Jakarta (ANTARA) - Klub sepak bola putri Prancis Montpellier membantah tuduhan rasisme yang dilontarkan penyerang tim nasional Australia Mary Fowler yang mengatakan bahwa seorang rekan setim memberinya pisang sebagai hadiah perpisahan pada 2022.
Montpellier dalam pernyataannya pada Kamis mengatakan mereka mengetahui dengan rasa terkejut sejumlah tuduhan yang dibuat Fowler dalam memoarnya berjudul Bloom, dan menyebut tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.
“Beberapa tuduhan itu sangat serius, dan kesimpulan yang muncul seolah-olah klub adalah entitas rasis, tidak dapat diterima,” demikian pernyataan Montpellier dikutip dari Fox Sports, Jumat.
Fowler berusia 17 tahun saat bergabung dengan Montpellier pada 2020 dan bermain selama 2,5 musim sebelum pindah ke Manchester City.
Dalam bukunya, Fowler menulis bahwa ia dan rekannya, Ashleigh Weerden, tidak dilibatkan dalam presentasi untuk para pemain yang akan meninggalkan klub setelah laga kandang terakhir musim itu. Pada pertandingan para pemain yang akan hengkang diberikan rangkaian bunga.
“Setelahnya, ketika kami masuk ruang ganti, beberapa rekan bertanya mengapa kami tidak menerima bunga,” tulis Fowler, mengutip kutipan bukunya yang dimuat media Australia.
“Kami hanya mengangkat bahu, sama bingungnya dengan mereka. Beberapa pemain tertawa, lalu salah satu pemain lain datang dan memberikan pisang kepada saya dan teman saya sambil berkata, ‘Ambil ini.’ Itu benar-benar jadi puncaknya.”
Baca juga: Lens hancurkan Monaco 4-1, Marseille hajar Brest
Fowler mengatakan bahwa setelah meninggalkan Montpellier, ia dan temannya sudah beberapa kali membahas kejadian itu. Ia mengaku tidak terlalu memusingkan dirinya tidak mendapat karangan bunga, namun diberi pisang bukan hal yang dianggapnya sebagai lelucon.
Montpellier memberikan penjelasan berbeda.
“Secara faktual, kebenaran tidak menyisakan ruang untuk interpretasi,” ujar klub.
“Pada 1 Juni 2022, tim putri memainkan laga kandang terakhir melawan Bordeaux. Seperti tradisi beberapa musim terakhir, dua pemain yang kontraknya habis, dan tampil untuk terakhir kali dengan seragam klub, diberikan bunga. Ini tidak berlaku bagi Mary Fowler maupun rekan yang disebutkan dalam bukunya, karena keduanya masih terikat kontrak hingga 30 Juni 2023. Karena itu akan tidak tepat memberikan mereka ‘hadiah perpisahan."
Terkait dugaan insiden di ruang ganti, klub mengatakan telah berkonsultasi dengan semua yang hadir pada hari itu dan menyimpulkan tidak ada bukti yang mendukung cerita Fowler.
“Rasisme adalah isu serius yang tidak boleh dieksploitasi. Klub menegaskan kembali komitmennya untuk memerangi segala bentuk diskriminasi,” kata Montpellier.







