TRIBUNJATIM.COM - Raja Charles III asal Kerajaan Inggris meminta agar Presiden Prabowo memusatkan perhatian terhadap gajah dan habitatnya yang hilang.
Gajah Sumatera misalnya yang kini sudah semakin terdesak habitatnya itu akhirnya mendapat perhatian Presiden RI
Raja Juli mengungkapkan ada keputusan terkait hal tersebut yang disampaikan Presiden Prabowo dalam rapat terbatas di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (14/12/2025).
Dalam rapat tersebut, Prabowo menyampaikan kecintaannya terhadap satwa.
Melalui Raja Juli, Presiden Prabowo menyatakan seluruh konsesi PBPH PT Tusam Hutani Lestari di Aceh diserahkan untuk membangun koridor gajah.
Program ini dijalankan bekerja sama dengan WWF sebagai organisasi pelaksana konservasi.
"Seluruh konsesi PBPH-nya diserahkan untuk membuat koridor gajah yang sekarang sudah berdiri bersama dengan WWF, kami kerja erat. Sekali lagi tentang kecintaan beliau terhadap hutan dan satwa kita itu sangat luar biasa," tutur Raja Juli.
Sebelumnya, Prabowo pernah menceritakan soal penyerahan lahan hutan tersebut.
Prabowo menyampaikannya saat memberikan sambutan dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah.
Dalam pidatonya, Prabowo menjelaskan, sebelum terjun ke politik, ia merupakan seorang pengusaha yang memiliki konsesi hutan tanaman industri atau HTI di Aceh.
Luas konsesi tersebut mencapai sekitar 98.000 hektar di Takengon.
"Suatu saat saya didatangi, dikirim utusan ke saya oleh kelompok pecinta atau konservasi alam, WWF. WWF ini pembinanya Raja Charles III, salah satu pembinanya. Utusan datang ke saya. Mereka tahu bahwa saya sebagai pengusaha. Sebelum saya masuk politik, saya pengusaha, saya punya HTI, konsesi HTI di Aceh, dipercaya kepada saya cukup besar itu 98.000 hektar di daerah Takengon, Aceh," kata Prabowo saat itu.
Utusan WWF meminta izin pemanfaatan 10.000 hektar lahan sebagai kawasan perlindungan gajah.
Namun, Prabowo menawarkan lahan dua kali lipat.
"Saya tidak setuju. Tidak akan saya kasih 10.000 hektar untuk kawasan gajah tersebut, saya akan kasih 20.000 hektar,” ujar Prabowo.
Keputusan tersebut kemudian sampai ke telinga Raja Charles III di Inggris.
Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya menerima surat ucapan terima kasih dari Raja Charles III.
Surat itu disampaikan langsung oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Baca juga: Meski Habitat Dirusak, Gajah Tetap Bantu Manusia saat Hadapi Bencana, Foto 4 Gajah Jinak Kini Viral
Presiden Prabowo Subianto menyerahkan konsesi lahan seluas 20.000 hektar di Aceh untuk program konservasi gajah.
Lahan itu berasal dari konsesi miliknya melalui PT Tusam Hutani Lestari.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni menyampaikan, mulanya permintaan tersebut berasal dari organisasi konservasi internasional WWF, yang mana salah satu pembinanya adalah King Charles III (Raja Charles III) dari Inggris.
Raja Charles III disebut meminta Presiden Prabowo untuk mendonasikan konsesi Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) seluas 10.000 hektar untuk konservasi gajah.
"Ketika bertemu dengan King Charles di London tahun yang lalu atau awal tahun ini, beliau diminta untuk mendonasikan 10.000 hektar PBPH milik beliau di Tusam Hutani Lestari di Aceh. Beliau kemudian malah memberikan 20.000 hektar," jelas Raja Juli, dilansir dari Antara, Senin (15/12/2025).
Baca juga: 1.585 Hektar Habitat Gajah Sumatera Diganti Kebun Sawit, Padahal Populasi Hanya Tersisa 50 Ekor
Kurang lebih 1.585 hektar rumah habitat untuk gajah Sumatera justru makin tergeser.
