Ada Fenomena 'Santa Claus Rally' di Penghujung 2025, IPOT Jagokan JPFA, MEDC, INKP dan XIJI
December 16, 2025 06:46 AM

 

SURYA.co.id | SURABAYA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi sepanjang perdagangan pekan lalu 8-12 Desember 2025 dengan kecenderungan melemah, namun sempat mencatatkan All Time High baru di level 8.777 dan asing net buy sebesar 892 bio.

Dalam sepekan terakhir terdapat 6 sektor yang mengalami penguatan, sementara sektor lainnya mencatatkan pelemahan.

Baca juga: IHSG Hampir Tembus All Time High hingga 3 Kali Sepekan Terakhir, IPOT Rekomendasikan Saham Uptrend

Sektor energi menjadi sektor penopang laju IHSG dengan penguatan terbesar yakni (+6,49 persen) yang ditopang oleh kenaikan saham BUMI yang telah mengalami kenaikan sekitar (+54,62 % ) karena pelaku pasar berspekulasi saham BUMI berpotensi besar masuk ke dalam indeks MSCI Standard Cap, sementara saat ini telah tercatat dalam MSCI IMI dan MSCI Small Cap Index.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menyebutkan pergerakan IHSG pada pekan lalu tertopang sejumah sentimen yakni The Fed yang memangkas suku bunga -25bp ke level 3,50 % -3,75 % (inline dengan estimasi) di tengah perbedaan pendapat internal dengan voting 9-3.

Selain itu, ada juga sentimen JOLTs Job Opening Amerika Serikat bulan Oktober yang naik tipis ke level 7,670 jt (vs. September 7,658 jt)

Selanjutnya dari dalam negeri, ada sentimen Consumer Confidence Indonesia bulan November yang meningkat ke level 124 (vs. Oktober 121,2) dan perwakilan dagang AS, Jamieson Greer yang berencana menemui Airlangga Hartarto minggu ini untuk menyelamatkan kesepakatan dagang yang terancam gagal akibat dugaan Indonesia menunda realisasi komitmen penghapusan hambatan non-tarif.

Proyeksi dan Rekomendasi IPOT Pekan ini

Berbicara tentang proyeksi market pekan ini (15-19 Desember 2025), Indri mengimbau para trader dan investor untuk memantau sejumlah sentimen kunci mulai dari Non Farm Payrolls Amerika Serikat Oktober dan November yang akan dirilis bersamaan dengan forecast terjadi penurunan drastis hingga level 55000, S&P Global Composite PMI Flash Amerika Serikat bulan Desember yang diperkirakan akan sedikit melemah namun tetap berada dalam laju ekspansi serta inflasi Amerika Serikat bulan November yang diperkirakan akan turun tipis ke level 3 % .

Sementara itu sentimen domestik yang wajib dipantau pada pekan ini, yakni Bank Indonesia yang akan mengumumkan arah kebijakannya terhadap suku bunga, di mana konsensusnya akan dipangkas 25 bps kembali ke level 4,5 % .

"Berdasarkan sentimen global, yakni konsensus data ekonomi Amerika Serikat, kami menilai kondisi-kondisi tersebut akan membuka peluang yang lebar untuk Federal Reserve melanjutkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada 1Q26 mendatang," analisis Indri.

Ia pun menilai Bank Indonesia masih memiliki peluang yang besar untuk melakukan pemangkasannya, namun IPOT menilai BI tidak akan terburu-buru untuk memangkas tingkat suku bunga acuannya pada pekan ini, kemungkinan akan dipangkas pada awal tahun 2026, sehingga kondisi ini akan membuka kesempatan besar untuk aliran dana masuk ke pasar saham.

"Di sisi lain, kami menilai fokus para pelaku pasar saat ini tengah tertuju pada beberapa emiten yang dinilai memiliki potensi besar untuk masuk dalam rebalancing indeks MSCI, sehingga banyak yang mengambil momentum kenaikan harga secara teknikal tersebut," tandasnya.

Ia pun meyakini kondisi pasar saham saat ini tengah berada di penghujung tahun yang diyakini akan terjadi fenomena 'window dressing' dan 'santa claus rally' pada pasar saham Indonesia.

"Saat ini IHSG tercatat sudah menguat sebesar (+1,78 % MTD). Kami menilai, IHSG masih memiliki peluang untuk dapat melanjutkan penguatannya pada pekan ini dan akan bergerak bervariasi cenderung menguat dalam rentang support 8570 dan resistance 8800."

Merespons dinamika market yang ada saat ini, IPOT yang kini telah bertransformasi menjadi Wealth Creation Platform merekomendasikan strategi investasi pada saham-saham yang siap melaju tertopang fenomena 'window dressing' dan 'santa claus rally' dengan teknikal menarik dan Booster Modal dan instrumen Power Fund Series (PFS) yang kesemuanya ini bisa dikelola dengan fitur Multi-Account.

Hal ini untuk memisahkan setiap strategi ataupun tujuan investasi sehingga risiko lebih mudah dikelola dan fitur Shared Access yang dapat digunakan keluarga dan komunitas agar bisa berkolaborasi dan berinvestasi bersama.

1. Buy JPFA (Current Price: 2.640, Entry: 2.640, Target Price: 2.800 (+6,1 % ), Stop Loss: < 2 xss=removed>

2. Buy on Breakout MEDC (Current Price: 1.315, Entry: 1.340, Target Price: 1.445 (+7,8 % ), Stop Loss: < 1 xss=removed>

3. Buy INKP (Current Price: 8.200, Entry: 8.200, Target Price: 8.800 (+7,3 % ) dan Stop Loss : < 8 xss=removed>

4. Buy Power Fund Series (PFS) Premier ETF Syariah JII (XIJI). IPOT merekomendasikan Power Fund Series (PFS) dengan kode XIJI (Premier ETF Syariah JII) karena memiliki komposisi saham dan bobot yang cukup besar pada sektor energi. Sektor energi masih berpotensi akan menjadi highlight utama pada perdagangan pekan ini.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.