Rakorwil PSI DKI Jakarta, Ahmad Ali Rindukan Kader DPRD yang Berani dan Tegas
Content Writer December 15, 2025 11:38 AM

TRIBUNNEWS.COM - Rapat Koordinator Wilayah (Rakorwil) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta yang digelar di Grand Sahid Jakarta menjadi momentum refleksi bagi seluruh struktur dan kader PSI. Ketua Harian PSI, Ahmad Ali, secara terbuka menyampaikan kritik tegas sekaligus peringatan serius agar PSI tidak kehilangan jati dirinya sebagai partai yang lahir dari keberanian dan integritas.

“Saya rindu anggota DPRD PSI Jakarta yang dulu. Yang berani bersuara, tidak takut mengkritik kebijakan yang keliru, dan benar-benar berdiri membela kepentingan rakyat,” tegas Ahmad Ali di hadapan peserta Rakorwil.

Ahmad Ali menegaskan bahwa sejak awal berdiri, PSI kuat di DKI Jakarta karena kepercayaan masyarakat. Kepercayaan itu lahir bukan dari kompromi politik, melainkan dari sikap tegas PSI yang berani mengatakan benar itu benar, salah itu salah, bahkan ketika berhadapan dengan kekuasaan.

Ketua DPW PSI, Elva Qolbina, juga mengingatkan bahwa PSI Jakarta pernah mencetak preseden penting dalam politik nasional dengan memecat kader yang terindikasi korupsi, sebuah langkah yang jarang dilakukan partai lain.

“Apa artinya kita punya anggota dewan, kalau mereka tidak berani mengkritik persoalan yang nyata terjadi di masyarakat? DPRD itu wakil rakyat, bukan perpanjangan tangan kekuasaan,” ujarnya tajam.

Menurut Ahmad Ali, kehilangan keberanian sama artinya dengan kehilangan identitas PSI. Jika itu terjadi, PSI akan kehilangan alasan keberadaannya di tengah publik.

Dalam arahannya, Ahmad Ali juga menekankan target politik ke depan. Ia menyatakan keyakinannya bahwa PSI harus menang di DKI Jakarta pada Pileg 2029.

“Kita sudah punya modal. Setiap pemilu, PSI selalu mendapatkan kursi jika lolos. Artinya, dukungan itu nyata. Tinggal kita jaga dan perkuat,” katanya.

Ia mengingatkan kembali janji para pendiri PSI untuk menghadirkan kesejahteraan masyarakat melalui politik yang bersih dan berani. Perjuangan itu, menurutnya, belum selesai dan justru sedang berada di fase penentuan.

Dalam konteks sosial dan keagamaan, Ahmad Ali menegaskan sikap PSI yang inklusif dan terbuka terhadap kritik.

“PSI jangan pernah jauh dari kelompok agama. Dengarkan kritik, benahi diri, jangan anti-masukan. Koreksi itu penting agar kita jadi lebih baik,” ujarnya.

Namun ia memberi garis tegas:
“Jadikan kyai dan ulama sebagai guru, sebagai sumber nilai dan etika. Tapi jangan pernah menjadikan agama sebagai alat politik untuk meraih kemenangan. Itu pengkhianatan terhadap moral dan akal sehat publik.”

Menutup arahannya, Ahmad Ali mengajak seluruh kader PSI Jakarta untuk kembali pada akar perjuangan: keberanian, integritas, dan keberpihakan pada rakyat.

“Harapan masyarakat dititipkan kepada kita. Jangan dikhianati. Jangan kehilangan jati diri. Di situlah kekuatan PSI,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.