Medan (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Prof Nurhayati menekankan pentingnya pemerataan akses dan peningkatan daya saing antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di luar Jawa dengan kampus besar di pusat.
"Tentunya pemerataan akses dan peningkatan daya saing itu dapat dilakukan melalui dukungan regulasi dan alokasi anggaran yang lebih merata," katanya di Medan, Selasa.
Hal itu ia sampaikan usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VIII DPR RI dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI serta Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
RDP mengangkat tema “Pembahasan Tata Kelola dan Dinamika di Lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Isu-Isu Aktual”, yang juga diikuti 20 rektor PTKIN dari seluruh Indonesia.
Prof Nurhayati menyampaikan bahwa forum RDP itu menjadi ruang penting bagi PTKIN untuk menyuarakan aspirasi, sekaligus memastikan kebijakan nasional berpihak pada penguatan institusi keagamaan di seluruh wilayah Indonesia.
"Kehadiran UINSU di forum DPR RI itu adalah bagian dari tanggung jawab moral dan kelembagaan kami untuk memastikan tata kelola PTKIN, khususnya di Sumatera, mendapat perhatian yang proporsional. Kami berharap dukungan Komisi VIII dapat memperkuat sistem pembiayaan, pengembangan SDM, dan inovasi akademik di kampus-kampus Islam negeri," katanya.
UINSU, lanjut dia, akan menindaklanjuti hasil pembahasan dengan menyusun laporan dan rekomendasi internal bersama pimpinan universitas, dekanat, dan biro terkait.
"Masukan dari Komisi VIII DPR RI dan Kementerian Agama menjadi panduan penting untuk kita di UINSU dalam memperkuat transparansi, akuntabilitas, serta inovasi akademik dan pelayanan publik kampus," katanya.
Selain itu, UINSU juga akan menjajaki kerja sama antar-PTKIN yang memiliki program unggulan dalam bidang transformasi digital, riset keislaman, dan pemberdayaan masyarakat berbasis moderasi beragama.
Kehadiran UINSU dalam rapat nasional itu, mempertegas komitmen universitas untuk terus aktif dalam perumusan kebijakan pendidikan tinggi Islam yang inklusif, adaptif, dan berorientasi mutu.
Dengan dukungan legislatif dan eksekutif, PTKIN diharapkan mampu memainkan peran lebih besar dalam memperkuat karakter keislaman, keilmuan, dan kebangsaan generasi muda Indonesia.
Baca juga: Wamenag: PTKIN ikut berperan dalam ketahanan Nasional







