Noda Sepak Bola Indonesia di SEA Games 2025: Timnas Putra Tak Bernyali, Garuda Pertiwi Terbantai
Dwi Setiawan December 15, 2025 10:30 AM

 

TRIBUNNEWS.COM - Gelaran SEA Games 2025 yang saat ini tengah berlangsung di Thailand, tampaknya menyisakan noda hitam bagi kontingen Indonesia.

Khususnya dari cabor sepak bola baik kategori putra maupun putri.

Capaian prestasi yang ditorehkan cabor sepak bola di SEA Games kali ini, terasa jauh dari kata membanggakan.

Contohnya Timnas Putra Indonesia yang berstatus sebagai juara bertahan alias peraih medali emas edisi sebelumnya.

Berbekal status tersebut, Timnas U22 Indonesia justru gagal total.

Jangankan mempertahankan medali emas di SEA Games tahun ini, untuk melangkah ke semifinal, Garuda tidak mampu.

Meskipun sama-sama dilatih Indra Sjafri yang mana ia menjadi pelatih Garuda saat meraih medali emas, dua tahun lalu.

Hal itu nyatanya tak memberi jaminan Timnas U22 Indonesia bisa menorehkan prestasi gemilang pada edisi kali ini.

Buktinya, Timnas U22 Indonesia hanya bisa mentok di fase grup, dan gagal melaju ke semifinal SEA Games 2025.

TAK LOLOS - Pemain Timnas U22 Indonesia, Toni Firmansyah, beraksi saat menghadapi Myanmar di SEA Games 2025, Jumat (12/12/2025) di 700th Anniversary of Chiang Mai.
TAK LOLOS - Pemain Timnas U22 Indonesia, Toni Firmansyah, beraksi saat menghadapi Myanmar di SEA Games 2025, Jumat (12/12/2025) di 700th Anniversary of Chiang Mai. (Dok. PSSI)

Kegagalan Garuda ke semifinal, otomatis menutup asa mempertahankan medali emas cabor sepak bola putra.

Tak hanya itu, momen pahit ini seakan mengulangi apa yang pernah terjadi pada ajang SEA Games 2009 silam.

Tepat 16 tahun lalu, Timnas Sepak Bola Putra Indonesia diketahui juga gagal ke semifinal, karena mentok di fase grup.

Jika melihat hasil yang ditorehkan Jens Raven dkk, Garuda yang tampil di SEA Games 2025 memang tidak layak lolos.

Bagaimana tidak, dari dua laga yang dijalani Timnas U22 Indonesia di fase Grup C yang dihuni Filipina dan Myanmar, performa Garuda tidak terlalu menggigit.

Meskipun diperkuat pemain seperti Ivar Jenner, Mauro Zijlstra, Hokky Caraka hingga Jens Raven, penampilan Garuda jauh dari ekspetasi publik.

Kekalahan dari Filipina dengan skor 0-1 pada laga perdana langsung menampar muka Garuda sebagai juara bertahan.

Pada laga kedua alias penentuan, Timnas U22 Indonesia bahkan sangat kerepotan, saat melawan Myanmar.

Sekalipun pada akhirnya, Garuda menang atas Myanmar dengan skor 1-3 berkat dua gol telat dari Jens Ravens yang masuk dari bangku cadangan.

Kemenangan tersebut terasa sia-sia, lantaran Timnas U22 Indonesia tetap saja dianggap gagal lolos dari fase grup.

Ya, Timnas U22 Indonesia harus menerima kenyataan pahit, tidak berhak lolos ke semifinal, meskipun berhasil mengalahkan Myanmar di laga terakhir fase grup.

Penyebabnya, Garuda kalah bersaing dengan Malaysia dalam perebutan tiket semifinal, lewat jalur runner-up terbaik.

Jika merujuk klasemen akhir runner-up terbaik, Malaysia dan Timnas U22 Indonesia sebenarnya sama-sama mengumpulkan catatan 3 poin, serta memiliki selisih gol yang sama.

