Capaian Skrining Diabetes di Kalsel Baru 65 Persen, Lebih 33 Ribu Warga Teridentifikasi Diabetes
Ratino Taufik November 15, 2025 11:31 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan melaporkan capaian skrining dini Diabetes Melitus (DM) periode Januari hingga September 2025.

Data dari Dashboard ASIK 2025 menunjukkan bahwa sebanyak 798.196 warga telah menjalani pemeriksaan gula darah, atau sekitar 65 persen dari target populasi sasaran.

Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Diauddin, melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Deny Haryuniansyah mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan 65.807 warga berada dalam kondisi pra-diabetes, sementara 33.376 warga lainnya telah masuk kategori diabetes.

“Angka ini menunjukkan bahwa beban diabetes di masyarakat masih sangat tinggi. Deteksi dini menjadi kunci agar kondisi ini bisa ditangani sedini mungkin,” ujar Deny.

Ia menjelaskan bahwa capaian skrining di kabupaten/kota masih bervariasi. Beberapa daerah mencatat capaian yang cukup tinggi, seperti Banjarbaru yang mencapai sekitar 80 persen, Tapin sekitar 79 persen, serta Tanah Bumbu dan Batola yang berada pada kisaran lebih dari 70 persen. Hulu Sungai Selatan juga mencatat capaian sekitar 73 persen.

Sebaliknya, terdapat daerah dengan capaian rendah, seperti Balangan yang berada di kisaran 40 persen.

Menurut Deny, target nasional dalam RPJMN 2025 menekankan bahwa setiap kabupaten/kota seharusnya mampu mencapai minimal 60 persen untuk skrining populasi usia 15–39 tahun serta warga usia 40 tahun ke atas.

Namun, hingga September, masih ada empat kabupaten/kota di Kalsel yang belum mencapai ambang tersebut.

Selain persoalan capaian, Deny turut menyoroti masih belum optimalnya pemeriksaan antropometri saat pelaksanaan skrining PTM.

Pengukuran seperti berat badan, tinggi badan, lingkar perut, gula darah sewaktu, serta indeks massa tubuh belum sepenuhnya dilakukan secara lengkap di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan.

“Padahal pemeriksaan antropometri merupakan bagian penting untuk mendeteksi risiko penyakit tidak menular secara komprehensif,” jelasnya.

Untuk mendorong peningkatan cakupan skrining, Dinas Kesehatan Kalsel menyiapkan sejumlah langkah tindak lanjut. Di antaranya, mengadakan workshop Agent of Change (AOC) PTM bagi tenaga kesehatan dan kader, memperluas sosialisasi inovasi DEDIKASI PTM BAIK, melakukan monitoring dan supervisi di seluruh kabupaten/kota, serta memperkuat pendampingan deteksi dini PTM.

Deny menambahkan, pihaknya juga berencana mengembangkan inovasi skrining komplikasi diabetes, termasuk pemeriksaan katarak dan retinopati diabetik bagi warga dengan kadar gula darah tidak terkontrol.

“Skrining dini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi kesehatannya sebelum muncul gejala serius. Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang mencegah komplikasi berat,” tegasnya. (banjarmasinpost.co.id/Muhammad Saiful Riki)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.