TRIBUNNEWS.COM - Mungkin sekarang nyaris tak ada yang tersisa untuk Ridwan Kamil berdiri dengan kepala tegak, kecuali masa lalunya yang gemilang sebagai kepala keluarga dan kepala daerah.
Digugat cerai sang istri Atalia Praratya bisa jadi puncak dari serangkaian kejadian negatif beruntun yang dialami oleh Ridwan Kamil. Situasi demikian sering disebut life crises atau krisis kehidupan.
Rangkaiannya mungkin dimulai Mei 2022, saat Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra sulungnya, meninggal dunia di Sungai Aare, Swiss.
Disusul kekalahannya di Pilgub Jakarta 2024.
Baca juga: Ridwan Kamil Digugat Cerai Atalia Praratya, Kuasa Hukum: Cobaan Berat
Namanya juga terseret perkara korupsi pengadaan iklan pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Rumahnya bahkan sempat digeledah.
Tak berhenti di situ. Sekira akhir Maret 2025, publik dikejutkan pengakuan Lisa Mariana lewat media sosial. Ia menyebut punya anak dari hubungan gelapnya dengan Ridwan Kamil.
Sontak Ridwan Kamil membantah tudingan yang dialamatkan kepadanya. Namun, sebagian publik meyakini hubungan mereka pernah ada. Nama baiknya tercoreng. Tak menutup kemungkinan ia merasa dipermalukan.
Setidaknya, Ridwan Kamil sedikit lega karena hasil tes DNA anak Lisa dan dirinya yang difasilitasi oleh pihak kepolisian, dinyatakan tidak identik.
Meski demikian hasil tersebut tak mengubah keadaan. Citra Ridwan kamil sebagai suami setia hancur berantakan. Gugatan cerai Atalia seperti memberi penegasan.
Bisa dibayangkan kondisi mental Ridwan Kamil setelah rentetan kejadian negatif yang menimpanya.
Ia yang dulunya super aktif di media sosial dan nyaris setiap hari mengunggah konten, mendadak hilang dari dunia maya.
Konten terakhir yang diunggahnya di Instagram tertanggal 12 April 2025. Isinya mengenai ucapan terima kasih kepada tim Meta Indonesia yang memulihkan akun IG-nya yang diretas.
Menurut teori mekanisme pertahanan diri atau defense mechanisms Anna Freud, yang dilakukan Ridwan kamil bisa dimaknai sebagai mekanisme pertahanan dalam bentuk penghindaran atau penarikan diri.
Dalam hal ini, individu berusaha menjauhkan diri dari sumber stres berupa interaksi publik, yang didominasi kritik dan penghakiman.
Mengurangi paparan terhadap feedback negatif di media sosial, bisa jadi upaya yang dilakukan untuk mempertahankan sisa energi psikis sekaligus bagaimana dia mengelola krisis.
Serangkaian peristiwa negatif, terutama skandal, telah merobek citra Ridwan Kamil yang dikenal humoris, religius, family man, termasuk suami setia.
Kejatuhan ini adalah proses dekonstruksi simbolik di mana citra "sempurna" dihancurkan oleh realitas yang diungkapkan secara publik, mengubah statusnya dari idola menjadi sasaran kritik, bahkan bullying.