Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Suyudi Ario Seto meminta pelajar berhati-hati atas jenis narkoba kemasan baru berbahan sintesis kimiawi yang sering ditemukan pada makanan dan yaminuman.
"Bandar narkoba tidak hanya menawarkan narkotika dengan bentuk konvensional saja, tetapi sekarang sudah membalut dengan kemasan, yaitu dengan narkotika kekinian yang bahannya adalah sintetis kimiawi. Kalau dulu kita kenal ada yang namanya ganja, kokain heroin, morfin, putaw, sekarang ada bentuk kemasan yang lain," ujarnya dalam acara BNN Goes to School War on Drugs for Humanity di SMPN 70 Jakarta Pusat, Selasa.
Narkoba sintetis kimiawi, kata Suyudi, dikenal dengan istilah new psychoactive substances (NPS). Jumlah peredaran narkoba ini tersebar di dunia kurang lebih 1.300 lebih jenis dan di Indonesia mempunyai 175 jenis.
"Dikenal dengan NPS, new psychoactive substances. Jumlahnya di dunia ini sudah hampir 1.300 lebih. NPS ini di Indonesia kurang lebih ada 175 jenis," katanya.
Suyudi mengungkapkan bahwa terdapat satu jenis narkotika bernama etomidate, masuk ke dalam golongan 2, dan dipergunakan sebagai obat bius. Narkoba tersebut sering ditemukan di makanan-makanan ringan, dan jajanan anak-anak.
"Mereka memasukkan narkoba ke kemasan-kemasan, seperti permen, makanan-makanan ringan, cookies, bahkan ke minuman-minuman happy water," ungkapnya.
Adapun, produk-produk itu muncul melalui pergaulan. Suyudi pun menyampaikan bahwa pergaulan digital saat ini bisa sangat mempengaruhi psikologis anak-anak.
Bandar narkoba, tutur Suyudi, datang ke kehidupan anak lewat penggunaan gawai, yakni aktivitas mencari informasi dapat menjadi celah awal narkotika masuk melalui tekanan gaya hidup melalui fenomena fear of missing out atau FOMO.
“Tekanan gaya hidup karena melihat di media sosial, standar sosial media, hingga fenomena fear of missing out atau dikenal dengan FOMO. Nah, celah-celah psikologis inilah, seperti rasa cemas, keinginan untuk terlihat keren atau sekedar ingin lari dari masalah. Ini yang seringkali dimanfaatkan oleh sindikat-sindikat narkotika,” tuturnya.
Menurut Suyudi, bandar narkoba saat ini sangat gencar menyelundupkan narkoba dengan berbagai cara. Ia mengingatkan kepada para orang tua untuk terus memperhatikan anak-anak dalam pergaulannya, karena narkotika tidak mengenal latar belakang seseorang.
"Narkotika tidak pernah mengenal tempat, tidak pernah mengenal usia, tidak pernah mengenal latar belakang seseorang. Nah, ini harus hati-hati, bapak-ibu sekalian," ucapnya.







