Jakarta (ANTARA) - Warga Jalan Pool PPD RT 02/RW 07, Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, meminta pemerintah segera merealisasikan pembangunan embung atau waduk kecil sebagai langkah antisipasi banjir di kawasan mereka.

"Meskipun dalam beberapa tahun terakhir genangan sudah berkurang, warga menilai keberadaan embung tetap penting sebagai pengendali tata air di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut," kata salah satu warga Cakung Barat Jainal di Jakarta, Selasa.

Warga yang bekerja di bengkel sekitar lokasi itu mengatakan, selama tiga tahun terakhir wilayahnya memang sudah tidak lagi dilanda banjir besar.

Namun, Jainal menilai muncul persoalan baru berupa debu tebal dan lalu lintas truk berat yang melintas setiap hari.

"Kalau banjir sih sudah tidak ada, sudah berkurang banyak. Tapi sekarang debu yang parah banget, bikin sesak. Dulu kendaraan belum banyak, sekarang truk lalu-lalang terus, ditambah orang suka buang puing di pinggir jalan," jelas Jainal.

Menurut Jainal, meski saluran air dan drainase sudah diperbaiki sejak adanya rencana pembangunan Rumah Sakit Internasional, warga tetap berharap agar embung dibangun untuk memastikan kawasan tetap aman dari risiko banjir musiman.

"Kalau mau dibangun waduk atau embung, saya setuju banget. Cuma harus lihat juga lahannya. Di sini kan tanahnya sudah padat, tapi kalau bisa direalisasikan, bagus banget buat warga," ucap Jainal.

Warga berharap, Pemerintah Kota Jakarta Timur dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta segera menindaklanjuti aspirasi ini melalui survei lapangan dan penetapan lokasi embung.

Mereka juga meminta pengawasan terhadap aktivitas pembuangan puing liar serta lalu lintas truk berat di sepanjang jalan yang menimbulkan debu tebal.

Meskipun kondisi lingkungan sudah lebih baik dibanding beberapa tahun lalu, warga menegaskan pembangunan embung tetap menjadi kebutuhan mendesak untuk menjaga kestabilan tata air.

Terutama menghadapi musim penghujan dan peningkatan pembangunan di wilayah Cakung Barat.

"Kalau bisa pemerintah cepat realisasikan embung. Sekarang sih aman, tapi siapa tahu nanti banjir balik lagi kalau pembangunan makin banyak," kata Jainal.

Sementara itu, warga lama yang memiliki warung nasi di kawasan tersebut Nuraini (61) menilai pembangunan embung lebih mendesak dibanding proyek rumah sakit.

"Kalau bisa, embung dulu deh dibangun biar tidak banjir. Rumah sakit nanti aja. Soalnya kalau banjir datang, semua kena dampaknya," ucap Nuraini.

Menurut Nuraini, proyek konstruksi besar yang tengah berjalan di sekitar wilayah Cakung Barat berpotensi mengubah aliran air dan mengurangi daya resap tanah, sehingga embung menjadi solusi penting untuk pengendalian air hujan.

Bahkan beberapa petugas PPSU Kelurahan Cakung Barat juga membenarkan bahwa pembahasan soal pembangunan embung telah menjadi agenda di tingkat kelurahan.

"Sekarang pembangunan makin banyak, air hujan kan butuh tempat resapan. Kalau tidak, nanti balik lagi banjir seperti dulu," ucap Nuraini.

Hal senada disampaikan oleh Ketua RT 02/RW 07, Ahmad Nur atau yang akrab disapa RT Enung.

Enung menjelaskan, saat ini wilayahnya memang sudah terbebas dari banjir, namun pembangunan embung tetap masuk dalam rencana tata ruang bersama proyek pelebaran jalan dan pembangunan Rumah Sakit Internasional.

"Dulu sempat ada rapat di kelurahan, pembahasan soal akses ke rumah sakit dan rencana embung. Jadi nanti jalur kendaraan akan diatur ulang supaya enggak padat. Pelebaran jalan juga sudah masuk rencana," jelas Enung.

Menurut Enung, pekerjaan penguatan turap kali di RT 09 juga merupakan bagian dari upaya besar penataan kawasan agar lebih tertata dan tahan terhadap potensi banjir di masa depan.

"Kalau dari petanya sih nanti bagus. Ada turap, ada embung, ada pelebaran jalan juga. Cuma memang sekarang warga paling mengeluh soal debu karena banyak truk dan proyek," ujar Enung.