TRIBUNSUMSEL.COM - Reaksi Alham Wumala Siagi, suami Faizah Soraya yang tewas diduga ditikam anak kandung mereka sendiri.
Faizah Soraya ditemukan tewas bersimbah darah dalam kamar rumahnya di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Sumatera Utara pada Rabu (10/11/2025) pukul 05.00 wib.
Kepergian Faizah meninggalkan duka yang mendalam, salah satu sang suami.
Suhartono, Kepala Lingkungan V, melihat Alham dalam kondisi terpukul dan menangis histeris saat peristiwa itu terjadi.
Namun, menurut kesaksian tetangga, Alham sempat menunjukkan sikap gelisah.
Setelah insiden, ia terlihat mondar-mandir di depan rumah yang telah dipasangi garis polisi.
Sesekali menatap ke dalam rumah dengan wajah pucat setelah prosesi pemakaman.
"Itu suami korban yang mondar-mandir dari tadi pagi. Dia terlihat sangat terpukul," ujar seorang warga, melansir Tribun Medan.
Saat dimintai keterangan, Alham masih bungkam.
"Maaf ya, saya masih berduka," katanya.
Baca juga: Gelagat Bocah SD Kelas 6 usai Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan, Duduk di Sofa
Tono mengungkapkan jika Alham sempat bercerita kalau ada kejadian yang diduga memicu sang anak marah.
Suhartono mengatakan, korban sempat memarahi anak pertamanya sebelum kejadian.
Lalu putri bungsunya itu diduga tidak terima ketika ibunya memarahi sang kakak.
"Tadi saya tanya ayahnya, semalam kakaknya dimarahin sama korban," katanya.
Tono menyampaikan, terduga pelaku anak tidak menangis sama sekali, sementara sang suami tak kuasa menahan tangis melihat istrinya sudah meninggal dunia.
Saat kejadian, sang suami, tidur di kamar lantai dua karena dikabarkan sudah pisah ranjang meski tinggal dalam satu atap.
Sementara, korban tidur bersama kedua anaknya di kamar lantai bawah.
Tak hanya tidak tidur bersama, korban dan suaminya juga jarang terlihat di media sosialnya.
Pada akun Instagram Faizah Soraya, ia tak pernah memposting sang suami.
Bahkan di hari-hari penting seperti ulang tahun anaknya, atau acara penting lain sang suami tak pernah ada.
Sementara, pihak keluarga justru heran kenapa Alham bisa ada di rumah itu lagi.
Padahal ia sudah mengucap ingin bercerai dengan Faizah.
Hal itu diungkap oleh keluarga korban melalui akun Instagram @pakdebrewok2122.
Pihak keluarga tak percaya terduga pelaku yang berinisial SAS (12) tega membunuh ibu kandungnya sendiri.
"Izin klarifikasi karna ini keluarga saya, Kejadian subuh pagi, diduga si adek bunuh mamanya. Kami sekeluarga gak percaya karna alasan yang gak masuk di logika bahwa adeknya dendam karna kakaknya di marahin mama nya," tulis akun itu.
Bahkan keluarga menaruh curiga pada Alham yang ternyata ada di rumah tersebut.
Sebab sepengetahuan keluarga, Alham sudah mengucap minta cerai pada Faizah.
Ia juga menyebut kalau alasan Alham ingin cerai yakni karena selingkuh dengan wanita lain.
"Dan yang buat kami gak percaya adalah sebelum kejadian si jantan ini selingkuh dan udah minta cerai tapi si istri gak mau dan udah pisah ranjang dan ntah kenapa bisa balik lagi kerumah itu," tulisnya lagi.
Bahkan keluarga pun heran kenapa Alham tidak mendengar teriakan Faizah saat kejadian.
Ia mengaku hanya melihat putri bungsunya memegang pisau.
"Dan semua adalah alibi si ayah nya bilang adeknya di kamar megang pisau bunuh mama nya dan dia katanya tidur di atas jadi gak dengan katanya tolong pak polisi selidiki ini jantan dan sekarang si jantan ini bisa keluar kemana2 logika ini adek masih kelas 6 SD bukan SMP ya kawan2 dan luka tusuk ada 20 tusukan logika aja gak teriak mamaknya klok gak di bekap," tulisnya lagi.
