Ragam Kisah Pilu di Balik Banjir dan Longsor Sumatera
kumparanNEWS December 03, 2025 09:40 AM
BNPB melaporkan data terbaru korban meninggal bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh per hari ini, Rabu (3/12) mencapai 753 orang.
Di balik banyak pilu kehilangan orang yang dicinta, ada kisah-kisah perjuangan masyarakat yang bertahan. Kisah itu juga datang dari tim SAR dan relawan yang memberi bantuan.
Momen SAR Evakuasi Jasad Ibu & Anak Berpelukan yang Tertimbun Longsor di Sibolga
Tim SAR terus berjibaku mengevakuasi korban longsor dan banjir bandang yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera. Salah satunya di Sibolga Ilir, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga, Sumatera Utara.
Salah satu proses evakuasi yang menyayat hati dan viral di media sosial adalah saat Tim SAR mengevakuasi jasad ibu dan anaknya yang sedang berpelukan.
Kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sujawardi mengatakan momen itu terjadi saat Tim SAR gabungan mengevakuasi korban tanah longsor di Jalan Sisingamangaraja, Sibolga Ilir, pada Sabtu, 29/11/2025 lalu.
"Korban ditemukan 2 orang korban dalam keadaan tertimbun tanah longsor," kata Putu Arga saat dikonfirmasi, Selasa (2/12).
Tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, TNI/Polri, BPBD Kota Sibolga dan Potensi SAR.
Saat ditemukan, ibu dan anak dalam kondisi berpelukan tertimbun tanah longsoran. Petugas berjibaku menggali timbunan tanah agar kedua jasad ibu dan anak itu bisa ditarik keluar.
Setelah jasad berhasil ditarik keluar, keduanya dimasukkan ke dalam kantong jenazah masing-masing.
Pilu Puluhan Anak Tewas Imbas Banjir Sumbar: Sulit Dikenali
Perbesar
Prajurit Batalyon TP 897/Singgalang dan Brimob Polda Sumbar mengevakuasi korban meninggal akibat banjir bandang di Jorong Kayu Pasak Selatan, Nagari Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
Anak-anak banyak yang menjadi korban tewas imbas banjir bandang di Sumatera Barat. Jenazah mereka dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang.
Namun, kondisi mereka sulit dikenali. Puluhan jenazah ini masih berstatus mr x.
Data di posko antermontem yang dimiliki RS Bhayangkara Padang, tidak ada yang cocok dengan jenazah.
Ps Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Padang, dr. Harry Andromeda, mengatakan dari pemeriksaan sidik jari yang dibantu tim Inafis terhadap jenazah juga tidak bisa dilakukan, karena korban adalah anak-anak.
"Sebagian besar banyak terdiri anak-anak. Anak-anak ini dari sidik jari tidak bisa dilakukan pemeriksaan. Dan juga mungkin banyak korban anak ini, orang tuanya juga menjadi korban, sehingga tidak ada yang merasa kehilangan," kata Harry di Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Selasa (2/12).
"Secara visual sudah sulit dilihat, menyulitkan tim DVI mengidentifikasi," sambungnya.
Harry mengungkapkan, puluhan jenazah sudah dilakukan pengambilan sampel DNA melalui gigi, jari hingga tulang. Sampel DNA diperlukan sebagai data pembanding.
Di Balik Genangan Lumpur Bencana: Nasib Pahit Petani dan Petambak di Jangka Aceh
Perbesar
Kondisi terdampak di Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh, Selasa (2/12/2025). Foto: Hedi/kumparan
Hijau sawah berubah menjadi cokelat. Indahnya tambak ikan bandeng, kini dipenuhi lumpur. Begitulah kondisi Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh, usai dilanda banjir, Selasa (2/12).
Pantauan di kumparan lokasi, Desa Ule Uce menjadi salah satu yang terdampak di Jangka. Desa ini terdampak parah banjir Aceh-Sumatera. Sempat tiga hari terisolir sebelum pada hari ini bantuan mulai masuk ke sana.
Di sisi lain, listrik masih mati di desa. Begitu juga dengan sinyal komunikasi. Selain itu, bahan bakar juga langka di sana. Warga yang hendak membeli kebutuhan pokok tertahan karena tidak ada moda transportasi.
Kemudian, air bersih juga susah di sini. Petani di sawah, hingga penambak ikan, hanya bisa pasrah dengan bencana yang datang tiba-tiba ini. Hasil usaha mereka dalam beberapa waktu terakhir hilang tersapu arus banjir.
"Sekarang udah tertimbun lumpur semua," kata Ilham, salah satu petani tambak ikan di Jangka, menceritakan kondisi tambak miliknya.
Hal senada disampaikan rekan Ilham yang saat ditemui berada di sampingnya. Dia mengaku sawahnya yang hijau kini habis terkena banjir parah.
"Habis semua, habis," kata dia.
Perjuangan Warga Bireuen Aceh Nyeberangi Jembatan Ambruk Pakai Tali Kerek
Perbesar
Banjir di Desa Ule Uce, Kecamatan Jangka, Bireuen, Aceh. Foto: Hedi/kumparan
Banjir bandang terjang Bireuen, Aceh, sejak Sabtu (29/11). Tiga hari berlalu, masih ada sejumlah daerah yang tergenang.
kumparan mengunjungi salah satu titik yang paling terdampak di Bireuen, yakni Desa Ule Uce, Kecamatan Jangka.
Tampak sawah berhektare-hektare terendam banjir. Tambak-tambak ikan hingga udang pun tak terselamatkan.
Untuk beraktivitas, warga Jangka masih ada yang menggunakan 'kendaraan'-nya sendiri dengan memanfaatkan tali yang melintang di dua sudut untuk menyeberang melewati jembatan yang ambruk. Mirip flying fox.
Di sisi lain, ada sejumlah jalan yang ketinggian airnya mulai surut. Akses bantuan pun mulai terbuka.
Yang menjadi persoalan adalah BBM masih langka. Harta benda mereka pun tersapu air.
Warga saat ini sangat perlu bantuan. Mereka kekurangan sejumlah bahan pokok hingga makanan.