TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Luasnya area hingga karakter sungai di lokasi pencarian, membuat upaya tim SAR mencari puluhan jiwa yang hilang di Sumatra Barat (Sumbar) dalam banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga pekan lalu menjadi tidak mudah.
Pada pekan ketiga pascabencana, hingga Senin (15/12/2025) pukul 08.00 WIB, Basarnas mencatat separuh lebih korban yang masih dalam pencarian atau hilang di Sumatera Barat berada di Kabupaten Agam.
Hingga kini, sebanyak 53 korban masih dalam pencarian di Kabupaten Agam.
Baca juga: Bidan Fetri Tolong Pasien Banjir Bandang di Agam yang Berlumuran Lumpur dan Alami Patah Tulang
Sementara itu, sisanya tersebar di tiga kabupaten/kota lain yakni Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang Panjang.
Meski demikian, Tim SAR di lapangan masih terus berupaya melakukan pencarian di sejumlah wilayah hingga hari ini Rabu (17/12/2025).
Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, mengakui upaya yang terus dilakukan tim SAR di lapangan menghadapi sejumlah kendala.
"Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh tim gabungan saat melakukan pencarian: tingginya timbunan material dari tanah, batu dan kayu. Juga luas area pencarian yang sangat luas," kata Abdul Malik saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (17/12/2025).
Sebagai gambaran, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025, luas Kabupaten Agam mencapai 2.226,27 Km⊃2;.
Luas itu sama dengan 3,5 kali lipat lebih dari luas daratan Provinsi DKI Jakarta yang hanya 661,5 Km⊃2;.
Sedangkan kecamatan terluas dari 16 kecamatan di Kabupaten Agam yakni Kecamatan Palembayan, luasnya mencapai 349,77 Km2.
Jumlah itu mencapai lebih dari separuh luas daratan Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, dalam berbagai video pencarian dan pertolongan yang dipublikasikan Kantor SAR Padang di media sosial, tampak personel Basarnas dan unsur SAR lainnya harus menggunakan cangkul atau linggis untuk mengorek lumpur demi mencari para korban yang hilang.
Baca juga: Bambang Haryo Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Agam, Dorong Percepatan Pemulihan Pascabencana
Sejumlah jenazah korban hilang pun mereka temukan di antara lumpur dan tanah yang bercampur dengan puing-puing bangunan maupun batang-batang pepohonan.
"Bantuan ekskavator juga ada, namun terbatas pergerakan karena akses yang tidak bisa dilalui dan dimasuki oleh ekskavator tersebut," imbuhya.
Tidak hanya itu, menurut Abdul Malik, tim SAR di lapangan juga menghadapi kendala cuaca.
Cuaca yang sering hujan dan pergerakan tanah yang terkadang masih bergerak di hulu, meningkatkan risiko tim pencari dan penolong untuk bekerja.
Ditambah lagi dengan karakter sungai di area pencarian.
"Karakter sungai di lokasi kejadian berarus deras dan bebatuan," ungkap dia.
Baca juga: Ratusan Sembako dan Makanan Bayi Dikirim Anak Usaha BUMN ke Tapteng, Aceh dan Agam
Selain di Kabupaten Agam, Abdul Malik menuturkan kendala itu juga dihadapi dalam pencarian korban hilang di kabupaten/kota lainnya di Sumatera Barat.
"Sama dengan area pencarian yang ada di Padang Panjang dan Padang Pariaman, " pungkasnya.
Basarnas mencatat sebanyak 86 orang masih dinyatakan hilang dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Barat sejak akhir November 2025 lalu.
Sebanyak 86 orang itu tersebar di empat kabupaten/kota yakni Kabupaten Pasaman Barat 3 orang, Kabupaten Agam 53 orang, Kabupaten Padang Pariaman 1 orang, dan Kota Padang Panjang 29 orang.