Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Pasca tertimbun longsor Jalan Alternatif Madiun-Ponorogo, tepatnya Dusun/Desa Kandangan, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, kembali terkena dampak cuaca ekstrem, Rabu (19/11/2025).
Sebelumnya, jalan tersebut tertutup Tanah Longsor, Selasa (18/11/2025).
Desa Kandangan berada di lereng Gunung Wilis. Wilayah ini dikenal dengan topografi perbukitan dan perkebunan kopi.
Desa ini dilalui oleh jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Madiun dengan Kabupaten Ponorogo (tepatnya ke arah Telaga Ngebel).
Longsor ini diduga akibat diguyur hujan deras.
Baca juga: Jalur Alternatif Penghubung Madiun-Ponorogo Lumpuh Tertutup Longsor, BPBD Lakukan Pembersihan Manual
Material Tanah Longsor dengan ketebalan sekitar 1 meter, menyebabkan akses jalan sulit dilalui.
Beberapa petani susah payah menerobos Tanah Longsor, meski roda sepeda motor kesulitan berputar lantaran terjebak lumpur.
Kini Pohon berukuran besar tumbang dan menutup total akses jalan tersebut.
Masyarakat bersama personel TNI/Polri serta relawan BPBD bergotong royong membersihkan batang pohon berdiameter sekitar 1,5 meter itu, Kamis pagi (20/11/2025).
Kepala Dusun Kandangan, Desa Kare, Gianto, mengatakan, peristiwa itu terjadi setelah wilayah sekitar diguyur hujan berintensitas tinggi, sejak sore hingga malam.
“Kawasan ini memang masuk wilayah rawan longsor dan pohon tumbang. Struktur tanah yang berada di area tebing tinggi membuat risiko kelongsoran meningkat, setiap kali terjadi hujan deras,” ujar Gianto.
Baca juga: Imbas Tanah Longsor di Wagir Kidul Ponorogo, Akses Jalan Terputus, Warga Memutar Sejauh 5 Km
Menurutnya, setelah pelebaran jalan dulu, tebing kian terbuka, sehingga setiap hujan deras hampir selalu ada longsoran.
“Dalam sebulan terakhir sudah empat kali warga kerja bakti membersihkan material longsor yang menutup jalan,” tuturnya.
Ia menambahkan, Tanah Longsor skala kecil juga kerap terjadi, meski tak berdampak ke pemukiman karena wilayah tersebut didominasi area perkebunan, dan hanya menjadi jalur alternatif menuju Kabupaten Ponorogo, arah Kecamatan Ngebel.
“Kami biasanya mengaktifkan komunikasi dengan warga saat hujan deras mengguyur wilayah setempat, untuk meningkatkan kewaspadaan,” ungkapnya.
Upaya pencegahan juga dilakukan melalui penanaman vegetasi di sekitar tebing jalan.
Meski hujan tidak terlalu deras, tapi mengguyur cukup lama, hingga memicu longsor dan pohon tumbang.
“Setelah pembersihan selesai, akses jalur kembali bisa dilalui kendaraan roda dua. Sementara untuk roda empat, proses pembersihan tinggal menunggu sedikit perapian area bekas tumbangan,” pungkasnya.