Sebelumnya, Jasad Faizah Soraya ditemukan tewas bersimbah darah di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Sumatera Utara pada Rabu (10/11/2025).
Ia diduga ditusuk sebanyak 20 kali oleh putri bungsunya, SAS menggunakan pisau dapur.
Insiden penikaman diduga dilakukan seorang anak kelas 6 SD, SAS (12) terhadap ibu kandungnya sendiri, Faizah Soraya, hingga tewas menggegerkan warga Medan.
Jasad Faizah pertama kali ditemukan oleh anak pertamanya pada pukul 05.00 WIB.
Anak sulung korban kemudian menjerit histeris saat mendapati ibunya terkapar bersimbah darah.
Dari informasi yang sama, disebutkan bahwa si bungsu memegang pisau.
Korban diduga ditusuk sebanyak 20 kali oleh SAS menggunakan pisau dapur.
Atas tindakan tersebut, SAS merasa tersinggung dan berusaha membela sang kakak.
Saat kejadian, tak langsung membawa istrinya ke rumah sakit, namun menghubungi pihak RS Colombia.
Sang suami juga menghubungi petugas Polsek Medan Sunggal.
Kemudian, petugas dari Unit Reskrim Polsek Medan Sunggal dan tim Inafis Polrestabes Medan yang tiba di lokasi segera melakukan olah TKP.
Petugas berhasil mengamankan barang bukti senjata tajam jenis pisau diduga digunakan dalam kejadian tersebut.
Suami dan anak pertama korban pun telah diperiksa polisi.
Setelah olah TKP, jenazah korban dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Medan untuk autopsi. Kini, jenazah korban telah disemayamkan dan dikebumikan oleh pihak keluarga.
Saat ini, terduga pelaku, seorang anak perempuan berinisial SAS (12) sedang menjalani observasi psikologi forensik di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Medan.
Iptu Dearma Agustina, Kanit PPA Polrestabes Medan, mengonfirmasi bahwa observasi psikologi forensik telah dilakukan selama dua hari terhadap terduga pelaku.
"Masih kami observasi psikologi forensik. Sudah 2 hari kami lakukan observasi," ujarnya kepada awak media, Jumat (12/12/2025).
Dearma juga meluruskan informasi sebelumnya mengenai terduga pelaku SAS, yang awalnya dikabarkan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP), dari hasil penelusuran polisi, terduga pelaku ternyata masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas 6.
"Bukan SMP, tapi SD di salah satu sekolah di Medan," jelasnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto, juga mengonfirmasi bahwa pelaku telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif.
"Pelaku sudah dibawa ke Polrestabes Medan, hingga kini masih proses pendalaman dan pemeriksaan dengan pendampingan," ucapnya.
Bayu menjelaskan bahwa proses pemeriksaan terhadap A dilakukan dengan hati-hati mengingat usianya yang masih di bawah umur dan kondisi psikologisnya.
"Masih kita periksa, karena masih kecil dan trauma, dan harus ada pendamping nih," kata AKBP Bayu saat dikonfirmasi awak media.
Sementara itu, motif di balik perbuatan keji tersebut masih menjadi fokus penyelidikan.
Saat ini polisi masih mendalami kasus tersebut, termasuk jumlah dan luka tusukan pada korban.
"Untuk tusukan terhadap korban kita masih mendalami. Masih di dalami," lanjutnya.
Penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap motif dan kemungkinan keterlibatan pihak lain.
Pemeriksaan mendalam tidak hanya dilakukan terhadap terduga pelaku, tetapi juga terhadap ayah dan kakak kandungnya.
"Intinya masih penyelidikan, untuk memastikan siapa pelaku atau memang itu pelaku utama atau ada pelaku lainnya. Saksi ayah dan kakaknya pelaku, anak itu (terduga pelaku) juga sudah ngaku," ungkap Iptu Dearma.
Sementara itu, SAS yang masih di bawah umur diperiksa dengan pendampingan sang ayah.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com