TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Proyek RDMP Balikpapan dinilai memiliki dampak strategis jangka panjang terhadap ketahanan energi nasional sekaligus memberikan kontribusi signifikan bagi fiskal negara.
Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang dijalankan Pertamina ini menjadi salah satu fondasi penting dalam memperkuat kemandirian energi Indonesia di tengah tingginya ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).
Terutama dalam upaya membangun ketahanan energi nasional dan memberikan efek positif terhadap fiskal negara.
Hal ini disampaikan oleh Dr. Andi Jumardi, S.T., M.T., Peneliti energi sekaligus Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Migas (STT Migas) Balikpapan.
Dr. Andi menjelaskan bahwa proyek RDMP Balikpapan bertujuan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak (processing) secara drastis, yaitu dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari, atau ada kenaikan sebesar 100.000 barel per hari.
Baca juga: DPRD Balikpapan Dorong Skill Warga demi Serapan Kerja Proyek RDMP
Peningkatan kapasitas ini sangat krusial mengingat adanya ketidakseimbangan antara kapasitas produksi BBM nasional dengan tingkat konsumsi masyarakat.
"Kapasitas pengolahan BBM kita dalam skala nasional sebelum proyek RDMP ini running itu sekitar 1 jutaan barel per hari, sementara konsumsi BBM kita di kisaran 1,5 sampai 1,6 juta barel per hari," ujar Dr. Andi, kepada Tribun Kaltim, Selasa (16/12/2025).
Kesenjangan yang cukup besar tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Indonesia dalam memproduksi dan menyediakan BBM domestik sangat terbatas.
Dengan adanya peningkatan kapasitas kilang sekitar 10 persen ini, RDMP akan secara langsung berkontribusi dalam membangun ketahanan energi nasional.
“RDMP membantu pemerintah memenuhi kebutuhan domestik,” sebutnya.
Baca juga: Alasan Peresmian RDMP Ditunda, Harapan DPRD Kaltim dan Balikpapan soal Tenaga Kerja Lokal
Dampak Nyata terhadap Fiskal Negara
Selain aspek ketahanan energi, proyek RDMP Balikpapan, yang saat ini masuk dalam tier kedua atau tahapan upgrade, juga memberikan dampak positif pada kondisi fiskal (pendapatan dan belanja) negara.
Menurut Dr. Andi, skema pembiayaan proyek RDMP Balikpapan merupakan gabungan antara investasi murni Pertamina dan skema joint venture (usaha patungan) dengan mitra dari luar.
Dampak positif terhadap fiskal mencakup dua hal utama:
"Multiplier effect itu, baik itu dari sektor ketenagakerjaan, kemudian dari sektor barang dan jasa, dari sektor UMKM, itu sisi sosialnya. Sisi skala nasional tentu mendatangkan penanaman modal yang sangat signifikan sekali," tukas Dr. Andi.
Baca juga: RDMP Balikpapan Akan Beroperasi, Anggota DPRD Gasali Dorong Pertamina Prioritas Tenaga Kerja Lokal
Selain itu, investasi yang masuk dan berjalan ini juga memberikan dampak pendapatan terhadap negara melalui sektor pajak dan penerimaan lainnya.
"Dampak fiskal itu adalah pengurangan impor BBM dan peningkatan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Ini adalah kontribusi proyek RDMP bagi ketahanan energi nasional dan juga pembangunan ekonomi nasional," pungkas akademisi lulusan doktor Teknik Perminyakan ITB ini. (*)