Surabaya (ANTARA) - Universitas Surabaya (Ubaya) mengembangkan sistem informasi dan sertifikasi pemandu wisata pendakian Puthuk Gragal, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) hasil hibah nasional skema BIMA dari Kemdiktisaintek.
“Uji kompetensi ini bertujuan untuk memastikan bahwa para pemandu wisata pendakian Puthuk Gragal telah kompeten dalam pengelolaan wisata pendakian,” kata Ketua Tim PkM Ubaya Dr Erna Andajani dari Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya dalam keterangan di Surabaya, Senin.
Uji sertifikasi kompetensi tersebut digelar bersama Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Paresta atau Pariwisata Semesta Paresta pada Kamis (6/11) 2025 atas permintaan pengelola wisata pendakian Puthuk Gragal.
Kegiatan dilakukan di Balai Desa Cembor untuk ujian tertulis dan wawancara, serta di lokasi pendakian Puthuk Gragal untuk ujian praktik.
Ujian praktik meliputi pengenalan peralatan pendakian, pertolongan bagi pendaki yang cedera, serta pendirian dan pembongkaran tenda. Sebanyak lima peserta dari warga Desa Cembor mengikuti uji sertifikasi tersebut.
Tim PKM terdiri atas tiga dosen, yakni Dr Erna Andajani, Arizia Aulia Aziiza, M.Kom., dan Endah Asmawati, M.Si., serta lima mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Sistem Informasi Bisnis Ubaya.
Mereka juga mengembangkan aplikasi puthukgragal.com untuk membantu sistem tiket pendakian.
“Kami bersyukur berhasil memperoleh hibah ini, karena dapat menjadi media pembelajaran dan praktik bagi mahasiswa Sistem Informasi Bisnis sekaligus bermanfaat bagi pengembangan wisata pendakian Puthuk Gragal,” katanya.
Ubaya menegaskan komitmennya menghadirkan manfaat bagi masyarakat melalui kolaborasi lintas fakultas, khususnya antara program studi Manajemen Wisata dan Sistem Informasi Bisnis.
Program PKM ini diharapkan mampu mendorong Puthuk Gragal menjadi destinasi unggulan di Desa Cembor sekaligus memperkuat potensi desa wisata di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Salah satu peserta, Huda, menyampaikan rasa senang dan bangga dapat mengikuti sertifikasi kompetensi, mengingat dirinya telah lima tahun menjadi pengelola wisata pendakian itu.
Ia berharap sertifikasi tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas pelayanan para pemandu.