Ribuan hektar habitat gajah itu kini berganti dengan perkebunan sawit.
Koalisi Selamatkan Bentang Seblat di Bengkulu mencatat dalam rentang Januari 2024-Oktober 2025, 1.585 hektare hutan habitat gajah Sumatera di Provinsi Bengkulu beralih fungsi menjadi perkebunan sawit.
Pembukaan hutan secara masif itu terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko.
Selain beralih menjadi perkebunan sawit, sebagian kawasan juga masuk dalam konsesi sejumlah perusahaan kehutanan.
Anggota Koalisi Selamatkan Bentang Seblat, Supintri Yohar dari Yayasan Auriga, mengatakan, lokasi perambahan yang diduga menggunakan alat berat ini merupakan habitat utama gajah Sumatera yang berada dalam areal Hutan Produksi (HP) Air Rami dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Lebong Kandis, yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
“Ada perubahan tutupan hutan secara masif di habitat kunci gajah Sumatera dalam dua tahun terakhir ini dengan luas mencapai 1.585 hektar,” katanya dalam rilis yang diterima Kompas.com di Bengkulu, Selasa (28/10/2025), seperti dilansir TribunJatim.com
Ia mengatakan bahwa analisis citra sentinel hingga awal Oktober 2025 menunjukkan bahwa tutupan hutan alam menjadi lahan terbuka seluas 1.585 hektare, antara lain pembukaan dalam kawasan HP Air Rami tahun 2024 seluas 270 ha dan tahun 2025 seluas 560 ha.
Pembukaan HPT Lebong Kandis tahun 2024 seluas 397 ha dan pembukaan tahun 2025 seluas 358 ha.
Baca juga: Tebing Setinggi 10 Meter Longsor Hancurkan Rumah Warga Ngebel Ponorogo, 2 KK Mengungsi
Lokasi pembabatan hutan alam di kawasan HPT Lebong Kandis secara lebih detail ditunjukkan lewat titik koordinat nomor TK.1 2°54'17.26"S - 101°44’7.35”T, TK.2 2°54'43.73"S - 101°46’9.71”T, dan TK.3 2°54'28.59"S - 101°45’45.59"T serta TK.4 2°54'41.84"S - 101°47’7.65”T
“Bahkan dari pantauan kami, perambahan sudah masuk ke kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) pada titik koordinat TK.5 2°53'54.72"S - 101°46'50.30"T seluas 3 hingga 4 ha,” ucapnya.
Supin menambahkan, sejak tahun 2020, Koalisi Selamatkan Bentang Seblat telah mendesak Kementerian Kehutanan untuk mencabut izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) atau Hak Pengusahaan Hutan (HPH) karena tidak mematuhi kewajiban pengamanan di wilayah kerjanya dan membiarkan wilayahnya dirambah serta diperjualbelikan.
Anggota Koalisi Selamatkan Bentang Seblat lainnya, Ali Akbar dari Kanopi Hijau Indonesia, menilai perusakan kawasan hutan ini menunjukkan bahwa aparatur negara tidak memiliki kemampuan untuk memastikan Bentang Seblat sebagai rumah terakhir gajah Sumatera di Bengkulu.
“Ini menunjukkan pemerintah tidak sanggup mengamankan hutan dan populasi gajah yang tersisa serta aman dari segala tindakan kejahatan kehutanan. Fungsi ekologis penting kawasan ini, seperti fungsi hidrologis dan penjaga stabilitas iklim, juga tidak membuat negara bergeming,” katanya.
Berdasarkan pemantauan dan analisis koalisi, diduga kuat telah terjadi jual beli kawasan hutan Bentang Seblat hingga ratusan hektar di wilayah Kabupaten Mukomuko.
Wilayah Bentang Seblat masuk dalam kawasan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) koridor gajah seluas 80.987 hektare.
Area ini merupakan jalur jelajah atau home range gajah Sumatera yang tersisa di Bengkulu, yang diperkirakan hanya tersisa tidak lebih dari 50 ekor.