Kisah Bu Uka dan Warga Eks Dolly Surabaya Bangkit Lewat Rumah Batik Kreatif Putat Jaya
December 16, 2025 06:45 AM

 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Rumah Kreatif Batik Putat Jaya terus menjadi ruang pemberdayaan bagi warga eks lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur (Jatim)

Hingga kini, lebih dari 10 kelompok pembatik telah dibina, masing-masing beranggotakan 3–10 orang. 

Dari tempat inilah lahir para perajin batik baru, termasuk Mastukah (52) atau Bu Uka, mantan pedagang nasi pecel yang kini menjadi pembatik andalan.

Dari Pedagang Nasi Pecel Eks Dolly Menjadi Pembatik Terampil

Saat ditemui, Bu Uka tampak tekun mengguratkan malam di atas kain katun sutra sepanjang 2,5 meter, bermotif ikon Kota Surabaya seperti Monumen Tugu Pahlawan.

Ia menuturkan, keterampilan membatik mulai ia tekuni sejak 2018, tanpa latar belakang menggambar.

“Untuk kain 2,5 meter ini butuh waktu sampai satu minggu, tiap hari dari jam 10 sampai jam 17,” ujar Bu Uka, Selasa (18/11/2025).

Motif ikon Surabaya yang ia buat, merupakan desain yang telah didaftarkan hak ciptanya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, sehingga tidak dapat digunakan sembarangan.

Perjalanan Bu Uka memasuki dunia batik dimulai setelah lokalisasi Dolly ditutup. 

Dagangan nasi pecelnya yang dahulu laris manis tak lagi menghasilkan, bahkan merugi selama hampir lima tahun.

“Dulunya saya jualan nasi pecel. Setelah Dolly tutup, jadi sepi. Enggak ada pemasukan,” kata Bu Uka.

Ia kemudian mengikuti pelatihan membatik yang dibina oleh Mulyadi Gunawan (52) atau Pengky. Latihan rutin Senin–Sabtu selama bertahun-tahun, akhirnya membentuk keterampilannya.

Kini, Bu Uka tak hanya memproduksi batik, tetapi juga beberapa kali mendapat pesanan khusus dari Rini Indriyani, istri Wali Kota Surabaya.

“Kemarin satu periode, saya bikin empat kali,” ujar Bu Uka.

Upah dari pesanan batik, menjadi sumber pendapatan yang membantunya membiayai ketiga anaknya.

Endah, Mantan Guru Prakarya yang Menemukan Kenyamanan Baru lewat Membatik

Selain Bu Uka, Rumah Batik Kreatif Putat Jaya juga menarik minat warga dari berbagai latar belakang, termasuk Endah Rahmaniah (66), seorang pensiunan guru prakarya.

Endah mengenal tempat ini dari media sosial. Setelah mengabdikan diri 33 tahun sebagai PNS, ia kini memiliki waktu luang untuk menekuni dunia batik yang membuatnya merasa nyaman.

“Saya suka keterampilan. Setelah pensiun, saya bisa belajar maksimal. Saya enggak punya pengalaman membatik, tapi saya senang melihat prosesnya,” tuturnya.

Endah bahkan membeli perlengkapan sendiri, termasuk kompor batik, demi menekuni hobinya secara serius.

Ruang Pemberdayaan Ekonomi Warga Eks Dolly

Kini, Rumah Kreatif Batik Putat Jaya bukan hanya tempat pelatihan, tetapi juga wadah pemberdayaan ekonomi yang memberi kesempatan baru bagi warga eks Dolly.

Dengan semakin banyaknya warga yang mampu membatik, tempat ini menjadi simbol transformasi sosial kawasan Putat Jaya, dari wilayah kelam, menjadi pusat kreativitas dan UMKM.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.