Kronologi Gagal Lolosnya Jawa Tengah di 8 Besar Piala Pertiwi Senior 2025
kumparanBOLANITA November 10, 2025 01:00 PM
Tim Jawa Tengah (Jateng) harus menelan kekecewaan di Piala Pertiwi Senior 2025 Putaran Nasional. Dari yang semula lolos ke perempat final, mereka gagal melaju karena dinyatakan melanggar regulasi kompetisi.
Kasus ini bermula dari laporan resmi yang dilayangkan Tim Kalimantan Barat (Kalbar) kepada Panitia Disiplin (Pandis), Senin (3/11) lalu. Dalam surat tersebut, Kalbar menilai salah satu pemain Jateng, Rizky Sry Ekawaty, tidak sah untuk tampil karena sebelumnya sudah memperkuat Jawa Timur di putaran regional pada tahun yang sama.
Akibat laporan itu, Pandis menggelar rapat dan memutuskan bahwa Jawa Tengah dinyatakan kalah 0-3 atas Kalimantan Barat dan Jawa Timur dan tim dikenai denda sebesar Rp 10 juta. Putusan ini juga mengubah hasil imbang 1-1 melawan Jawa Timur, dari yang sebelumnya mendapat satu poin, menjadi nol poin.
Hal tersebut otomatis mengubah hasil klasemen akhir Grup A: Jateng yang semula memiliki tujuh poin, turun menjadi tiga poin. Sementara Kalbar, dari tiga poin naik menjadi enam poin dan lolos ke delapan besar.
Kabar ini pun ramai diperbincangkan di jagat maya. Terlebih ketika Ayu Lidya, salah satu pemain Jateng, menulis postingan di X pada Rabu (5/11) yang berisi ungkapan sedih karena timnya harus didiskualifikasi dari turnamen tersebut.
Pertanyakan Kebijakan Panitia
Daru menjelaskan bahwa pihaknya mempertanyakan alasan protes Kalbar masih diterima meski sudah melewati batas waktu yang ditentukan dalam regulasi.
Menurutnya, protes seharusnya diajukan maksimal dua jam setelah pertandingan, tapi Kalbar baru melapor tiga hari kemudian. Selain soal waktu, ia juga menyoroti inkonsistensi penerapan aturan di antara tim-tim lain.
“Perlu dievaluasi juga sistem pendaftarannya dan dicermati juga dari regulasi yang seharusnya itu protes dari tim Kalbar karena sudah melewati batas waktu yang sudah ditentukan di regulasi,” ungkap Daru.
“Yang membuat kami kecewa lagi, kenapa kok hanya tim Jawa tengah yang bernasib seperti itu. Karena saya dan teman-teman tim pemain tahu pasti provinsi lain juga menggunakan pemain dengan kasus yang sama dengan pemain kami tersebut,” tambahnya.
Daru mengaku heran karena masih ada tim dengan kasus serupa yang tetap bermain di babak delapan besar.
“Karena hanya tim Jawa Tengah yang dikurangi poin. Bahkan masih ada satu tim yang lolos hingga delapan besar pada siang hari ini,” ujarnya.
Ajukan Banding
Daru mengatakan bahwa pihak Jateng sudah menyampaikan banding resmi kepada Panitia Disiplin dan Komdis PSSI. Ia menjelaskan bahwa pemain yang didaftarkan sebenarnya sudah terverifikasi di sistem dan Daftar Susunan Pemain (DSP).
“Kita sudah bersurat juga kepada Pandis, Komdis, bahwa kita menyanggah hal tersebut. Karena apa yang dianggap mereka salah itu bukan muri 100% kesalahan kami,” tegas Daru.
“Kita kan sudah menganggap pemain yang sudah kita daftarkan ini sudah terdaftar dan sah di sistem. Dan juga di DSP juga ada. Kurang sah gimana pemain kalau sudah masuk seperti itu,” imbuhnya.
Terakhir, Daru menyampaikan kondisi tim yang kini tengah beristirahat setelah kejadian tak mengenakkan itu.
“Untuk pemain, terus terang, pemain pasti kecewa. Dengan hasil tersebut, karena mereka juga sudah berusaha semaksimal mungkin, kita yang harusnya lolos jadi tidak lolos. Karena ini juga merupakan capaian yang lebih baik lagi dari tahun kemarin,” kata Daru.
“Dan untuk saat ini, tim juga sudah saya liburkan. Dan mereka kembali ke rumah masing-masing. Dan mungkin untuk ke depan, persiapan lagi untuk event yang lain,” tutupnya.