Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember menyalurkan bantuan kemanusiaan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Vice President Daop 9 Jember Hengky Prasetyo kepada Bupati Lumajang Indah Amperawati dalam kegiatan yang berlangsung di Pendapa Kabupaten Lumajang, Selasa.
"Penyaluran bantuan itu merupakan wujud kepedulian KAI terhadap masyarakat, sekaligus salah satu bentuk implementasi tanggung jawab sosial perusahaan," kata Hengky Prasetyo di Lumajang.
Bantuan tersebut meliputi berbagai kebutuhan dasar masyarakat, seperti bahan pokok, sarung, selimut, baju, celana, matras, obat-obatan, perlengkapan mandi, serta sejumlah kebutuhan penting lainnya.
"Total nilai bantuan mencapai Rp50 juta yang diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi dan memberikan dukungan selama masa tanggap darurat," tuturnya.
KAI Daop 9 Jember turut prihatin atas musibah itu dan berharap bantuan yang diberikan dapat membantu meringankan beban warga serta memenuhi kebutuhan mendesak di pengungsian.
"Kami juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, relawan, dan seluruh petugas yang terus bekerja di lapangan," katanya.
Ia mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan situasi dan siap berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang serta BPBD untuk memberikan bantuan tambahan apabila diperlukan.
"KAI berharap kondisi di wilayah terdampak dapat segera pulih dan masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan normal," ujarnya.
Erupsi Gunung Semeru yang disertai awan panas guguran terjadi pada Rabu (19/11) dan terjadi peningkatan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), sehingga statusnya naik dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
Terdapat 3 warga yang mengalami luka bakar karena terpapar awan panas guguran dan telah dirujuk dan dirawat di RSUD Dr. Haryoto Lumajang. Kerugian material terdiri dari rumah rusak berat 21 unit serta fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan gardu PLN masing-masing rusak berat 1 unit. Selain itu, lahan pertanian seluas 204,63 hektare rusak.