Hanya saja, produktifitas gol Malaysia (+4) yang lebih tinggi dibandingkan Timnas U22 Indonesia (+3) akhirnya membuat Harimau Malaya lebih berhak menempati posisi teratas di klasemen runner-up terbaik.

Atas dasar hal itu, Malaysia akhirnya berhak melaju ke semifinal, menyusul Thailand, Vietnam dan Filipina yang lolos ke semifinal dengan status juara grup, setelah menyapu bersih semua laga babak penyisihan dengan kemenangan.

Sementara itu, Timnas U22 Indonesia harus angkat koper lantaran tersingkir lebih awal di fase grup.

Kegagalan di fase grup inilah, yang seakan menjadi duka bagi sepak bola nasional, yang sebelumnya juga meraih hasil buruk di berbagai ajang.

Khusus di level U22/U23, Timnas Indonesia telah gagal di Kualifikasi Piala Asia U23, batal juara di Piala AFF U23, dan puncaknya mentok di fase grup SEA Games 2025.

SELEBRASI GARUDA PERTIWI - Para pemain Timnas Putri Indonesia merayakan gol yang dicetak oleh Claudia Scheunemann ke gawang Singapura pada laga Grup A SEA Games 2025 di Stadion Chonburi, Thailand pada Minggu (7/12/2025). (Instagram Timnas Indonesia - 7/12/2025) (Timnas Indonesia)
SELEBRASI GARUDA PERTIWI - Para pemain Timnas Putri Indonesia merayakan gol yang dicetak oleh Claudia Scheunemann ke gawang Singapura pada laga Grup A SEA Games 2025 di Stadion Chonburi, Thailand pada Minggu (7/12/2025). (Instagram Timnas Indonesia - 7/12/2025) (Timnas Indonesia) (Timnas Indonesia)

Hasil negatif juga diukir Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di SEA Games 2025.

Meskipun bisa lolos ke semifinal, perjuangan Timnas Putri Indonesia berakhir anti-klimaks setelah terbantai di tangan Vietnam, Minggu (14/12/2025) kemarin.

Garuda Pertiwi tak bisa berbuat banyak saat mereka dipecundangi Vietnam dengan skor telak, 5-0.

Sempat memberikan perlawanan di awal pertandingan, Vietnam tetap tak terbendung hingga pesta gol di babak kedua.

Kekalahan dengan skor telak pun membuat perjuangan Garuda Pertiwi terhenti di babak semifinal.

Jika menilik rekam jejak Timnas Putri Indonesia di SEA Games 2025, memang tidak terlalu buruk, juga tidak terlalu baik.

Fakta bahwa kompetisi Liga Putri Indonesia masih belum bergulir mungkin menjadi alasan utamanya.

Di babak penyisihan, Timnas Putri Indonesia terbantu kelolosannya ke semifinal, lantaran menyandang predikat sebagai runner-up di fase grup.

Dari dua laga babak penyisihan yang dimainkan, Garuda Pertiwi memetik satu kemenangan melawan Singapura dengan skor 1-3.

Sebelum kekalahan itu, Garuda Pertiwi babak belur dihajar oleh Thailand selaku tuan rumah dengan skor 0-8.

Pembantaian yang dirasakan Timnas Putri Indonesia di SEA Games 2025, baik melawan Thailand maupun Vietnam, menjadi tanda masih jauhnya level Garuda Pertiwi bersaing di level Asia Tenggara.

Hal itu tentu menjadi catatan khusus PSSI untuk bisa menciptakan iklim sepak bola yang lebih baik lagi di tanah air.

Kegagalan besar di SEA Games 2025 dari cabor sepak bola baik putra maupun putri jelas menjadi alarm peringatan serius.

Jika tidak segera diperbaiki, maka sepak bola Indonesia makin tertinggal dari Thailand dan Vietnam.

(Dwi Setiawan)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.