Sosok Hashim Djojohadikusumo, Adik Presiden Prabowo yang Puji Menkeu Purbaya Luar Biasa Bagus
Musahadah December 15, 2025 11:32 AM

 

SURYA.CO.ID - Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo memberikan pujian kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat berbicara dalam acara Bedah Buku Indonesia Naik Kelas bertajuk Future Talk: Indonesai Naik Kelas & Peran Sivitas Akademika digelar di Universitas Indonesia pada Jumat (12/12/2025).

Dalam kesempatan itu, Hashim juga menilai Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai sosok luar biasa. 

Adik kandung Presiden Prabowo ini menyebut hal itu menyoroti tentang penghasilan dan penerimaan negara yang menurutnya sudah parah. 

"Terus terang saja, 11-12 tahun yang lalu saya ditugaskan Pak Prabowo memimpin suatu tim dari partai kami untuk melihat bagaimana potensi negara kita. Dan salah satu titik lemah kita, yang juga berpotensi yang besar untuk kita, adalah penerimaan negara kita. Parah," sebut Hashim. 

Dijelaskan, sistem penerimaan negara dari pajak, bea cukai, dan sebagainya, sangat-sangat parah.

"Parah sekali. Tadi Bapak bilang 9-10 persen Indonesia. Betul. Kita termasuk yang paling lemah dan paling rendah di dunia, sistem perpajakan kita," ujarnya. 

Hashim mengaku sudah bertemu dengan Menkeu Purbaya dua minggu lalu. 

Menurut Hashim, Purbaya membenarkan apa yang dikatakan terkait penerimaan negara tersebut. 

"Data dari Bank Dunia sudah menunjukkan dari dulu sampai sekarang, pajak, PNBP, royalti, cukai kita tetap tidak ada penambahan," katanya. 

Hashim lalu membandingkan kondisi di Kamboja dan Filipina yang meningkat 10 tahun terakhir. 

"10 tahun lalu, penerimaan negara (yaitu termasuk pajak, cukai, PNBP, royalti—dari apa? emas, tembaga, dan sebagainya—batu bara juga biar masuk, dan sebagainya), Kamboja itu 9 persen. Indonesia 12 % . Itu 11 tahun lalu, 10 tahun lalu. Sekarang, Kamboja 18 % . Indonesia di mana? Tetap 12 % . Berarti apa? Berarti enggak ada kenaikan," ungkapnya.  

Karena itu, lanjut Hashim saat ini pemerintah mentargetkan pertumbuhan ekonomi 6 persen. 

"6 persen kelihatan kecil, tapi 6 persen dari suatu ekonomi PDB-nya adalah 25.000 triliun. 6 persen  itu Rp1.500 triliun. Defisit APBN kita 300 triliunan, tidak sampai 400 triliun. Defisit," katanya. 

Menurut Hashim, kalau sekarang aparat pajak, bea cukai dan semuanya bekerja dengan benar, Indonesia bukan negara dengan defisit. Indonesia negara surplus.

"Indonesia negara kaya. Kita bisa memberi bantuan luar negeri kepada negara-negara miskin lainnya. Indonesia super power," tegasnya. 

Saat ini, lanjut Hashim, tinggal dibenahi aparatnya. 

"Maka ada orang yang, ya luar biasa baguslah, namanya Purbaya," pujinya. 

Menurutnya, Purbaya ditugaskan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 6 persen tersebut.

"Kecil kelihatannya, tapi besar maknanya. 6 persen dari 25.000 triliun itu Rp1.500 triliun kita bisa dapat dan seharusnya dapat tiap tahun sekarang, saat ini. Di situ, Pak, kita dalam titik lemah kita, kita bisa ubah jadi potensi," tegasnya. 

Siapakah Hashim Djojohadikusumo? 

Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo.
Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. (tribun jatim/kukuh kurniawan)

Hashim Djojohadikusumo memilikii nama lengkap Hashim Sujono Djojohadikusumo.

Ia lahir di Jakarta pada 5 Juni 1954. Kini, dirinya berusia 69 tahun.

Dilansir Surya.co.id dari Wikipedia, Hashim Djojohadikusumo merupakan putra bungsu dari pasangan Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Sigar.

Ia adik dari Prabowo Subianto, Capres 2014 dan 2019 dari Partai Gerakan Indonesia Raya, di mana Hashim menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai GERINDRA.

