Kakek Usia 110 Tahun Nikahi Gadis 27 Tahun, Kondisinya Saat Ijab Kabul Disorot, Ini Sikap Penghulu
Murhan November 08, 2025 05:31 PM
Ringkasan Berita:
  • Viral di medsos seorang kakek berusia 110 tahun yang menikahi gadis 27 tahun
  • Kakek Mappiare terekam gagah memakai jas lengkap dengan pecinya
  • Kondisinya terekam kala ijab kabul dengan penghulu setempat

BANJARMASINPOST.CO.ID -  Sedang viral di media sosial, seorang kakek 110 tahun menikahi gadis 27 tahun.

Berdasarkan video yang beredar, peristiwa itu terjadi di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Dalam keterangan video, mempelai pria yang sudah kakek-kakek itu bernama Mappiare.

Masih dalam keterangan video, istrinya yang masih muda itu bernama Itte.

Pada prosesi akad nikah, selayaknya pengantin, Mappiare mengenakan jas cokelat dengan peci hitam.

Sementara Itte memakai kebaya rapi dan sederhana berwarna cokelat muda dengan hijab hitam.

Mereka berfoto bersama dengan background dekorasi ala pengantin.

Kabar bahagia ini diunggah oleh akun TikTok KUA Tellulimpoe.

Mappiare dengan gagah menjabat tangan penghulu sebagai tanda mempersunting Itte.

Pernikahan ini sendiri digelar pada Senin (3/11/2025).

Jika dihitung ke belakang, Mappiare yang berusia 110 tahun, berarti dia adalah pria kelahiran 1915.

Kondisi itu bahkan Indonesia pun masih bernama Hindia Belanda.

Sementara itu, Itte kelahiran tahun 1998, kondisi Indonesia jauh setelah kemerdekaan.

"Akad Nikah Usia 110 th dgn 27 th
Senin, 03 November 2025

Akad nikah MAPPIARE (110 th) dri Desa Bontobulaeng Kec. Bulukumpa Kab. Bulukumba dengan ITTE (27 th) dri Desa Massaile Kec. Tellulimpoe Kab. Sinjai," tulis akun TikTok @kua.tellulimpoesinjai, dilansir dari Tribun Jateng.

 Namun belum diketahui sosok dari kakek dan wanita tersebut.

Dilansir dari sejumlah sumber, Mappiare berasal dari Desa Bontobulaeng, Kecamatan Bulukumpa.

Sedangkan Itte berasal dari Desa Massaile, Kecamatan Tellulimpoe.

Hingga berita ini ditulis, video tersebut sudah dilihat 5.000 kali lebih.

Pernikahan itu pun menuai komentar dari netizen.

Sebelumnya, pernikahan serupa juga terjadi di Pacitan, Jawa Timur, dua generasi dipersatukan oleh ketulusan cinta.

Sebuah pernikahan di Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, juga sempat viral di media sosial (medsos).

Pasalnya, pengantin pria bernama Tarman memberikan mahar cek senilai Rp3 miliar.

Adapun Tarman memberikan mahar tersebut ke pengantin wanita, Sheila Arika.

Peristiwa ini diketahui dari video yang diunggah oleh kanal YouTube AV Media pada 8 Oktober 2025.

"Saudara Tarman, saya nikahkan Sheila Arika binti Arif Supriyadi, kepada saudara yang walinya telah wakil kepada saya, dengan mas kawin, berupa alat salat dan cek senilai Rp3 miliar, saudara bayar tunai," ucap sang penghulu.

"Saya terima nikahnya Sheila Arika dengan mas kawin tersebut saya bayar tunai," ucap pengantin pria.

Setelah akad nikah, sang pengantin pria memberikan seperangkat alat salat dan cek dengan nominal Rp3 miliar kepada sang pengantin wanita.

Selain mahar yang fantastis, pasangan pengantin ini juga menarik perhatian netizen.

Pasalnya, cek mahar Rp3 miliar itu diduga palsu.

Kini Mbah Tarman pun dilaporkan.

Bisa Jadi Masalah Pernikahan?

Pasangan yang beda usia sepuluh tahun atau lebih kerapkali jadi bahan omongan lingkungan sekitarnya.

Hal ini karena masyarakat lebih mudah menerima pasangan dengan usia yang setara atau tidak terpaut terlalu jauh. Jarak usia ideal pasangan biasanya berkisar tiga sampai maksimal tujuh tahun.

Umumnya, laki-laki lebih tua daripada perempuan sehingga diharapkan bisa menjadi sosok yang dewasa dan memimpin dalam pernikahan.

Kondisi tersebit dianggap lebih ideal dan minim risiko konflik untuk hubungan jangka panjang. Usia yang seumuran dinilai memiliki pola pandang yang selaras, hal yang berpengaruh dalam keharmonisan hubungan.

