hari Pahlawan 2025 yang tahun ini dilaksanakan secara serentak pada hari Senin, 10 November 2025.
Peringatan Hari Pahlawan ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, merujuk pada peristiwa bersejarah yakni "Pertempuran Surabaya."
Pertempuran Surabaya adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa yang terjadi pada 10 November 1945 itu menjadi satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Dalam pedoman penyelenggaraan upacara Hari Pahlawan 2025 yang dirilis melalui surat edaran Kementerian Sosial (Kemensos) RI, terdapat ketentuan pembacaan teks amanat pembina upacara.
Adapun teks pidato Menteri Sosial untuk amanat upacara Hari Pahlawan 2025 dalam artikel ini dapat dibacakan oleh pembina upacara pada 10 November 2025.
Dalam teks amanat pembina upacara Hari Pahlawan 2025 yang dirilis resmi, Mensos RI membuka dengan mengajak peserta untuk menundukan kepala penuh hormat untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa.
Pada Upacara Hari Pahlawan 2025, Kemensos RI mengangkat tema "Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melajutkan Perjuangan".
Merujuk naskah amanat Mensos RI, tema Hari Pahlawan 2025 tersebut bertujuan untuk mengajak seluruh rakyat Indonesia menjaga api perjuangan pahlawan yang tidak pernah padam.
Melalui amanat pembina upacara Hari Pahlawan 2025, Saifullah Yusuf berpesan bahwa kita harus terus bekerja, bergerak dan berdampak untuk menjaga semangat pahlawan.
Selengkapnya, simak teks amanat Mensos RI sebagai amanat Upacara Hari Pahlawan 2025 yang Tribunnews.com merujuk teks pedoman upacara Hari Pahlawan 2025 dari Kemensos RI, berikut ini.
Senin, 10 November 2025
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Hari ini, di bawah langit Indonesia yang merdeka, kita menundukkan kepala penuh hormat mengenang para pahlawan bangsa.
Mereka bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, melainkan cahaya yang menerangi jalan kita hingga hari ini.
Dari Surabaya hingga Banda Aceh, dari Ambarawa hingga Biak, mereka berjuang bukan demi dirinya sendiri, tetapi demi masa depan
bangsa yang bahkan belum mereka kenal, yaitu kita semua yang berdiri di sini hari ini.
Para Pahlawan mengajarkan kepada kita bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit.
Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian,
kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan.
Karenanya, ada tiga hal yang dapat kita teladani dari para pahlawan bangsa:
Mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan.
Mereka tetap bersabar meski menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan.
Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena mereka tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, tetapi ditempa oleh waktu dan keikhlasan.
Setelah kemerdekaan diraih, para pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan, tidak mengincar apa yang ditinggalkan
penjajah.
Mereka justru kembali ke rakyat, mengajar, membangun, menanam, dan melanjutkan pengabdian.
Di situlah letak kehormatan sejati: bukan pada posisi yang dimiliki, tetapi pada manfaat yang ditinggalkan.
Para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai. Dan menjadikan perjuangan ini sebagai bagian dari ibadah, darah dan air mata mereka adalah doa yang tak pernah padam.
Menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan. Ini adalah modal besar bagi generasi kita saat ini.
Semangat perjuangan yang pantang menyerah, adalah kekuatan bagi kita dan generasi mendatang untuk meneruskan cita-cita para pahlawan yang selama ini telah ditunaikan.
Di masa kini, perjuangan tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, empati, dan pengabdian.
Namun semangatnya tetap sama; membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan.
Inilah semangat yang terus dihidupkan melalui Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, mulai dari memperkuat ketahanan nasional, memajukan pendidikan, menegakkan keadilan sosial, hingga membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya.
Hari ini, mari kita bersyukur dan berjanji: bahwa kemerdekaan ini tidak akan sia-sia.
Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita, bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus.
Sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidak
pernah padam. Dengan bekerja, bergerak dan berdampak.
Jakarta, 10 November 2025
Menteri Sosial RI
Saifullah Yusuf
Adapun teks amanat upacara Hari Pahlawan 2025 dari pidato Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf dapat didownload di link berikut:
Teks Amanat Upacara Hari Pahlawan 2025 PDF: KLIK LINK
(Muhammad Alvian Fakka)