Hashim Djojohadikusumo juga adalah seorang pengusaha dan seorang filantropis, pemilik perusahaan Arsari Group.

Pada tahun 2008, Hashim Djojohadikusumo mendirikan Arsari Pratama, sebuah perseroan terbatas yang bergerak di bidang usaha umum.

Arsari Pratama, yang kemudian dikenal sebagai ARSARI GROUP, adalah perusahaan induk dari berbagai bisnis dalam negeri yang telah dia rintis jauh sebelumnya.

Beberapa di antaranya bergerak di bidang Agribisnis, Pertambangan, Kehutanan, serta Perdagangan dan Logistik.

Bisnis jangka panjang untuk terus memenuhi kebutuhan yang ada adalah konsep bisnis pilihannya.

Dalam konteks itu, saat ini, Arsari Group berkonsentrasi pada bisnis Energi Terbarukan yang berfokus pada energi biomassa dan surya, serta sumber daya air yang berkelanjutan.

Fokus kedua adalah pertambangan khususnya yang memiliki potensi pasar yang luas di industri elektronik.

Dalam trah keluarganya, Hashim Djojohadikusumo bukan hanya pewaris kepiawaian sang ayah dan kakeknya dalam berbisnis, tetapi juga dalam semangat dan komitmennya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Khususnya dalam menjaga dan melestarikan sejarah serta tradisi budaya Indonesia, memajukan pendidikan, melestarikan lingkungan hidup dan satwa langka.

Hashim juga dikenal sebagai kolektor seni dan sebagai orang yang terus berjuang untuk melestarikan budaya Indonesia, khususnya budaya Jawa.

Hal ini dilakukannya melalui Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dan Persatuan Pedalang Indonesia (Pepadi) di mana Hashim menjabat sebagai ketua. 

Pada tahun 2008, dalam upaya untuk melestarikan budaya Indonesia, Hashim membeli 6 artefaks/arca dari seorang kurator benda seni terkenal yang pernah bekerja di balai lelang Christie, Hugo Kreijger.

Nyatanya, sertifikat dari keenam benda dengan nilai sejarah tinggi tersebut telah dipalsukan oleh seorang Heru Suryanto.

Oleh sebab itu, Hashim dituduh telah mencuri dan sempat berurusan dengan pihak yang berwajib.

Pada akhirnya, Hashim terbukti tidak bersalah, dan telah bebas dari semua tuduhan.

Filantropis

Sebagai seorang filantropis, Hashim telah mendedikasikan lebih dari 20 tahun hidupnya untuk berbagai isu sosial di Indonesia.

Untuk mencapai tujuannya mendukung peningkatkan kualitas pendidikan, kesejahteraan pendidik, kualitas gizi anak, Hashim lakukan melalui Yayasan Arsari Djojohadikusumo.

Yayasan Arsari Djojohadikusumo berkegiatan sosial dibidang pendidikan, peningkatan kesejahteraan guru, peningkatan kesehatan dan gizi anak, serta membantu upaya pelestarian budaya dan pelestarian lingkungan.

Seiring berjalannya waktu, dalam langkah memperluas cakupan kegiatan sosialnya, YAD kemudian juga menaungi Yayasan Wadah Titian Harapan (Yayasan WADAH) yang didirikan oleh Anie Hashim Djojohadikusumo dan Yayasan Parinama Astha, yang didirikan oleh anaknya, Rahayu Saraswati Diojohadkusumo.

Di bidang lingkungan, Hashim sangat memberi perhatian pada konservasi hutan salah satunya mendedikasikan 2400 hektar dari sebagian HGU di Jambi, menjadi Hutan Konservasi Sumitro Djojohadikusumo.

Sumbangsihnya ini mendapatkan penghargaan dari pemerintah RI berupa Kalpataru bidang Pembina Lingkungan pada 5 Juni 2014.

Selain itu, melalui YAD, ia juga membantu upaya penyelamatan orangutan Borneo, beruang madu di Kalimantan, dan harimau Sumatra.

Prestasi penting Hashim lainnya antara lain: dukungan program penyelamatan orangutan dan beruang madu Kalimantan (Borneo), kesejahteraan populasi gajah liar Sumatera serta populasi harimau di Indonesia.

Hashim melalui Yayasan Arsari Djojohadikusumo mendirikan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di dalam hutan yang ia bantu lestarikan di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, sebagai upayanya menyelamatkan Harimau Sumatera dari kepunahan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.