Namun bisa kita lihat pula banyak pasangan yang memiliki jarak usia belasan sampai puluhan tahun tetap berbahagia. 

Mereka berhasil mendobrak anggapan lawas tersebut dengan tetap memiliki pernikahan yang harmonis.

Misalnya saja Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo atau Anang Hermansyah dan Ashanty. Kedua pasangan ini sukses membangun rumah tangga yang bahagia hingga saat ini meski terpaut usia cukup jauh.

Jadi, benarkah perbedaan usia bisa jadi faktor penting dalam pernikahan?

Salah satu studi di Journal of Population Economics menunjukkan ada kaitan antara kepuasaan dalam pernikahan dengan perbedaan usia pasangan.

Pasangan dengan beda usia yang jauh memiliki kepuasan pernikahan yang lebih rendah dibandingkan yang seumuran.

Disebutkan, pasangan dengan beda usia nol sampai tiga tahun menunjukkan kepuasan yang lebih besar dibandingkan pasangan yang terpaut empat atau enam tahun. Polanya berulang dengan pertambahan jarak usia pasangan.

Secara umum, kepuasan perkawinan menurun seiring dengan peningkatan perbedaan usia.

Penelitian ini menyatakan pasangan dengan jarak usia terlalu jauh kurang tahan terhadap guncangan negatif dalam hubungan, termasuk kesulitan ekonomi dan penyakit.

Ada faktor lain yang juga berpengaruh misalnya siklus kehidupan termasuk masa pensiun dan anak-anak.

Namun harus diketahui, rata-rata pria dan wanita menunjukkan tingkat kepuasan perkawinan yang lebih tinggi saat menikah dengan pasangan yang lebih muda daripada mereka yang memiliki pasangan yang lebih tua.

Hal tersebut terlepas dari perbedaan usia yang mereka alami.

Namun, kepuasan awal yang lebih tinggi itu tampaknya menghilang setelah enam hingga 10 tahun menikah.

Penelitian yang dilakukan pada 3.374 pasangan ini bisa secara umum menunjukkan fenomena yang ada di masyarakat saat ini.

Meski demikian, bukan berarti jarak usia adalah kunci untuk pernikahan yang langgeng dan bahagia. Ada berbagai aspek lain yang harus ikut dipertimbangkan seperti minat, gaya hidup, dan tujuan jangka panjang antara pasangan.

Dikutip dari laman Bride, Jenna Birch, penulis buku bertemakan relationship di Amerika Serikat mengatakan perbedaan usia bukan faktor utama untuk menentukan kualitas hubungan.

Apalagi kedewasaan itu relatif dan tidak bisa diukur hanya dengan usia.

"Kunci untuk pernikahan yang bahagia adalah memiliki kesamaan yang menjadi pengikat, perbedaan untuk dipelajari satu sama lain dan pandangan yang sama soal kemitraan," ujarnya.

Hanya saja, ia mengakui kadang jarak usia yang jauh memberikan beberapa perbedaan tentang nilai dan prinsip tertentu. Karena itu, ada baiknya meyakinkan diri sebelum memutuskan menikah dengan pasangan yang berjarak usia cukup jauh.

Sebagai panduan, Birch menilai ada lima hal yang harus dipertimbangkan antara lain:

    Tujuan apa yang dimiliki dalam hidup?

Kita perlu mendiskusikan tujuan hidup dan impian masa depan dengan pasangan untuk memastikan kesamaan visi. Hal ini termasuk karier, anak-anak, keuangan, dan target besar dalam hidup.

    Apakah ada kesamaan minat?

Kesamanaan minat dan hobi bisa memperkuat hubungan ketika perbedaan usia dapat menciptakan jarak. Pastikan ada kesamaan yang bisa menjadi pengikat di kehidupan kiat bertahun-tahun mendatang.

    Apakah nilai dan moral yang dianut sama?

Kedua hal ini kerap jadi perbedaan mencolok pada pasangan yang berbeda generasi. Karena itu gali lebih dalam pendapat pasangan akan beberapa tema sensitif seperti politik dan agama.

    Apakah bersedia berkompromi?

Pada saatnya nanti, semua pasangan harus berkompromi. Namun pasangan yang usianya terpaut jauh kerapkali harus berkompromi jauh lebih cepat dan lebih sering.

    Apakah tahan dengan omongan orang?

Perbedaan usia pasangan 15 tahun atau 20 tahun sudah jelas akan menjadi bahan omongan orang di sekitar. Karena itu, pastikan apakah kita sanggup menghadapi hal tersebut.

Jika kita termasuk orang yang sensitif, ada baiknya mempersiapkan diri dengan omongan-omongan miring yang akan muncul.

(Banjarmasinpost.co.id/tribunnewsmaker.com)



© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.