Mengenal Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang, Wilayah Perbukitan yang Diuji Banjir Bandang
Rahmadi December 15, 2025 01:27 PM

 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kelurahan Lambung Bukit merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Lambung Bukit menjadi perhatin publik beberapa waktu belakangan karena salah satu wilayahnya Batu Busuk dilanda banjir bandang pada akhir November 2025.

Kelurahan ini memiliki peran strategis karena menjadi kelurahan terluas di Kecamatan Pauh serta memiliki karakter wilayah yang khas, didominasi kawasan perbukitan, hutan, dan lahan terbuka.

Kondisi geografis tersebut membentuk pola kehidupan masyarakat yang erat dengan alam, pertanian, serta aktivitas lingkungan.

Secara administratif, Kelurahan Lambung Bukit berada di bawah Kecamatan Pauh yang terdiri dari sembilan kelurahan.

Kantor Kecamatan Pauh sendiri berlokasi di wilayah Pasar Baru. Lambung Bukit menjadi bagian dari Kecamatan Pauh karena luas wilayahnya mencapai 38,80 kilometer persegi atau sekitar 26,52 persen dari total luas Kecamatan Pauh yang sebesar 146,29 kilometer persegi. 

Luas wilayah ini menjadikan Lambung Bukit sebagai kelurahan dengan wilayah terluas dibandingkan delapan kelurahan lainnya di Pauh.

Dari sisi batas wilayah, Kelurahan Lambung Bukit berbatasan langsung dengan beberapa wilayah lain di Kecamatan Pauh maupun daerah sekitarnya.

Secara umum, wilayah Pauh di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kuranji, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Kecamatan Lubuk Begalung, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kuranji dan Kecamatan Padang Timur, serta di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Solok.

Letak ini menempatkan Lambung Bukit sebagai kelurahan yang berada di kawasan pinggiran kota dengan akses menuju daerah pegunungan dan kawasan hinterland Kota Padang.

Kelurahan Lambung Bukit memiliki jarak sekitar 3 kilometer dari ibu kota Kecamatan Pauh dan sekitar 12 kilometer dari pusat pemerintahan Kota Padang.

Jarak ini relatif terjangkau, meskipun kondisi wilayah yang berbukit membuat sebagian kawasan memiliki akses jalan mendaki.

Namun demikian, keberadaan jaringan jalan penghubung antarwilayah tetap mendukung mobilitas masyarakat dan aktivitas pelayanan pemerintahan.

Dari sisi kependudukan, berdasarkan data  BPS Kota Padang, Kelurahan Lambung Bukit memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.306 jiwa pada tahun 2024. Jumlah ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan luas wilayahnya yang cukup besar.

Kepadatan penduduk di Lambung Bukit tercatat sekitar 111 jiwa per kilometer persegi, menjadikannya sebagai salah satu kelurahan dengan tingkat kepadatan terendah di Kecamatan Pauh.

Kondisi ini menunjukkan bahwa Lambung Bukit masih memiliki ruang terbuka yang luas serta tingkat tekanan permukiman yang relatif rendah.

Penduduk Lambung Bukit tersebar di empat Rukun Warga dan 13 Rukun Tetangga. Pola permukiman masyarakat cenderung menyebar mengikuti kondisi topografi wilayah.

Permukiman tidak terpusat di satu kawasan saja, melainkan berada di beberapa kantong pemukiman yang dipisahkan oleh lahan pertanian, kebun, dan kawasan hutan.

Hal ini membuat interaksi sosial masyarakat tetap kuat, namun dengan karakter kehidupan yang lebih tenang dan tidak padat.

Karakter wilayah Kelurahan Lambung Bukit sangat dipengaruhi oleh kondisi geografisnya. Wilayah ini termasuk dalam kategori daerah perbukitan dan sebagian berada di kawasan lereng dengan ketinggian yang bervariasi.

Kecamatan Pauh secara umum memiliki ketinggian antara 10 hingga 1.600 meter di atas permukaan laut, dan Lambung Bukit menjadi salah satu kelurahan yang memiliki kontur wilayah paling beragam.

Kondisi topografi ini memengaruhi jenis pemanfaatan lahan, pola mata pencaharian, serta aktivitas ekonomi masyarakat.

Pemanfaatan lahan di Kelurahan Lambung Bukit didominasi oleh lahan bukan sawah, seperti kebun, ladang, kawasan hutan, serta lahan terbuka lainnya.

Aktivitas pertanian dan perkebunan menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, terutama untuk komoditas hortikultura dan tanaman tahunan.

Selain itu, keberadaan kawasan hijau yang luas menjadikan Lambung Bukit berperan sebagai daerah resapan air dan penyangga lingkungan bagi wilayah Kota Padang.

Topografi penduduk di Lambung Bukit menunjukkan adaptasi masyarakat terhadap kondisi alam. Rumah-rumah penduduk banyak dibangun mengikuti kontur tanah, dengan jarak antarrumah yang relatif berjauhan.

Pola ini mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan ruang tanpa merusak keseimbangan lingkungan. Kehidupan masyarakat cenderung berbasis komunitas, dengan ikatan sosial yang kuat antarwarga.

Sebagai bagian dari Kecamatan Pauh, Kelurahan Lambung Bukit juga berkontribusi dalam mendukung fungsi Pauh sebagai salah satu kawasan pendidikan dan pengembangan wilayah di Kota Padang.

Kecamatan Pauh dikenal sebagai wilayah yang memiliki kombinasi antara kawasan permukiman, pendidikan, pertanian, dan konservasi.

Lambung Bukit, dengan luas wilayah dan karakter alamnya, memiliki potensi besar untuk pengembangan berbasis lingkungan, pertanian berkelanjutan, serta ekowisata di masa mendatang.

Secara keseluruhan, Kelurahan Lambung Bukit merupakan kelurahan dengan karakter wilayah yang unik di Kecamatan Pauh.

Luas wilayah yang besar, kepadatan penduduk yang rendah, kondisi topografi berbukit, serta dominasi lahan hijau menjadikan Lambung Bukit sebagai kawasan yang penting dari sisi lingkungan dan tata ruang Kota Padang.

Kelurahan ini tidak hanya berfungsi sebagai wilayah permukiman, tetapi juga sebagai penyangga ekologis dan ruang tumbuh bagi pengembangan wilayah Kecamatan Pauh secara berkelanjutan.

Banjir Bandang

Kawasan Batu Busuk, yang merupakan salah satu permukiman di Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, kini menjadi perhatian setelah dilanda banjir bandang pada Kamis (27/11/2025) akibat intensitas hujan tinggi dan luapan sungai.

Batu Busuk terletak di area yang topografinya berbukit dan berdekatan dengan aliran sungai yang membelah wilayah Lambung Bukit, sehingga saat hujan deras, debit air cepat meningkat dan berdampak langsung pada permukiman warga. 

Banjir bandang yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir memaksa ratusan warga untuk dievakuasi ke tempat aman oleh BPBD, Basarnas, Damkar, dan relawan setempat karena air masuk ke dalam rumah dan merendam pemukiman.

Respon datang dari berbagai pihak, termasuk tim gabungan dari pemerintah kota yang mengevakuasi warga dan membantu pemulihan akses jalan yang terputus akibat badan jalan tergerus oleh arus banjir.

Upaya pemulihan pascabencana juga melibatkan pengerahan alat berat untuk memperbaiki drainase serta membangun tanggul di sepanjang aliran sungai Batu Busuk agar kejadian serupa dapat diminimalkan di masa mendatang.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.