Ringkasan Berita:
- Korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, terus bertambah
- Menyalurkan bantuan ke lokasi bencana tidak mudah, termasuk keterbatasan daya angkut helikopter dan BBM
- DPR panggil Menteri Kehutaman Raja Juli Antoni bahas penyebab dan dampak banjir serta longsor
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban jiwa akibat bencana banjir bandang dan longsor di provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, terus bertambah, Minggu (30/11/2025) sore.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis update terbaru jumlah korban bencana di tiga provinsi tersebut, di mana 46 kabupaten terdampak.
Data terbaru menunjukkan total jumlah korban meninggal ada 442 jiwa. Kemudian orang hilang tercatat 402 jiwa dan korban luka-luka 646 jiwa.
Korban meninggal paling banyak ada di Sumatera Utara, dengan 217 korban. Selanjutnya Sumatera Barat dengan 129 korban jiwa. Dan Aceh tercatat 96 korban jiwa.
Total warga di tiga provinsi yang terdampak bencana ada 1,1 orang, dengan jumlah pengungsi lebih dari 290 ribu orang.
BNPB juga melaporkan kerusakan akibat bencana di tiga Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Disebutkan bahwa 827 rumah rusak berat, 694 rusak sedang, dan lebih dari 130 ribu rusak ringan.
Dilaporkan pula 133 jembatan mengalami kerusakan.
Menyalurkan bantuan ke setiap titik lokasi bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, tidak mudah.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan berbagai tantangannya.
"Di lapangan, tantangan yang kita hadapi tidak ringan. Keterbatasan BBM untuk logistik dan genset, kerusakan jaringan listrik bertegangan tinggi, hingga keterbatasan daya angkut helikopter membuat distribusi bantuan memerlukan waktu," ujar AHY dalam akun Instagram-nya, Minggu (30/11/2025).
Kendati tidak mudah, AHY memastikan Pemerintah akan terus bekerja keras dan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada.
"Saya juga berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan untuk memastikan operasional bandara, helikopter, dan armada udara, dengan dukungan TNI-Polri, guna dropping logistik dan bantuan medis," ujar AHY.
Di sisi lain, AHY telah berkomunikasi langsung dengan PLN terkait pemulihan listrik serta dengan Pertamina untuk memastikan ketersediaan BBM bagi logistik, genset, dan operasional di lapangan.
Komisi IV DPR RI akan memanggil Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni untuk membahas penyebab dan dampak banjir serta longsor yang terjadi di berbagai wilayah di Sumatera dalam sepekan terakhir.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman mengatakan, rapat yang dijadwalkan pada Kamis (4/12/2025) itu bakal meminta penjelasan pemerintah terkait banyaknya gelondongan yang terbawa arus banjir, baik di Aceh, Sumatera Utara, maupun Sumatera Barat.
“Iya, Komisi IV akan rapat dengan Kemenhut perihal tersebut pada hari Kamis, 4 Desember 2025,” ujar Alex saat dihubungi, Minggu (30/11/2025).
Alex menjelaskan, ada sejumlah poin yang akan didalami dalam rapat nanti, khususnya berkaitan dengan kondisi dan tata kelola hutan serta lahan di daerah terdampak bencana.
“Pertama, peta daerah aliran sungai yang terjadi banjir dan longsor. Kedua, data tutupan lahan di setiap DAS (Daerah Aliran Sungai),” kata Alex.
“Ketiga, data kerusakan hutan dan lahan tiap DAS. Keempat, program rencana reboisasi dan penghijauan tiap DAS. Kelima, berapa dana yang tersedia untuk rehabilitasi DAS,” ujar dia.
Di tempat terpisah, Menhut Raja Juli Antoni menyatakan bahwa pemerintah akan mengevaluasi tata kelola kehutanan menyusul maraknya bencana hidro-meteorologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Menurut Raja Juli, rangkaian bencana ini menunjukkan adanya kesalahan mendasar dalam pengelolaan lingkungan selama ini.
“Pak Presiden dalam pidatonya mengatakan penebangan hutan liar yang tidak terkontrol berkontribusi besar terhadap bencana. Jadi kita akan melakukan evaluasi kebijakan,” ujar Raja Juli dalam keterangan resmi, Sabtu (29/11/2025).
Dia menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi momentum perbaikan tata kelola hutan di Indonesia.
“Kita mendapatkan momentum yang baik justru karena semua mata melihat, semua telinga mendengar, semua kita merasakan apa yang terjadi,” kata Raja Juli.