Setiap langkah yang diambil pengingat bahwa kepedulian dan gotong royong masih hidup di tengah kita, hadir tanpa diminta, terutama ketika bencana datang tanpa pernah memberi jeda untuk bersiap.

Jakarta (ANTARA) - InJourney Airports mengirimkan tim yang dinamai Gurila untuk membantu masyarakat terdampak bencana banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem di Sumatera Barat (Sumbar).

CSR Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Fenny dalam pernyataan diterima di Jakarta, Jumat, menyatakan Tim Gurila InJourney Airports menjadi salah satu yang paling aktif menembus wilayah terdampak.

Relawan yang datang dari berbagai daerah, termasuk Pekanbaru dan Cengkareng, dikerahkan untuk menjangkau kampung-kampung yang terisolasi. Mereka membawa bantuan berupa sembako, selimut, perlengkapan kebersihan, dan kebutuhan darurat lainnya.

Menurut dia, medan menuju lokasi-lokasi terdampak tidak mudah, mengingat banyak akses jalan terputus dan hanya bisa ditembus dengan berjalan kaki.

Cuaca yang kerap berubah tiba-tiba juga menjadi tantangan tersendiri. Namun tim tetap bergerak dari satu wilayah ke wilayah lain, memastikan bantuan sampai kepada warga yang paling membutuhkan

Ia menyampaikan bahwa kehadiran tim bukan hanya untuk menyalurkan logistik, tetapi juga memberikan dukungan moral kepada para penyintas.

“Tim Gurila InJourney dan relawan tidak sekadar datang membagikan logistik. Mereka menyempatkan diri untuk berbincang, mendengar keluh kesah, sekaligus memberi semangat agar warga tetap kuat menghadapi situasi sulit ini,” ujarnya pula.

Penyaluran bantuan dilakukan secara berulang berdasarkan data yang masuk dari posko. Setiap wilayah terdampak dipastikan mendapat perhatian yang sama, tanpa ada yang terlewat. Upaya ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang sedang berjuang memulihkan kehidupan mereka.

PT Angkasa Pura Indonesia KC BIM menegaskan bahwa langkah kemanusiaan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong tetap hidup di tengah masyarakat.

“Setiap langkah yang diambil pengingat bahwa kepedulian dan gotong royong masih hidup di tengah kita, hadir tanpa diminta, terutama ketika bencana datang tanpa pernah memberi jeda untuk bersiap,” katanya lagi.