BANJARMASINPOST.CO.ID - Penyanyi Mulan Jameela dan Ahmad Dhani geram munculnya isu perceraiannya.
Tak ada angin dan tak ada hujan, tiba-tiba muncul isu jika Mulan Jameela dan Ahmad Dhani akan menjalani sidang cerai.
Lantas, Mulan Jameela pun memanjatkan doa minta perlindungan supaya keluarganya dijauhkan dari fitnah.
Doa itu ia panjatkan setelah ramai konten yang dibagikan oleh akun Tiktok @dedymariadi_02, menampilkan potongan video dirinya dan sang suami Ahmad Dhani, berada di sebuah ruangan, yang disebutkan sebagai ruang sidang.
Pada video, narasi yang ditulis menyebut Dhani memilih bungkam saat ditanya wartawan mengenai isu perselingkuhan diduga melibatkan Mulan.
“Sidang Perdana Perceraian Ahmad Dhani dan Mulan Jameela,” demikian tulisan pada unggahan tersebut.
Konten tersebut langsung menyebar luas dan memancing beragam reaksi dari warganet, hingga membuat isu semakin liar.
Mulan tak tinggal diam. Melalui postingan di Instagran, ia memanjatkan doa minta perlindungan dari fitnah yang merugikan.
“Bismillahirrahmanirrahim. Ya Allah, lindungilah keluarga kami dari perbuatan buruk sangka dan fitnah yang sudah barang tentu dapat merugikan. Engkau sudah sampaikan dalam Al-Quran bagaimana bahayanya fitnah adalah lebih kejam dari pembunuhan… Na’udzubillah min dzalik,” tulis Mulan, dikutip Senin (17/11/2025).
Anggota DPR tersebut juga menambahkan permohonan agar ia dan keluarganya diberikan kesabaran serta hikmah dari apa pun yang tengah mereka hadapi.
Sementara Ahmad Dhani menanggapi fitnah tersebut dengan nada keras. Bahkan seperti meluapkan amarah.
Pentolan Dewa 19 itu menuliskan pesan keras yang ditujukan kepada pihak-pihak yang menyebarkan isu perceraian.
Ia menilai kabar tersebut berasal dari pihak-pihak yang disebutnya sebagai “makhluk setengah manusia”, yang gemar menyebarkan informasi menyesatkan.
"Akhirnya Al, El, Dul, dan Shafeea menyaksikan sendiri betapa biadabnya pemberitaan hoaks yang dikelola oleh binatang-binatang yang disukai hoaks-nya oleh makhluk-makhluk setengah manusia. Deterjen78," ujar Dhani, dikutip Tribunnews, Senin (17/11/2025).
Tak berhenti di situ, pemilik nama asli Ahmad Dhani Prasetyo ini juga menilai, pihak yang ia sebut sebagai “binatang” justru menjadi penyebar hoaks paling aktif.
Bukan pemerintah seperti yang kerap dituduhkan sebagian orang.
"Ternyata, BINATANG ADALAH PEMBUAT HOAX TERBAIK, BUKAN PEMERINTAH," pungkasnya.
Hoaks yang beredar menyasar berbagai isu. Lantas, bagaimana cara mengidentifikasi hoaks?
Diberitakan Kompas.com, 1 September 2017, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho menguraikan lima langkah sederhana yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoaks dan mana berita asli.
1. Cermati judul yang provokatif
Menurut Eko, narasi hoaks sering menggunakan judul yang sensasional dan provokatif, misalnya langsung menuduh ke pihak tertentu.
Isi narasi bisa dicomot dari media resmi, akan tetapi isinya dimanipulasi agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki pembuat hoaks.
Apabila menjumpai narasi dengan judul provokatif, sebaiknya cari referensi lain dari media resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda.
2. Cermati alamat URL situs
Eko menyebutkan, untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, masyarakat perlu mencermati alamat URL yang tercantum.
Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita.
Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300.
Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai.
3. Cek sumber informasi
Langkah berikutnya, menurut Eko adalah mengecek sumber informasi dan memastikannya berasal dari sumber yang kredibel serta resmi.
Ia mengatakan, masyarakat sebaiknya tidak menelan mentah-mentah informasi yang berasal dari tokoh ormas, tokoh politik, atau pengamat.
Eko mengatakan, masyarakat perlu memperhatikan keberimbangan sumber yang disertakan dalam narasi atau berita yang dibagikan.
Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini.
Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
4. Cek keaslian foto
Selain beredar dalam bentuk teks, hoaks juga dapat beredar dalam bentuk foto atau video.
Eko menyebutkan, mengecek keaslian foto dapat dilakukan dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop foto ke kolom pencarian Google Images.
Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet, sehingga dapat dibandingkan.
5. Bergabung dengan grup anti-hoaks
Eko juga menyarankan masyarakat untuk bergabung dengan fanpage dan grup diskusi anti-hoaks yang eksis di Facebok, seperti Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Indonesian Hoax Buster, Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.
Di grup-grup tersebut, masyarakat dapat bertanya mengenai kebenaran suatu informasi, sekaligus mengecek klarifikasi terkait hoaks yang beredar di masyarakat.
(Banjarmasinpost.co.id/Tribunnews.com)