4 Kuliner Khas Kalimantan Timur Resmi Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda
kumparanFOOD November 10, 2025 02:40 PM
Semakin banyak kuliner tradisional Nusantara yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Kebudayaan. Kali ini, giliran sejumlah kuliner khas Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang mendapatkan pengakuan tersebut.
Dari sekian banyak hidangan khas Kaltim, empat kuliner berhasil melewati tahap kurasi dan penilaian tim ahli. Ada amplang Samarinda, bubur peca’, amparan tatak, dan jajak juragan mabok yang juga dikenal sebagai kue bintang telur.
Salah satu kudapan yang mencuri perhatian adalah juragan mabok. Ya, namanya memang terdengar unik, kue ini juga merujuk pada kue manis berbentuk bunga dengan enam sudut. Terbuat dari tepung terigu, santan, telur ayam, dan gula, kue ini dikenal memiliki rasa lembut dan aroma santan yang harum.
Kudapan ini bukan hanya disukai masyarakat Banjar, tetapi juga para pendatang. Kue ini juga sering hadir saat bulan Ramadan. Tak ada yang tahu persis mulainya budaya membuat kue bingka di kalangan warga tanah Banjar Kalimantan Selatan, tetapi ada yang mengkaitkannya budaya membuat kue tersebut sudah ada sejak berdirinya kerajaan Melayu di wilayah tersebut.
Perbesar
Kue Bingka menjamur di saat Ramadhan. Foto: Antara
Konon dulu kue bingka selalu dikaitkan dengan aroma pandan, karena selalu dicampur daun pandan, warna kue itupun selalu agak kehijauan. Tapi, belakangan kue bingka sudah dimodifikasi, menjadi sedikitnya tujuh macam, bukan hanya dengan pandan tetapi dengan kentang, tape ketan, tape ubi, telur, bahkan belakangan sudah dicampur dengan keju dan coklat.
Kudapan yang kedua adalah bubur peca. Dibuat dari nasi yang dimasak dengan santan dan kaldu ayam kampung, bubur ini memiliki tekstur yang begitu halus dengan rasa gurih.
Bubur peca juga khas yang selalu ada bulan Ramadan, bahkan beberapa masjid punya tradisi unik menyajikan bubur peca. Bagi masyarakat sekitar, bubur peca merupakan tradisi yang merekatkan hubungan dan diyakini membawa berkah.
Banyak yang mempercayai bahwa bubur peca’ juga punya khasiat untuk kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah lambung. Tidak semua orang bisa membuat bubur ini, karena prosesnya menuntut ketelatenan dan kesabaran.
Perbesar
Ilustrasi amparan tatak. Foto: sri widyowati/Shutterstock
Selanjutnya adalah kue amparan tatak. Ini merupakan kue tradisional berbahan dasar tepung beras, santan, dan pisang yang dikukus hingga lembut. Dikutip dari laman Wonderful Indonesia, amparan tatak merupakan kudapan khas suku Banjar yang terkenal dengan rasa manis dan teksturnya yang lembut.
Meski dikenal sebagai kue suku Banjar, amparan tatak memiliki kekhasan berbeda di Kaltim, baik dari bahan baku maupun teknik pengolahannya.
Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kaltim, Sih Sudiyono, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur-lah yang menjadi pihak pertama yang mengusulkan warisan tersebut dan kajian pembedanya telah diterima oleh tim ahli nasional. "Perbedaan cara memasak dan penggunaan bahan baku khas Kaltim telah diterima tim ahli," katanya dikutip dari Antara, Kamis (6/11).
Sudiyono mengatakan, penetapan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat perekonomian budaya melalui kuliner. "Bersyukur dari 13 yang kami usulkan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia dari Kalimantan Timur itu disetujui, di antaranya terkait dengan kuliner," kata dia Sudiyono dikutip dari Antara, Kamis (6/11).
Apalagi dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara di Kaltim, peluang untuk memperkenalkan kekayaan kuliner daerah ke audiens yang lebih luas menjadi semakin terbuka.
Keempat hidangan tersebut adalah bagian dari 13 usulan WBTb Kaltim yang semuanya dinyatakan diterima. Selain kuliner, ada pula kategori kemahiran kerajinan tradisional seperti sulam tumpar dan kriookng yang berasal dari Kabupaten Kutai Barat. Selain itu, untuk kategori seni pertunjukan ada tari topeng penembe dari Kutai Kartanegara, serta kategori adat istiadat seperti pemala dari Kutai Barat.
Sertifikat penetapan WBTB tersebut dijadwalkan diserahkan secara resmi oleh Kementerian Kebudayaan pada malam apresiasi Anugerah Warisan Budaya tanggal 3 Desember mendatang di Jakarta.