Pasokan Listrik Terbatas Pascabencana di Sumatera, Ratusan Pasien Gagal Ginjal Tertunda Cuci Darah
December 17, 2025 07:38 AM

 

 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Operasi layanan kesehatan pascabencana di Sumatera masih terkendala pasokan listrik yang terbatas.

Kondisi ini menyebabkan, layanan hemodialisis bagi ratusan pasien harus tertunda.

Baca juga: Farmasi dan Layanan Cuci Darah RSUD Aceh Tamiang Segera Beroperasi Kembali

Hemodialisis merupakan prosedur medis untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa dan kelebihan cairan ketika ginjal seseorang tidak mampu melakukannya secara normal.

Biasanya prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami gagal ginjal akut atau kronis.

Hemodialisis juga disebut dengan istilah awam cuci darah.

Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat pada akhir November lalu, meluluhlantahkan ribuan rumah, merusak berbagai fasilitas publik hingga 1.000an orang meninggal dunia.

Sudah hampir dua minggu berlalu, sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah Aceh dan Sumatera Utara mulai kembali beroperasi pascabencana.

Merujuk Laporan Situasi Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat pada 15 Desember 2025 pukul 22.00 WIB, di Aceh Tamiang, RSUD Muda Sedia telah membuka layanan IGD, rawat inap, rawat jalan, serta kamar operasi. 

ILUSTRASI CUCI DARAH -  Dengan rutin menjalani cuci darah, pasien gagal ginjal bisa tetap beraktivitas dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman. Inovasi teknologi peralatan ginjal makin berkembang sehingga mampu menyaring racun secara maksimal.
ILUSTRASI CUCI DARAH - Dengan rutin menjalani cuci darah, pasien gagal ginjal bisa tetap beraktivitas dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman. Inovasi teknologi peralatan ginjal makin berkembang sehingga mampu menyaring racun secara maksimal. (dok Tribun Jogja)

Meski demikian, layanan ICU dan hemodialisis belum dapat dijalankan karena kendala teknis, termasuk instalasi air dan pengecekan alat kesehatan. Kondisi listrik dilaporkan aman, namun beberapa alat laboratorium mengalami kerusakan akibat bencana.

Di Kota Langsa, RSUD Langsa telah mengaktifkan layanan IGD, rawat inap, serta beberapa layanan penunjang seperti ICU, NICU, dan ruang bedah. 

Namun, layanan hemodialisis dan radiologi belum dapat beroperasi karena aliran listrik PLN terhenti selama enam hari, sehingga mesin yang tersedia belum dapat digunakan.

Kondisi serupa terjadi di RSUD Zubir Mahmud, Aceh Timur.

Layanan dasar seperti IGD, laboratorium klinik, dan rawat inap telah berjalan, tetapi layanan hemodialisis dan radiologi masih terhenti akibat pemadaman listrik PLN selama empat hari.

Rumah sakit ini membutuhkan pasokan genset dan BBM agar seluruh layanan dapat kembali normal.

Sementara itu, RSUD Sultan Abdul Azis Syah (SAAS) Peureulak, Aceh Timur, juga mulai mengoperasikan layanan IGD dan sejumlah poliklinik. 

Sslain ketidakstabilan listrik, ketersediaan air bersih masih terbatas dan sebagian alat radiologi dilaporkan rusak juga menjadi kendala di sejumlah RSUD. 

Beberapa rumah sakit terpaksa membeli air bersih untuk menjaga operasional layanan dasar.

Di Sumatera Utara, RSUD Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, tetap melayani pasien meski dengan fasilitas terbatas.

RS Mulai Beroperasi Bertahap

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan seluruh rumah sakit yang sempat terdampak bencana di wilayah Sumatera kini telah kembali beroperasi secara bertahap. 

Pemerintah memastikan layanan kesehatan tetap berjalan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat terdampak.

Pada tanggal 26 November lalu, terdapat 41 rumah sakit yang tidak dapat beroperasi akibat bencana. 

"Alhamdulillah, hari ini 100 persen rumah sakit tersebut sudah mulai beroperasi kembali, meskipun secara bertahap, dimulai dari layanan IGD dan ruang operasi,” ujar dia dalam rapat kabinet paripurna, Senin (15/12). 

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Agus Jamaludin menambahkan, pemulihan layanan kesehatan pascabencana difokuskan pada memastikan layanan dasar tetap berjalan sembari mempercepat pemulihan sarana pendukung. 

“Sebagian besar rumah sakit sudah mulai melayani pasien, namun memang masih ada kendala listrik dan air bersih. Ini yang sedang kami dorong percepatannya agar layanan kritis seperti hemodialisis dan radiologi bisa segera beroperasi,” ujar Agus.

Ia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk penyediaan genset, BBM, serta perbaikan jaringan listrik. 

“Keselamatan pasien menjadi prioritas utama. Kami pastikan dukungan logistik kesehatan dan teknis terus dilakukan sampai layanan rumah sakit kembali normal sepenuhnya,” kata Agus.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.