TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melakukan kunjungan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Senin (15/12/2025) sore.
Bupati Blora Arief Rohman, bersama rombongan memaparkan beragam potensi yang ada di Blora.
Dari paparan itu, diharapkan ada dukungan dari IPB University untuk memajukan Blora, utamanya di sektor pertanian.
Bupati Blora Arief Rohman, mengatakan saat ini kabupaten Blora tengah mengembangkan pertanian berbasis pertanian organik.
"Jadi kita memang sedang mengembangkan pertanian berbasis sehat, pertanian organik. Karena potensi tanah kami melimpah sehingga kita berupaya untuk organik berhasil kita kembangkan," terangnya.
Lebih lanjut, Bupati Arief menyebut potensi Blora, lainnya yakni Blora termasuk daerah penghasil jagung terbesar kedua di Jawa Tengah.
"Dengan potensi ini kita punya mimpi agar di Blora ini ada pabrik pakan ternak. Sebab di Blora sangat melimpah bahan bakunya," jelasnya.
Hal itu didukung dengan populasi ternak di Blora yang cukup besar. Bupati Arief Rohman bermimpi jika sektor pertanian, peternakan hulu hingga hilir digarap dengan optimal, maka Blora akan menjadi kabupaten yang maju.
"Bahan baku dari Blora, harapannya juga diolah di Blora jadi pakan ternak. Kemudian ternaknya bagaimana juga diolah di Blora, dipotong di Blora, jadi produk turunannya di Blora," terangnya.
Menurut Arief itu juga merupakan bagian dari untuk ikut mensukseskan program Presiden Prabowo Subianto terkait ketahanan pangan.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar Kabupaten Blora dengan IPB University bisa bersinergi.
"Kami berharap nanti ke depan dengan keterbatasan anggaran yang kami miliki, dari inovasi-inovasi yang diberikan oleh IPB, kami berharap nanti bisa menjadi daerah yang memang secara branding untuk mendukung program pangan ini kita penuhi."
"Sinergi antara pemerintah dengan stakeholder ini bisa kita jalani bersama, yang muaranya adalah untuk kesejahteraan masyarakat," paparnya.
Dekan Fakultas Pertanian IPB University, Prof Suryo Wiyono, mengatakan siap mendukung Pemkab Blora untuk memajukan sektor pertanian.
IPB University berniat untuk memberikan bantuan jaringan Stasiun Cuaca Otomatis atau Automatic Weather Station Community (AWS) berbasis Komunitas sebagai sumber data cuaca lokal yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan di sektor pertanian.
Menurut Prof Suryo, dengan alat tersebut bisa membantu petani menentukan jadwal tanam, pemupukan, pengendalian hama, panen, serta peringatan dini terhadap ancaman penyakit dan hama tanaman.
"Tapi harus ada yang mau memelihara alatnya, dan harus ada operatornya yang mengoperasikan, agar bertahan lama," paparnya.
Baca juga: Pengelola Wisata Kebumen Diminta Pastikan Kelaikan Wahana dan Kesiapan Petugas Sambut Nataru
Sementara itu, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University , Prof. Dwi Andreas Santosa, juga mengungkapkan pandangannya untuk Blora.
Prof Andreas yang merupakan kelahiran Blora itu, menilai jika Blora cocok dikembangkan tanaman hortikultura cabai.
"Jadi dulu Blora itu pernah jadi sentra cabai, padahal cabai ini sangat jelek karena kalau kita bisa mengelola pertanaman cabai dengan benar, petani bisa lumayan itu penghasilannya."
"Karena pola harga cabai itu kita sudah tahu. Misalnya kalau bulan Juni, Juli itu pasti tinggi. Lalu kemudian turun. Lalu kemudian mendekati Desember seperti ini tinggi lagi. Sekarang kan sudah di atas 100.000 per kilogram di beberapa tempat," jelasnya.
Berdasarkan hal itulah, menurutnya cabai cukup cocok jika dikembangkan di Kabupaten Blora.
"Jadi, saya kira cabai dan produk-produk hortikultura lain ini yang menarik untuk dikembangkan ke depan untuk Blora," paparnya.(Iqs)